Bab 18

218 43 64
                                    

Maaf soal keterlambatan update hehe. Semoga makin suka ya sama ceritanya. Jangan lupa buat klik bintang dan komen yang banyak supaya cepet update bab baru. Oke, HAPPY READING!

"Lo udah bego, jangan diem aja kalo dibegoin. Dasar bego!"
~Thea~

***

Berhubung sekolah masih dijadwalkan UAS, seluruh ruang kelas dikunci ketika istirahat. Hal ini tentu membuat seluruh siswa terpaksa duduk berhamburan di lantai bak gembel yang kehilangan tempat tinggal. Sembari menyumpal telinganya dengan earpod, Thea tersenyum di depan layar gawainya.

Cekrek.

Daripada bingung mau ngapain, tidak ada teman buat ngobrol karena teman-temannya sibuk dengan bukunya masing-masing. Alhasil Thea berpose sebentar untuk kemudian diunggah ke instagram-nya. Semua teman-temannya masih menganut sistem belajar dengan membaca buku yang tebal itu, jadi ketika ulangan mereka sama sekali tidak santuy dan enggak bisa diganggu. Sungguh keadaan yang membuatnya pelik.

Beberapa menit setelah postingannya diunggah, dengan caption quotes yang beberapa menit lalu muncul dibenaknya, hanya ada beberapa like yang ia dapat. Ya, memang karena Thea bukan seorang selebgram yang mempunyai jutaan pengikut. Bagi Thea, di-follow Adrian saja itu sudah cukup.

"Thea post foto baru di ig, yuk komen. Sebut Adrian juga Na," bisik Yuni menghasut Isna dan Ayu.

Thea sedikit terkejut saat ponselnya bergetar akibat sebuah notif yang masuk. Buru-buru ia langsung melototi ketiga sahabatnya yang nampak sedang crengas-crenges karena sedang berbalas komentar di postingannya.

"Kita hanya sedang berjarak, bukan berpisah." Ayu membaca tulisan yang menjadi caption di postingan Thea, mencoba menggodanya.

"Cieeee ... yang lagi jatuh cinta," ledek Yuni, spontan pipi Thea langsung bersemu merah.

Tak lama setelah Thea membuang muka, ia kembali mendapat notif dari ponselnya. Matanya seketika membelakak, bisa-bisanya si Isna menyebut username Adrian di kolom komentar.

"Isna! Lo apa-apaan sih!" gerutu Thea sebal.

"Ih, Adrian ngebales woy!" ucap Yuni bersemangat. Dengan cepat Thea memeriksanya, dan ternyata beneran Adrian muncul di sana. Memalukan sekali.

"Gue hapus nih postingannya, malu tau," rengek Thea yang sedang dalam kondisi antara senang dan malu. Thea senang karena Adrian fast respon, tapi di sisi lain ia seakan sedang memalukan dirinya sendiri dengan caption yang seakan-akan menyindir Adrian.

Thea Calistha : Maaf ya soal temen-temen gue. Mereka emang suka jahil gitu. Pasti lo malu kan?

Tidak ada jawaban, Thea semakin merasa ketakutan. Belum lagi ketiga temannya malah asik menggodanya di komentar yang kini sudah mencapai ratusan oleh ulah mereka.

Tak lama setelah layar ponselnya meredup, sebuah panggilan membuatnya otomatis langsung menyala. Adrian is calling. Tak ingin berlarut-larut terjebak dalam masalah, akhirnya Thea mengangkat sambungan telepon itu.

"Hallo, Te." Thea memejamkan matanya sesaat, dalam hatinya ia mengucap puji syukur karena mendengar nada bicara Adrian yang tampak biasa-biasa saja.

"Eh, iya. Hallo Yan, maaf ya soal itu," ucap Thea ragu-ragu sambil membenahi posisi earpod-nya.

"Enggak papa, bukan masalah. Gue malah seneng jadi bisa lebih akrab sama semua temen lo, Te."

Thea melirik sekilas ke arah teman-temannya, yang masih tidak menyadari kalau ia sedang teleponan.

"Lo, gak marah kan?"

THEA Where stories live. Discover now