55: PERTOLONGAN

967 78 4
                                    

Mengulang kembali adalah hal yang sangat memuakkan untuk Melody. Ia sangat benci ketika dia sudah sangat percaya kepada sesuatu dan akhirnya ia harus mengulang kembali karena ada hal yang kacau. Seperti soal matematika yang ia kerjakan sekarang. Ia sudah sangat fokus dan percaya bahwa jawabannya benar. Tapi tiba-tiba Bu Siti memanggilnya lalu mencoret kertasnya, meminta Melody untuk mengerjakan kembali soal itu. Hanya karena salah penempatan tanda bisa menghancurkan sususan jawaban yang sudah di jawab dengan sedemikian rupa. Begitulah matematika.

Tapi terkadang dalam hidup mengulang kembali bisa menjadi hal yang baik. Beberapa hal yang diulang biasanya akan memberitahu kita tentang kesalahan yang telah kita buat. Dari kesalahan itu kita juga mendapat pelajaran agar tidak mengulanginya lagi. Dan tidak semua orang bisa mendapat kesempatan mengulang.

Melody menambahkan garis di bawah jawabannya lalu mengumpulkan kertas itu. Ia jadi orang pertama yang keluar dari kelas ini. Melody mengambil tas nya lalu keluar. Teman-temannya masih sibuk berkutat dengan soal di depannya. Siapa yang sudah selesai boleh langsung pulang. Beruntungnya Melody tadi selesai lebih awal dan dapat kesempatan jawabannya dikoreksi oleh Bu Siti. Bayangkan jika dia tidak selesai lebih awal dan Bu Siti tidak mengkoreksi jawabannya. Ia pasti tidak akan dapat nilai tinggi di pembagian hasil ulangan nantinya.

Karena ia keluar lebih awal dari jam pulang yang seharusnya membuat Melody tidak bisa langsung pulang karena pagar yang masih ditutup. Ia pun memutuskan untuk pergi ke satu-satunya tempat yang sangat membuatnya nyaman di sekolah ini.

Ruang musik. Terasa dingin saat pertama kali masuk ke dalam sini. Melody menutup perlahan pintu ruang musik. Saat ia akan berjalan ke piano tiba-tiba terdengar suara knop pintu dipegang dari luar.

Cklek

Melody menoleh ke belakang dan langsung memegang knop pintu. Pintunya dikunci dari luar.

Panik karena itu, ia terus menggerak-gerakkan knop pintu. Tidak lama kemudian lampu di ruangan ini padam. Tidak hanya lampu tetapi semua yang beraliran listrik padam. Melody mengintip dari jendela lalu tidak melihat siapapun disana. Lampu di koridor depan ruang musik juga mati. Seluruh isi sekolah listriknya sedang padam sekarang.

Ruangan ini sangat gelap. Melody langsung mengambil ponselnya dan menghidupkan senter. Betapa kagetnya dia saat ia mengarahkan cahaya ke jendela yang terhubung ke koridor sempit menuju gudang. Disana ada sebuah boneka yang sangat seram. Kepala boneka itu ditusuk jarum dan sekitarannya seolah ada darah. Di depan boneka itu ada kertas yang tidak bisa Melody baca dari jaraknya.

"Aaaaaaa!" Melody teriak. Tangannya tetap berusaha membuka pintu. "Tolooong!"

Usahanya seperti sia-sia saat ia mengingat bahwa ruang musik kedap suara. Melody langsung mengotak-atik ponselnya lalu menekan nomor Aldi.

Ia menunggu sampai panggilan itu tersambung. Badannya sekarang menghadap pintu dan membelakangi boneka itu. Nafas Melody sangat memburu sekarang. Panggilan pertamanya tidak di angkat. Ia mencoba menelpon nomor Aldi lagi.

Tut.

Pangilannya tersambung.

"Aldi kamu dimana. Tolong aku."

"HAHAHAHA."

Melody terdiam sejenak. Suara tertawa itu agak jauh jika di dengar dari ponsel. Tawa itu sangat jelas adalah tawa Valerie.

"Plis tolongin gue."

Nihil. Yang terdengar setelahnya adalah suara Aldi dari kejauhan yang sedang berbicara dengan teman-temannya.

"Lo sayang kan sama gue?"

"Wooop."

"Sayang lah. Masa engga, haha."

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]Where stories live. Discover now