[B2] Chapter 6 ● Start Over

Mulai dari awal
                                    

"Apa artinya aku harus bersiap untuk kembali mendengar bualanmu lagi sekarang? Bagaimana kalau kutendang kepalamu agar kembali lupa ingatan?"

Baekhyun mendecak. "Berhentilah mengelak, aku tahu kau merindukan bualanku. Iya kan?" balasnya kemudian mengedipkan sebelah mata genit.

Astaga, rasanya seperti tersambar petir saat melihat Baekhyun mengedipkan sebelah matanya. Mia tak bisa mengontrol kedua pipinya yang semakin memerah layaknya buah ceri. Bualan Baekhyun memang berbahaya untuk kesehatan hatinya.

"Ya! Byun Baekhyun!" gertak Mia berusaha menutupi perasaan senangnya, namun tidak lama kemudian Mia mendekatkan wajahnya ke telinga Baekhyun dan berbisik penuh penekanan. "Gwiyeowo," katanya yang berhasil membuat Baekhyun salah tingkah dan menggigit bibir bawahnya malu.



Yejin berlari ke laci dan mengambil pistol milik Suho, kemudian menempelkan ujung benda itu pada kening salah satu bodyguard-nya.

"Bila sesuatu terjadi pada Baekhyun, aku akan menghabisi kalian semua!" gertaknya penuh amarah.

Suho tidak menyukai keadaan ini. Berdasarkan pengakuan Mingyu, Baekhyun sempat mendapat panggilan darinya dan meminta pria itu untuk menghadiri rapat yang telah ditunda, padahal kenyataannya Suho tidak pernah menghubungi Baekhyun sama sekali. Semua ini adalah jebakan, entah siapa yang melakukannya, tapi mereka dipastikan berada dalam bahaya.

"Kemarahanmu tidak akan menghasilkan apapun," sergah Suho berusaha menengahi Yejin yang berniat menghabisi bodyguard-nya. "Lebih baik kita fokus mencari keberadaan Baekhyun dan Hailey sebelum terlambat."

Mingyu mengangguk setuju. "Aku juga akan mencari Baekhyun hyeong dan Hailey noona."

Satu-satunya anggota keluarga yang waras adalah Mingyu, pria itu selalu berusaha untuk tenang dan tidak mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Berbeda dengan Yejin. Temperamennya begitu buruk sampai-sampai Suho kewalahan mengatasi segala masalah yang dibuat oleh gadis itu.

"Pergilah bersama Katrina, ajak empat atau lima bodyguard bersamamu. Aku akan pergi dengan Yejin." Ia berhenti sebentar dan melemparkan pandangan pada Yejin. "Tentu saja jika kau berhenti mengedepankan egomu seperti itu. Atau kau lebih memilih untuk tinggal?"

Yejin menyerah, ia tidak ingin di rumah sementara yang lain sibuk mencari Baekhyun. Dengan berat, diturunkannya kembali pistol yang sempat digunakan untuk menakut-nakuti bodyguard-nya tadi.

"Kalau kita tidak bisa menemukannya hari ini, aku tidak yakin sanggup untuk mengendalikan emosiku lagi," balasnya yang lebih terdengar seperti ancaman.



Seperti yang dikatakan Siwon, bantuan untuk Baekhyun dan Mia akhirnya datang juga. Sebuah mobil pick up dan seorang pengendara yang menyamar sebagai pengepul sayuran untuk dibawa ke pusat kota.

Mereka duduk di bak terbuka di bagian belakang. Sepanjang perjalanan, Baekhyun terus menggenggam tangan kiri Mia, seolah tidak ingin kehilangan sang istri untuk yang kedua kali. Well, Mia sendiri tidak keberatan dengan apa yang dilakukan Baekhyun, ia bahkan sangat menikmatinya karena mungkin setelah ini mereka harus bersandiwara menjadi dua orang asing yang hanya memiliki ikatan sebatas atasan dan bawahan.

"Mia?"

"Hm?"

Baekhyun terdiam sebentar, diusapnya ujung kiri kening Mia. "Aku mencintaimu."

Mia terkikik geli. "Aku juga mencintaimu. Kau sudah mengatakan itu lebih dari lima puluh kali, Byun Baekhyun."

"Kalau perlu aku akan mengucapkannya sampai seribu kali."

"Kenapa?"

"Karena aku ingin mengganti hutang cinta yang seharusnya kuberikan padamu selama tiga tahun belakangan ini."

