58: ORANG TERDEKAT

935 83 7
                                    

Matanya seolah kehilangan arah. Melody tidak tahu sekarang tujuannya kemana selain rumah. Ia tidak berani pulang dengan kendaraan umum atau ojek karena sudah malam. Ia juga tidak mau menelpon Kavin karena takut abangnya bisa saja kecewa kepada Aldi.

See, lagi-lagi ia masih memikirkan Aldi.

Melody memejamkan matanya untuk berpikir sejenak. Perutnya sekarang lapar sekali. Ia sengaja tidak makan karena malam ini ia sudah berpikir bahwa ia akan makan bersama dengan Aldi. Menyedihkan sekali.

Ia akhirnya singgah ke tempat makan di mall ini. Mengambil tempat duduk paling ujung lalu memesan makanan. Dibukanya ponsel lalu dihubungi kedua temannya. Barangkali mereka bisa menemani Melody malam ini.

Ayna Azkayra

Maaf ya, Mel. Gue lagi nemenin mama.

Aldi brengsek!

Bentar gue coba chat siapa gitu yang bisa jemput lo.

EH GAUSAH!

Biar gue chat Viola aja.

Viola Renata

Gue juga di sini. Lo dimana biar gue langsung ke tempat lo.

Raut wajah Melody mulai sedikit berubah setelah mengetahui Viola di mall yang sama dengannya.

Tidak lama Viola datang bersama Arkan. Ia pun langsung menghampiri Melody. Saat sampai ia langsung memegang wajah Melody. "Ini mata kenapa sembab?" tanya Viola.

"Iya, nangis tadi nonton filmnya."

Viola menggelengkan kepalanya. "Lain kali kalo nge-date jangan malem-malem dong. Gimana tadi kalo gue gak di Indonesia. Yang nemenin lo siapa, hayoloh!"

"Emangnya lo bakalan dimana?"

"Indomaret lah."

Receh sekali tapi Melody tertawa karena itu. Viola pun tersenyum setelah melihat tawa yang terbit dari wajah Melody.

Setelah itu Melody menceritakan kejadian tadi. Mulai dari nonton sampai kepergian Aldi.

"Jadi lo gak lanjut nonton?" tanya Viola.

Melody menggeleng. "Gue pengen banget nonton itu dari lama. Tapi udah kelewatan jadi ya udah deh."

Viola memanyunkan bibirnya turut bersedih. "Aduh, gimana nih. Aldi nyebelin parah, gila. Kan gue udah bilang Mel gue gak suka tuh sama Valerie. Emangnya di rumah dia gak ada siapa-siapa. Kan gak mungkin dia gak punya pembantu. Temen dia juga bejibun masa gak ada yang bisa nolongin."

Arkan menyenggol lengan Viola. "Sst, jangan kuat-kuat."

Viola langsung menutup mulutnya dengan tangan. Tiba-tiba ponselnya yang di meja bergetar. Layarnya hidup dan menampilkan sebuah notifikasi berulang-ulang. Melody pun menoleh tapi Viola langsung mengambil ponselnya.

"Yah, mama kamu udah nungguin." ujar Viola kepada Arkan.

Melody tidak mengerti percakapan mereka berdua. Setelah itu mereka tampak berbicara melalui gerak wajah dan saling memberikan kode.

Viola menunjukkan ponselnya kepada Arkan. Lalu pria itu mengembalikan ponselnya.

"Mel kita mau balik nih. Lo gabung aja sama kita. Biar gue nganter lo pulang." ajak Viola.

"Iya bener. Ayo sama kita." ajak Arkan juga.

Tapi melihat itu Melody merasa segan. Ia seperti sedang mengganggu orang yang sedang pacaran.

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن