60: USAI

1K 99 8
                                    

Setelah mendengar opini yang diucapkan Regan melalui telepon siang tadi, Melody jadi takut untuk bertemu Kavin. Dia mengunci kamar dan keluar apabila Kavin sudah pergi. Sesekali ia mengintip lalu jika pria itu masih ada dia akan kembali masuk.

Dari semua kemungkinan bahwa Kavin adalah pelakunya ada satu yang membuat Melody bertanya-tanya.

Apa sebenarnya kesalahan yang ia perbuat?

Sejak sore Melody melihat Kavin tidak ada di rumah. Ia pun keluar dari kamar untuk mengambil beberapa cemilan di kulkas. Dengan ponsel yang ia selipkan diantara lengan dan tubuhnya ia mengambil beberapa makanan.

"Butuh bantuan?"

Jantung Melody seakan berhenti ketika mendengar suara itu. Ia terkejut dengan suara yang tiba-tiba sekali dan saat ia menoleh dia langsung menatap pemilik suara yang sangat ia kenali. Kavin berdiri disana dengan wajah datarnya.

Pria itu lalu menaikkan alisnya. Sekali lagi menawarkan bantuan kepada Melody. Sontak ia menggeleng lalu pergi berlari melewati Kavin. Tidak sadar ponselnya terjatuh.

Kavin menatapnya aneh lalu memungut ponsel itu berniat mengembalikan. Tapi saat ia memegang ponsel itu, ponselnya bergetar. Ada sebuah notifikasi dari sebuah nomor.

Kavin jelas mengenali nomor ini.

0895xxxxxxxx: Sialan. Lo itu make apa sih untuk nyuri perhatian! Liat aja bentar lagi.

Ia membulatkan matanya saat membaca itu dari layar kunci Melody. Ia tidak menyangka gadis itu sudah sejauh ini.

Untungnya ponsel Melody tidak dikunci. Ia pun dengan cepat menghapus pesan itu agar Melody tidak melihatnya. Ia sudah bertekad untuk melindungi apa yang harus ia lindungi.

Kavin mengetuk pintu kamar beberapa kali tapi pintunya tidak kunjung dibuka. Pintunya juga terkunci.

"Mel?"

Tidak ada jawaban.

"Hape kamu jatoh."

Tidak lama kemudian pintu terbuka. Melody mengintip dari balik pintu lalu mengulurkan tangannya.

Kavin menatap tangan itu heran lalu meletakkan ponsel Melody di tangannya. Setelah itu pintu kamar Melody tertutup rapat.

Dibalik pintu Melody menghela nafas panjang. Ia langsung memeriksa ponselnya takut jika itu bisa menjadi salah satu cara untuk menyakitinya lagi.

Tiba-tiba dia merasa aneh. Tidak seharusnya ia seperti ini. Jika memang Kavin benar pelakunya, ia tidak harus menunjukkan sikap menghindarinya. Karena kalau ia seperti itu dia tidak bisa mendapatkan bukti lain. Apalagi kata Regan, kalau sebenarnya Kavin itu bukan pelaku utama.

Melody membuka line nya lalu melihat sebuah video yang di kirim Regan. Itu sebuah rekaman cctv sebelum kejadian di ruang musik.

Tampak Kavin sedang berjalan ke arah gudang dengan bola di tangannya. Setelah ia keluar tiba-tiba lampu mati. Cctv itu tidak lagi berfungsi. Melody membuka klip satu lagi lalu melihat tidak ada lagi siapapun disana. Di ingatannya jelas saat lampu hidup, ikan mentah itu sudah dilemparkan ke dalam ruang musik.

Jadi pemadaman listrik itu juga direncanakan. Satu-satunya yang bisa dituduh adalah Kavin karena tidak semua orang bisa akses ke gudang kecuali guru olahraga. Dia adalah salah satu mahasiswa yang punya hubungan baik dengan guru olahraga Srendana.

Bulu kuduknya meremang. Ia tidak menyangka bahwa Kavin akan setega ini. Dia menduga-duga juga kalau pengirim paket pertama di rumah mereka adalah Kavin juga.

Ah, dia teringat sesuatu. Waktu kejadian itu Kavin tertidur tapi ponselnya masih menyala. Berarti benar, Kavin adalah pelaku tapi dia bukan pelaku utama. Dia adalah kaki tangan pelaku utama.

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang