10 ● Save Me

5.2K 1.1K 118
                                    

Ya, aku adalah orang yang terlatih. Membebaskan diri dari keadaan seperti ini adalah masalah kecil bagiku. Namun, konsekuensi yang begitu besar akan menghampiri setelahnya. Bila aku berhasil membebaskan diri dan pria berwajah mesum ini melaporkannya pada Baekhyun, bukankah sama saja dengan bunuh diri?

Aku harus mendapatkan cara yang lebih aman. Mungkin berpura-pura ke toilet dan melarikan diri akan lebih baik daripada harus menggunakan otot untuk melawan mereka. Tapi jika nanti aku kembali ke mansion dan Baekhyun melihatku, dia pasti marah besar. Tentu saja, berani sekali aku si bonus murahan melarikan diri dari orang yang telah memilikiku?

Apa yang harus kulakukan sekarang?

"Kemarilah cantik, apa kau akan terus mematung seperti itu?"

Ugh, lihatlah betapa menjijikkanya dia.

"Hailey, kemarilah sayang," panggilnya lagi yang mau tak mau memaksaku untuk bergerak menghampirinya.

Pria itu merentangkan kedua tangannya dan tersenyum lebar sebagai tanda agar aku memeluknya. Baiklah, tidak ada cara lain. Hanya ini yang bisa kulakukan.

Aku menunduk dan membiarkan diriku tenggelam dalam pelukannya. Ia mengusap punggungku pelan. Selama beberapa saat, pria yang tak kuketahui namanya ini hanya mengusap punggungku tanpa berkata. Sampai akhirnya ia menjauhkan tubuhku sesaat sambil menggerakkan dagunya pada empat orang bodyguard yang berjaga. Astaga, sinyal ini. Aku tahu apa yang akan ia lakukan setelah para bodyguard keluar.

Setelah mereka pergi, pria ini kembali menatapku intens. Ia meraih tangan kananku dan menarikku untuk duduk di ranjang king size miliknya. Ingin rasanya aku memukul wajah mesum itu dan menendangnya dengan sekuat tenaga. Tapi apa daya? Aku harus berakting layaknya wanita lemah di sini. Melakukan hal yang menyeleweng akan membuat jati diriku ketahuan.

Detik berlalu, pria di hadapanku mulai berani menyentuh leherku dan mengelusnya. Ia bahkan tak segan untuk mendekatkan bibirnya di telingaku dan mengatakan beberapa kalimat tak senonoh.

"Aku yakin, Baekhyun pasti memilihkanku jalang yang hebat."

Shit!

Mulut sampah sepertimu tidak seharusnya hidup di dunia!

Aku hanya bisa terdiam, kebingungan harus merespon seperti apa. Membiarkan ular busuk ini terus menggerayangi tubuhku tanpa henti dan merasakan sentuhannya yang begitu menggelikan membuat emosiku memuncak. Demi apapun! Aku sudah tidak tahan! Aku bukan wanita murahan yang bisa diperlakukan seperti ini!

Bajingan ini semakin menjadi-jadi. Ia mendorongku hingga terlentang dan menindihku tanpa peduli pada ekspresi penolakanku. Ia mencengkeram erat kedua lenganku di atas kepala dan memberikan ciuman bertubi-tubi di seluruh wajah juga leherku.

Tidak, Mia. Kau memang harus menjalani semua ini. Bagaimanapun, kau yang sekarang adalah Sofia Hailey. Kenyataan mengharuskanmu untuk menjadi milik si brengsek ini dan memberikan apapun yang dia inginkan. Setelah dia bosan, kau bisa pergi dan kembali mengatur strategi untuk menyelamatkan Baekhyun.

Ya...

Seperti itu pasti lebih baik.

Tidak apa-apa Mia, kau pasti bisa menjalaninya...

"Kau memang sangat cantik Hailey, tidak salah Baekhyun memilihmu untukku."

Gila! Aku benar-benar jijik mendengarnya!

Ia menurunkan resleting gaunku, lalu melepas dan membuangnya ke sembarang tempat hingga tersisa dalaman saja.

Bodoh! Aku benar-benar malu pada diriku sendiri! Aku tak lebih dari wanita menjijikkan yang mau ditiduri begitu saja!

"Kau menyukainya? Bagaimana sentuhanku di tubuhmu? Katakan sesuatu, Hailey. Katakan kalau menyukainya."

Wajahku memerah. Sambil menutup mata aku berucap getar, "Ya, Tuan. Saya... saya menyukainya," ucapku lirih dan terputus-putus.

Aku benar-benar malu pada diri sendiri! Aku tidak ingin memberikan diriku pada pria lain. Hanya Baekhyun yang bisa memilikiku. Hanya dia seorang.

"Oh, Hailey... kau memb—"

DAKK!

DAKK!

Suara apa itu?

Sontak kami menengok ke samping dan pria ini menghentikan kegiatan mesumnya. Ah, syukurlah. Setidaknya Tuhan masih memberiku sedikit kesempatan untuk bernapas lega.

"Brengsek, ada apa lagi ini?" gertaknya lalu kembali menatap dan mengusap pelan daguku. "Tunggulah di sini manis, aku akan membereskan keributan dulu," tukasnya cepat dan beranjak dari ranjang.

Aku mengamatinya berjalan santai menuju pintu, namun sebelum ia sempat memutar knop. Seseorang sudah lebih dulu mendobrak pintu dengan keras dan menembakkan peluru ke tubuh pria itu berkali-kali. Sontak aku terkejut dan melompat ke samping ranjang sambil berteriak ketakutan.

Hei!

Siapa yang tak ketakutan melihat seseorang ditembak secara brutal?

DORR!

DORR!

Tidak berhenti sampai di situ, sekali lagi aku mendengar suara tembakan yang sepertinya masih ditujukan untuk pria tadi. Sampai akhirnya, derap langkah cepat seseorang terdengar di telingaku.

Aku tak berani untuk sekadar menaikkan wajah. Aku memeluk kedua lutut sambil berdoa agar Tuhan memberiku kesempatan untuk hidup. Aku kebingungan, pikiranku kacau, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan masalah apa yang sedang kuhadapi saat ini.

Rasanya aku ingin menangis dan kembali ke Perancis saja. Aku ingin menyerah dan hidup tanpa arah di sana, mengagumi Baekhyun diam-diam sambil berusaha melupakannya. Tapi apakah aku bisa? Aku benar-benar mencintainya. Aku hanya ingin menyerah, namun begitu susah.

"Buka matamu, Hailey!"

DEG!

Bukankah itu suara Baekhyun?

Tidak! Aku pasti berhalusinasi!

"Sofia Hailey!" Ia berteriak dan menarik salah satu lenganku hingga wajahku ikut terangkat.

Aku terperangah, tak menyangka bila sosok yang ada di depanku benar-benar Baekhyun. Ia menatapku cemas, keningnya mengerut seolah mempertanyakan apakah aku baik-baik saja.

Tak lama kemudian, Baekhyun melepas jaket dan kemejanya. Entahlah, aku tak tahu kapan ia berganti pakaian seperti ini, yang pasti, setelah melihatku hanya menggunakan pakaian dalam, Baekhyun langsung memakaikan kemejanya di tubuhku yang untungnya memanjang sampai setengah paha.

"Apa kau terluka?" tanya Baekhyun sambil mengancingkan kemejanya di tubuhku.

Tanpa pikir panjang aku langsung menggeleng dan membuatnya bernapas lega. Kali ini ia berpindah duduk di sampingku.

"Untunglah kau baik-baik saja," ujarnya lalu menutup kedua matanya sebentar. "Kita harus segera pergi sebelum polisi datang." Cepat-cepat Baekhyun memakai kembali jaketnya.

Aku mengangguk, namun tidak langsung berdiri. "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa... kenapa Tuan datang dan membunuh mereka?"

Baekhyun yang sudah lebih dulu bangkit mendahuluiku kembali membungkuk. "Aku akan memberitahumu nanti." Ia mendecak pelan, lalu tiba-tiba mengulurkan kedua lengannya untuk menggendongku bridal yang otomatis membuatku terkejut.

"Kita sudah tidak punya waktu lagi, Hailey. Diamlah dan aku akan mengeluarkanmu dari tempat ini."

OBLIVIATE - BaekhyunWhere stories live. Discover now