15: AKU ATAU DIA?

2K 127 4
                                    

Melody membuka matanya perlahan. Hal yang pertama kali dilihatnya adalah dua cewe yang kini menghalangi cahaya masuk dari ventilasi jendela. Siapa lagi kalau bukan Ayna dan Viola. Kedua gadis yang menghalangi cahaya masuk itu kini langsung histeris saat mendapati Melody membuka matanya.

"Mel! Bangun juga akhirnya!" Ayna menekan pipi Melody hingga membuat bibir gadis itu seperti bebek.

"Ish, apa sih Ayna. Gue kenapa bisa disini coba? Kalian kenapa ga masuk kelas? Ini perut gue juga kenapa laper banget dah!" oceh Melody.

Viola mengambil bungkusan yang ia letakkan di meja lalu mendekatkan kursi yang ia sempat duduki kearah ranjang Melody. "Nanyanya satu dulu napa. Makan dulu nih, nasi dari sang pangeran tak berkuda."

"Pangeran apaan sih, alay!" Melody memposisikan dirinya duduk lalu meraih bungkusan yang diletakkan Viola di ranjangnya. Sebuah nasi gurih, cukuplah untuk mengganjal perutnya pagi ini. Tapi tunggu, Melody melihat arloji birunya lalu terkejut saat melihat arah jarum pendeknya.

"GUE PINGSAN BERAPA JAM?" tanya nya terkejut.

"Jangan teriak bahlul!" Ayna menoyor kecil kepala Melody. "Biar gue jelasin ya Melody si cewe yang hampir bikin satu srendana gregetan abis. Lo makan dah, gue cerita." sambung Ayna.

Melody mengangguk lalu mulai menyendokkan nasi gurih itu ke mulutnya sembari menunggu Ayna bercerita.

Ayna berdehem lalu menceritakan kejadian yang terjadi tadi, "Jadi tadi lo pingsan pas upacara dan yang ngangkat itu Aldi,"

"Uhuk! Uhuk! Hmm, air plis." Melody terbatuk saat mendengar nama Aldi yang keluar dari mulut Ayna. Ia segera meminum segelas air yang diberikan Viola lalu menarik nafasnya.

"Kaget kan lo? Masih mau ngatain kita alay? Lo tau gimana tadi tatapan anak cewe kearah lo yang lagi pingsan? Serem abis. Tapi lo lucky banget sumpah bisa digendong sama Aldi kaya di ftv."

Melody menggeleng. "Apanya yang lucky! Ini namanya gue udah ngebakar kumpulan cabe. Sekarang itu cowo mana?" tanya Melody.

Kedua temannya itu sama-sama menghendikkan bahu. Melody dengan cepat menghabiskan nasi gurihnya agar ia bisa masuk kelas setelah bel masuk berbunyi.

r e p i t i e n d o

Melody duduk dengan senyum sumringahnya. Perutnya sudah tidak lapar lagi, wajahnya juga sudah berseri-seri. Tidurnya sudah cukup saat pingsan tadi. Kini ia sudah duduk sambil mendengarkan ceramah dari guru agama di depan. Ia mendengarkan ceramah itu dengan tenang dan senang sedangkan pria di sebelahnya malah tenang dengan tidurnya.

"Lo dirumah ngapain aja sih? Tidur mulu." bisik Melody pada Aldi. Pria itu langsung membuka matanya dan melirik kearah Melody lalu memejamkan matanya lagi.

"Gue dirumah keasikan rindu sama mikirin lo makanya sampe sekolah ngantuk." ucap pria itu dengan mata yang masih terpejam.

Melody memutar kedua bola matanya malas. Tentu saja ia berusaha tidak baper. Dia sangat malas untuk menggantungkan harapan karena ucapan manis dari pria di sebelahnya.

Aldi membuka sebelah matanya saat melihat tidak ada reaksi malu atau salah tingkah dari Melody. Memang ajaib! Gadis lain hanya ditatap sendu oleh Aldi saja sudah hampir tidak bergaya. Gadis disebelahnya ini, selalu saja membuat dia gemas dan tak berhenti menggapai.

Setelah tiga jam mendapat siraman rohani dari guru agama, waktu istirahat pun tiba. Melody memasukkan bukunya kedalam tas lalu mengambil buku untuk les selanjutnya. Aldi menggeser sedikit tempat duduk Melody lalu lewat dari celah kecil itu untuk istirahat.

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]Where stories live. Discover now