9 ● Offer

4.6K 1.1K 100
                                    

Kami pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di daerah Gangnam. Mata utama Baekhyun tertuju pada perhiasan-perhiasan mahal yang sekiranya bisa membuat Yejin bahagia. Yah, kebahagiaan diukur dari seberapa mahal barang yang sangguo kau berikan kepadanya. Benar-benar lucu.

Pilihannya jatuh pada kalung mutiara dan sebuah jam tangan keluaran Richard Mille. Indah dan mahal. Tentu saja, Baekhyun adalah orang kaya sekarang. Ia bisa mendapatkan apapun yang diinginkan.

Setelah itu, kami memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran tak jauh dari sana. Seperti biasanya, ia menyewa ruang VVIP dengan pengamanan khusus yang sebenarnya malah menimbulkan kehebohan.

Aku bertanya-tanya, apakah Baekhyun nyaman bepergian seperti ini? Apa dia tidak merasa dibatasi? Bukankah lebih menyenangkan jika bisa bebas seperti dulu?

Kami makan tanpa saling bicara. Sesekali Baekhyun menengok ponsel dan membalas pesan masuk—sepertinya dari Yejin.

Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang membuat Baekhyun merasa tidak nyaman karena ia beberapa kali mendecak kesal. Andai aku bisa membaca pikirannya.

Kuberanikan diri untuk bertanya, semoga saja dia tidak mengacuhkanku. "Apa ada yang salah, Tuan?"

Butuh waktu sekian detik sampai Baekhyun menggeleng, meskipun begitu, aku bisa melihat keresahan di wajahnya. "Tidak ada, kita harus pergi sekarang."

Kemudian, tanpa aba-aba Baekhyun langsung bangkit dan berjalan mendahuluiku. Ia menengok sebentar. "Apa yang kau tunggu? Kita harus segera pergi dari tempat ini!" teriaknya yang berhasil membuatku terkejut.

Baekhyun sangat buru-buru, kami pergi ke sebuah butik yang kebetulan masih berada di daerah Gangnam. Meskipun aku tak mengerti apa yang sedang terjadi, aku terus melakukan apa yang disuruh oleh pria itu.

Well, ia memintaku untuk mencoba beberapa gaun sampai pilihannya jatuh pada gaun indah bewarna navy. Benakku semakin bertanya-tanya, sebenarnya apa yang sedang Baekhyun rencanakan? Kenapa aku harus berpakaian seperti ini?

"Masuklah ke mobil, aku akan segera menyusul." Ia kembali memerintah. Sebuah perintah yang tidak pernah bisa kutolak. Aku mengangguk dan menunggu Baekhyun di dalam, was-was kalau ada sesuatu yang terjadi, namun untunglah semuanya berjalan lancar. Baekhyun datang sambil membawa tas lengan kecil bewarna senada dengan gaun yang kukenakan.

"Lepaskan semua perhiasanmu dan gantilah dengan yang ada dalam tas lengan ini."

Apa?

Tidak!

Melapas perhiasanku sama saja dengan bunuh diri. Hei! Tanpa alat-alat organisasi, aku harus siaga seorang diri! Lagipula, bagaimana kalau nanti Baekhyun menyadari ada yang berbeda dengan kalung dan antingku?

"Tapi Tuan..."

"Tidak ada waktu lagi, Hailey!"

Oh, shit!

Aku tidak bisa mengelak. Sambil berharap semoga Baekhyun tidak menyadarinya, kulepas perhiasanku dan menggantinya dengan pemberian Baekhyun. Untungnya Baekhyun tidak memperhatikan perhiasanku dan langsung memasukkannya ke sebuah kotak, kemudian menaruhnya di belakang.

Mia, hidupmu aman untuk saat ini.

Kami berkendara selama kurang lebih empat puluh menit, menyusuri pinggiran kota dan masuk ke sebuah mansion. Apakah milik Suho?

Namun ada yang aneh, Baekhyun keluar lebih dulu dan membukakan pintu untukku, seolah-olah aku adalah tamu istimewa. Ia mengulurkan tangan padaku sambil tersenyum manis.

Apa dia kerasukan?

"Let's go baby, mereka sudah menunggu kita," ujarnya lalu mengedipkan sebelah mata.

Tunggu, apakah ini tanda agar aku bersandiwara?

Serius, sebaiknya aku membalas uluran tangannya atau tidak? Aku benar-benar tak mengerti.

Tak kunjung menerima uluran tangan dariku, Baekhyun menaikkan kedua alisnya. Oke, kalau begitu aku memang harus menggenggam tangan Baekhyun karena sepertinya memang itu yang dia inginkan.

Seolah tidak cukup, ketika kami memasuki ruangan, Baekhyun meraih pinggulku dan memotong jarak kami. Ia menyapa beberapa orang dengan ramah, sepertinya mereka sedang mengadakan pesta.

"Kekasih baru, B?" tanya seseorang dari sisi kanan.

Baekhyun menengok dan tertawa kecil. "Kau tahu siapa diriku." Baekhyun menarikku untuk berdiri di depannya lalu memberikan sebuah kecupan manis di leherku.

Shit!

Apa yang dia lakukan!

Ya Tuhan, semoga detak jantungku tidak terdengar olehnya!

"Gadis ini sudah berhasil mengambil hatiku," gumamnya sambil menatapku intens.

Sialan!

Baekhyun sialan!

Mau tak mau pipiku merona karena mendengar ucapannya barusan. Ayolah Mia, kau tidak boleh sampai ketahuan! Otomatis aku langsung menengok ke samping dan berusaha menutupi pipiku yang terbakar.

"Omong-omong, di mana dia?"

Pria itu menggerakkan dagunya ke arah pintu di ujung ruangan. "Di sana, bersama gadis-gadisnya. Kudengar dia punya penawaran bagus untukmu."

"Ah, Benarkah?" Baekhyun menampilkan smirk-nya. Ia mengusap lembut pipi kananku sambil berkata, "Aku juga punya penawaran yang bagus untuknya."

Kenapa dia menatapku seperti itu?

Apakah aku penawarannya? Makanya dia mendandaniku sampai seperti ini?

"Baiklah, kami permisi dulu," kata Baekhyun akhirnya.

Ia kembali menarikku untuk ikut masuk ke sebuah ruangan di ujung kiri. Kesan awal yang nampak hanyalah kemewahan. Semua barang di sini bewarna emas. Seorang pria duduk di sofa, dikelilingi empat orang gadis yang hanya menggunakan lingerie.

Astaga, aku benar-benar tidak tahu akan menghadapi apa.

"Ah, Byun Baekhyun?"

Pria itu rupanya menyadari kedatangan kami. Ia menyuruh ke-empat gadis tadi pergi hingga tersisa kami bertiga.

"Kukira Suho yang akan datang." Ia berhenti sebentar dan menyalakan cerutu. "Jadi, apa penawaran yang bisa kau berikan untuk barangku?"

Baekhyun mengangkat kedua pundaknya bersamaan. "Perlihatkan barangnya dulu."

"Jadi kau meragukanku?" Pria yang tak kuketahui namanya itu menjentikkan jari. Tidak lama kemudian seorang bodyguard datang sambil membawa koper besar dan membukanya perlahan. "XM25 Individual Airbusrt Weapon System dan AA12 Atchisson Assault Shotgun."

Baekhyun ternganga selama beberapa detik, tangannya mengulur dengan sendirinya, berniat memegang barang di depannya, namun pria yang tak kuketahui namanya itu sudah lebih dulu menghalanginya. "Tawarkan sesuatu yang bagus dan kau bisa mendapatkannya, Byun Baekhyun."

"Kau benar-benar penjahat." Baekhyun tertawa. "Enam batang emas 24 karat seberat satu kilogram per pieces-nya dan sebagai bonus..."

Apa? Kenapa Baekhyun menatapku?

"Kau bisa mendapatkan gadis cantik ini."

What the hell?

Dia menjualku!

Tidak, yang lebih tepat dia memberikanku padanya begitu saja?

OBLIVIATE - BaekhyunDove le storie prendono vita. Scoprilo ora