21 ● Lie

3.6K 970 51
                                    

"Byun Baekhyun!"

Kami menengok bersamaan ke asal suara. Yejin, Jisoo, Suho dan Katrina terlihat cemas mendapati keadaan kami. Tunggu dulu, bagaimana caranya mereka bisa menemukan aku dan Baekhyun?

Menyadari kaki Baekhyun terluka, Yejin segera berlari, ia menubruk tubuhku agar menjauh dari pria itu. Ugh, seharusnya aku yang memperingatkannya agar tidak mendekati suamiku. Menyebalkan sekali.

"Kami langsung kemari begitu kau menghubungi," ujar Yejin. "Apa yang terjadi padamu? Kita harus segera pergi ke rumah sakit!" lanjutnya yang mulai panik.

Baekhyun tidak menjawab, ia juga tidak mengatakan apa-apa soal perbuatanku tadi. Meskipun begitu aku tidak bisa bernapas lega, siapa tahu setelah ini ia akan menceritakan segalanya pada Suho.

"Biarkan aku membantunya," gumam Suho yang tiba-tiba menerobos. Ia membantu Baekhyun untuk berdiri dan membawanya ke mobil.

Beberapa bodyguard Suho sedang mengurusi mayat orang-orang yang tadi mengejarku dan Baekhyun. Kami semua pergi ke rumah sakit, aku berada di mobil yang sama dengan Katrina dan Jisoo, sementara Baekhyun bersama Suho dan Yejin.

Jujur, aku takut bila Baekhyun menceritakan kecurigaannya mengenai siapa aku sebenarnya pada Suho. Kesalahanku sendiri yang telah menunjukkan keahlianku di depan Baekhyun, tapi jika tadi aku tidak melakukannya... bukankah kami mungkin sudah mati sekarang? Aku hanya tidak mau pengorbananku menjadi sia-sia.

Sesampainya di rumah sakit, kulihat tidak ada yang berbeda dari sikap Suho ataupun Yejin padaku. Mungkinkah Baekhyun belum mengatakannya? Atau dia memang berencana memendam rasa curiga itu sampai mengetahui kebenarannya?

Kami semua menunggu sampai Baekhyun selesai mendapatkan perawatan pada kakinya. Kegelisahan Yejin menunggu Baekhyun dengan mondar-mandir di depanku sebenarnya cukup mengganggu.

Dia pikir hanya dia yang begitu mengkhawatirkan Baekhyun?

Coba lihatlah aku yang sangat mengkhawatirkan Baekhyun namun tak bisa mengungkapkannya!

Oh ya ampun, aku benar-benar tak rela jika nanti pernikahan mereka terjadi. Apakah aku harus mengacaukan pernikahan mereka dengan menculik Baekhyun?

Setelah seorang dokter dan suster keluar dari UGD kemudian membawa Baekhyun ke ruang rawat-inap, kami segera menyusulnya. Untunglah kata dokter luka tembak di kaki Baekhyun tidak begitu parah dan dia akan segera pulih seperti sedia kala.

Yejin lah yang paling antusias begitu kami memasuki kamar Baekhyun. Ia langsung duduk di pinggir ranjang pria itu dan menggenggam erat tangan kiri Baekhyun sembari mengungkapkan betapa khawatirnya ia.

Sedangkan aku?

Aku hanya bisa mengamati mereka dan tersenyum pahit menyadari kenyataan yang ada. It's hard for me to see my husband with another girl, again and again.

"Apa yang terjadi pada kalian?" Suho angkat bicara. Kurasa Baekhyun memang belum bercerita mengenai kejadian tadi.

"Haruskah kau menanyakannya sekarang? Baekhyun sedang terluka!" protes Yejin yang sepertinya merasa Suho tak peduli pada kesehatan Baekhyun.

"Apa aku salah? Maksudku, bukankah kakinya yang terluka? Lalu kenapa aku tidak boleh bertanya? Kurasa mulutnya baik-baik saja."

"Aku benar-benar tak menger—"

"It's okay. I'm fine." Baekhyun berusaha menengahi. "Mereka mengejar kami ke dalam hutan dan aku berusaha melawan mereka sampai akhirnya terluka seperti ini."

Yejin mengerutkan keningnya. "Apakah mereka hanya menyerangmu? Bagaimana dengan dia? Kenapa dia tidak mendapatkan luka apapun?"

Sial.

Kenapa Yejin harus bertanya seperti itu?

Apa dia benar-benar ingin aku mati?

Baekhyun melirikku sebentar dan membuka mulutnya, "Aku menyuruhnya untuk bersembunyi dan ketika mendengar suara tembakkan dia keluar, dia berusaha untuk membantuku berdiri, kemudian kalian datang." Ia berhenti sebentar dan menghembuskan napas lega. "Untunglah saat aku menghubungi kalian, jarak kita tidak begitu jauh. Aku hampir kehilangan banyak darah tadi."

Baekhyun...

Kenapa dia tidak mengatakan yang sebenarnya pada Suho?

Apa dia sedang merencanakan sesuatu yang lain untukku?

"Baiklah. Kurasa lebih baik kau istirahat sekarang. Yejin akan menemanimu di sini," ujar Suho akhirnya.

Sungguh, aku masih bertanya-tanya kenapa Baekhyun berbohong?

Apa dia memang sengaja melindungiku?

Atau... apa niatnya di balik semua ini?

Aku benar-benar tak bisa membaca apa yang ada di dalam pikirannya.

"Hailey?"

Kami berniat untuk keluar dan pergi ke mansion milik Suho untuk beristirahat hari ini—tentu saja aku harus ke hotel dulu dan mengambil barang-barangku—yang tiba-tiba terhenti karena Baekhyun memanggil namaku.

Panggilan Baekhyun membuat semua mata tertuju padaku. Terutama Yejin. Ia bahkan melemparkan tatapan bencinya padaku. Ugh, Yejin terlalu kekanakan untuk menjadi pendamping Baekhyun.

"Iya, Tuan?" balasku gugup.

Baekhyun tersenyum miring. "Thanks for saving me today."

Meskipun aku tidak paham apa yang sedang disindirnya, aku tetap mengangguk dan menganggap segalanya baik-baik saja.

"Saya tidak melakukan apapun. Tuan yang sudah menyelamatkan saya."


TO BE CONTINUED

OBLIVIATE - BaekhyunWhere stories live. Discover now