Inilah Baekhyun yang Mia kenal, begitu manis dan penuh perhatian. Rasanya seperti mimpi bisa kembali melihat sosok Baekhyun yang dulu.

Mia melebarkan kedua ujung bibirnya sumringah. "Kalau begitu aku juga akan melakukannya." Ia mendekatkan wajahnya pada Baekhyun dan menempelkan ujung hidung mereka. "Aku mencintaimu, sangat-sangat mencintaimu, Byun Baekhyun," desisnya lalu mengecup bibir Baekhyun selama mungkin sebelum akhirnya harus melepaskan tautan dan mulai bersandiwara.

Mereka tidak turun tepat di depan mansion, melainkan beberapa kilo dari sana. Terlalu aneh kalau kendaraan itu mengantar keduanya sampai di tempat, mengingat suruhan Siwon sedang menyamar sebagai pengepul sayuran.

Keduanya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menggunakan taksi. Begitu sampai di mansion, enam bodyguard nampak siaga di depan gerbang, tidak biasanya Suho membuat penjagaan seketat ini. Apa yang sebenarnya terjadi?

Mereka langsung berlari menghampiri Baekhyun dan Mia begitu menyadari keduanya selamat. Kehebohan sempat terjadi, namun Baekhyun dengan sigap menjelaskan bahwa dia baik-baik saja dan meminta agar Mia segera diobati.

Jisoo—satu-satunya asisten Suho yang ada—menjelaskan kalau yang lain sedang mencari Baekhyun dan Mia, tapi gadis itu sudah menghubungi atasannya beberapa saat lalu, jadi bisa dipastikan sebentar lagi Suho akan kembali.

Sementara itu Mia masih diobati oleh salah satu dokter kepercayaan mereka, tentu saja bukan Dr. Green, dia hanya akan datang jika berhubungan dengan Obliviate.

Tidak berselang lama setelah sang dokter keluar dari kamar Mia dan menjelaskan bagaimana keadaan gadis itu pada Baekhyun, ia segera mengunjungi sang istri untuk memastikan secara langsung sekaligus membawakan sarapan.

Mia tidak tertidur, ia hanya berbaring menghadap ke samping karena punggungnya masih sakit, ditambah lagi tenaganya terkuras habis gara-gara kejadian kemarin.

Baekhyun menarik kursi rias ke samping kasur dan duduk di sana. "Bagaimana keadaanmu?"

"Sudah jauh lebih baik." Mia menggerakkan pelan salah satu pundaknya sebagai bukti.

Detik berikutnya, Baekhyun menaruh nampan berisi makanan di atas meja dan mengambil semangkuk bubur untuk Mia. "Kau pasti kelaparan, aku akan menyuapimu," katanya sambil menyendok bubur dan menyodorkannya ke depan bibir Mia.

Mia menggeleng. Didorongnya menjauh tangan Baekhyun. "Aku lapar, tapi tidak ingin makan."

Penolakan Mia membuat Baekhyun berpikir sejenak. "Kau sudah minum obat?"

"Belum. Aku hanya memakai salep dan berniat meminum obatnya nanti malam."

"Kau pasti sangat kesakitan sampai-sampai tidak nafsu untuk makan." Baekhyun mengusap puncak kepala Mia. Ia mengambil susu dari nampan dan menjulurkan sedotan pada perempuan itu. "Setidaknya isilah perutmu dengan segelas susu. Setelah ini, aku akan membeli apapun yang kau inginkan, asal kau mau memakannya."

Mia tersenyum. "Kau tidak perlu membeli apapun, aku akan memakan bubur itu nanti," katanya yang kemudian meminum susu sampai habis.

"Kalau begitu istirahatlah, aku yang akan menghadapi Suho nanti, oke?"

Mia menuruti perkataan Baekhyun, namun, ketika pria itu beranjak, Mia mencengkeram lengannya.

"Berjanjilah untuk tidak membiarkan mereka membawamu ke ruang bawah tanah. Aku tidak ingin kau kehilangan ingatanmu lagi."

Baekhyun paham ketakutan Mia yang begitu besar, apalagi mereka baru bersatu setelah sekian tahun Baekhyun melupakannya.

Ia menatap Mia penuh kasih sayang. "Aku tahu, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan membiarkan ingatanku tentang kita kembali diambil. Aku akan berjuang untuk kita berdua. Aku berjanji."



TO BE CONTINUED

OBLIVIATE - BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang