Bab 24

133 21 41
                                    

Semenjak kejadian malam itu, sampai hari ini Thea tidak melihat Bintang. Rasa bersalah pun kian mendesaknya. Pasalnya seminggu lebih sudah berlalu, tapi Bintang tidak menemuinya. Kebisaan Bintang yang suka muncul tiba-tiba membuat Thea semakin uring-uringan, karena Bintang sudah tidak melakukannya. Padahal sudah bukan hal baru lagi, Thea memperlakukan Bintang seenak jidatnya. Tapi baru kali ini ia merasa seperti ini, ditambah lagi sosok Bintang yang tak kunjung menampakkan kehadirannya, menambah mindset buruk di kepalanya.

Bintang ngehindar dari gue?

Oke, sudah cukup Thea tak tahan lagi dihantui perasaan menyebalkan ini. Dengan langkah terburu-buru, Thea menuju kelas Bintang. Pikirannya bercabang ke mana-mana, seperti ada rasa takut yang entah itu apa? Gila nggak sih baru berangkat sekolah langsung nyamperin kelas orang.

Thea langsung celingak-celinguk mencari seseorang yang bisa ia tanya, sesampainya di depan kelas Bintang. Sembari tersenyum ramah, Thea menepuk pundak cewek yang sedang berdiri di depan pintu.

"Permisi Kak, boleh nanya ga?" tanya Thea dengan nada yang ia buat selembut mungkin.

"Boleh, mau nanya apa?"

"Bintang ga masuk sekolah ya Kak?"

Thea nyengir kikuk setelahnya.

"Masuk kok," balasnya tersenyum.

"Oh, ya udah Kak makasih ya."

Seakan tahu maksud dan tujuan Thea ia menjawab, "tadi sih gue sempet denger dia mau ke kantin."

Mata Thea berbinar, lantas bergegas lari menuju kantin. Ternyata benar seseorang akan terasa ada jika kehadirannya sudah tidak lagi ada. Langkah Thea terhenti setelah pandangannya jatuh pada dua cowok yang sedang duduk di meja dekat tembok.

"Bintang," panggil Thea, dua cowok itu langsung menoleh ke sumber suara.

"Kenapa Te?" tanya Bintang to the point.

Degh!

Astaga! Thea belum menyiapkan jawaban sama sekali. Sekarang ia mau jawab apa ya Tuhan. Lagian kenapa juga sih dirinya mencari keberadaan Bintang. Thea menggaruk tengkuknya, merutuki kebodohannya ini. Di samping rasa canggungnya, Thea terus memutar otak memikirkan jawaban logis atas pertanyaan Bintang.

Thea duduk di antara mereka. Berdehem sebentar lalu menjawab, "jadi Tang, gue mau bayar utang sama Lo."

Mata Bintang langsung beradu pandang dengan Rio, kebingungan. Seingat Bintang, Thea tidak pernah berhutang padanya.

"Utang apa Te?" protesnya.

Thea menelan ludahnya, mendadak tenggorokannya mengering. Entah situasi apa ini tapi sungguh menyiksa bagi Thea.

"Lo ingat gak kejadian waktu itu? Pas malem-malem Lo ke rumah gue. Gue marahin Lo Tang."

Bintang mengangguk mengiyakan, sebab di kepalanya momen bersama Thea akan selalu ia ingat.

"Iya, terus?" cecar Bintang.

"Ya, gue utang maaf sama Lo. Udah salah paham sama Lo, marahin Lo, tapi ga minta maaf." Jeda sebentar Thea mengembuskan napasnya. "Ya udah sih maafin aja, kalo ga mau maafin ya terserah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang