20 ● First Mission #5

3.3K 978 64
                                    

Don't forget to leave comment and follow my instagram : heenapark.official [comment for followback!]

.

.

.

.

.

.


"Hailey, kita tidak bisa terus berlari. Kita harus melawan mereka!"

Baekhyun berhenti, otomatis aku juga ikut berhenti karena tangan kami bertautan. Ia menutupi tubuhku dengan tubuhnya, kemudian mengeluarkan pistol dari saku.

DOR!

DOR!

Berkali-kali Baekhyun menembakkan peluru ke arah orang-orang yang mengepung kami. Hatiku bimbang, haruskah aku membantu Baekhyun atau terus berakting diam ketakutan seolah tak pernah berada dalam posisi seperti ini sebelumnya?

Kuperhatikan berapa banyak musuh yang berada di sekitar kami. Mereka cukup banyak, kuhitung ada dua belas orang, sedangkan Baekhyun harus melawannya seorang diri. Bukan tidak mungkin jika dia kalah dan akhirnya kami tertangkap.

Baru aku berniat mengeluarkan pistol, Baekhyun sudah lebih dulu meraih tanganku dan menarikku untuk berlari, lagi. Kurasa dia telah kehabisan peluru dan baru berhasil melumpuhkan sebagian dari mereka sehingga pilihan terakhir yang bisa kami lakukan hanyalah berlari.

Kami berlari sekencang mungkin, berusaha melewati semak belukar sambil berharap tidak terkena tembakan dari mereka. Namun hal buruk terjadi, tiba-tiba Baekhyun mengaduh dan terjatuh ke tanah.

Kakinya berdarah. Tidak salah lagi, pasti salah satu peluru mereka telah melukai Baekhyun!

Aku tidak bisa tinggal diam. Aku berjongkok sebentar dan melihat seberapa parah luka Baekhyun. Hatiku rasanya sakit melihatnya seperti itu, wajahnya meringis menahan perih.

"Tuan, tetaplah di sini," gumamku yang berhasil membuat Baekhyun bingung.

"Apa maksudmu? Kita harus pergi!"

Aku menggeleng. "Aku akan membereskan mereka dan menyelamatkanmu. Aku berjanji," lanjutku yang kemudian langsung berdiri. Namun Baekhyun menahan lenganku. Ia melarang perbuatanku yang mungkin bodoh baginya, tapi aku tidak gentar, kulepaskan cengkeraman Baekhyun dan berdiri.

"Kau bisa mati, Hailey!'

"Tidak Tuan, anda telah mengajari saya dengan baik."

Kuberikan senyum simpul pada Baekhyun sebelum melangkah maju. Aku mendengar Baekhyun mendengus dan menyalahkan diri sendiri, aku tahu dia pasti berpikir aku akan mati. Aku yakin dia tak akan sanggup melihatku melangkah ke sana.

Ke-enam orang yang mengejar kami sudah bersiap, seringaian jahat mereka langsung keluar begitu melihatku mendekat.

"Hey, nona! Kau lebih baik menyerah dan kami berjanji tak akan menyakitimu. Kau bisa menjadi kekasih kami jika mau!" teriak salah satu dari mereka menggunakan bahasa Inggris.

"Kalian ingin mendapatkanku?" Aku berhenti sebentar dan mengeluarkan pistol yang diberikan Baekhyun. "Maka cobalah untuk mendapatkanku."

Setelah mengucapkan kalimat barusan, tanpa mereka sadari kuangkat pistol dan langsung menembakkan peluru kepada dua orang yang berdiri paling dekat denganku. Pikiran mereka yang menganggapku lemah dan merasa tak perlu berhati-hati telah berhasil membuat dua dari mereka tumbang. Sekarang tinggal empat. Mereka berlari ke arahku sambil mengangkat pistol, namun, sebelum mampu menekan pelatuknya, kutendang tangan salah satu dari mereka hingga oleng dan menjatuhkan pistolnya.

Segera kuraih pistol pria itu, hingga kini tanganku memegang dua pistol bersamaan. Saat itu juga kuangkat kembali pistolku dan menembak dua orang lain dari sisi kanan dan kiri.

Hanya tinggal dua orang yang tersisa. Yang satu berdiri penuh amarah sambil membawa pisau, kuduga dia telah kehabisan peluru. Dan yang satunya adalah orang yang barusan kutendang sampai terjatuh.

"Sial! Kau bukan wanita biasa rupanya, kami terlalu meremehkanmu," ujar salah satu dari mereka setelah meludah.

Kutarik salah satu ujung bibirku dan berucap, "Dan apa ganjaran paling pantas bagi seseorang yang telah meremehkan orang lain?"

"Kau terlalu banyak bicara! Kami akan menyiksamu!"

Kedua pria tadi berlari ke arahku, kali ini aku tidak berniat langsung membunuh mereka menggunakan pistol. Aku membalik badan, kemudian berlari dan menggunakan batang pohon sebagai pijakan untuk melompat ke belakang.

Aku berada tepat di belakang mereka, kutendang kaki salah satu dari mereka dan kutembak tepat di jantung pria yang satunya. Sekarang hanya satu orang yang tersisa. Ia nampak ketakutan melihat teman-temannya mati di tanganku. Namun inilah saat yang paling menyenangkan.

Aku berdiri di depannya. Kujambak rambut pria itu ke depan dan kutendang dadanya sekeras mungkin sebelum ia memukulku. Bersamaan dengan itu, kutembakkan peluru dan menembus tepat di keningnya.

"Ganjaran paling pantas untuk mereka yang meremehkan orang lain adalah kekalahan," gumamku pada diri sendiri setelah berhasil menangani mereka semua.

Aku tersenyum puas, rupanya menangani mereka tak sesulit yang kupikirkan sebelumnya.

Hei!

Aku harus menyelamatkan Baekhyun!

Segera aku berlari menghampiri pria itu. Ia masih menahan sakit, namun keningnya mengerut saat menatapku.

Tentu saja, dia pasti melihat segalanya.

Ayolah Mia, kau tidak boleh sampai ketahuan. Aku berjongkok dan memandangnya penuh kecemasan. "Apa Tuan masih bisa berdiri dan berjalan? Tuan harus segera dibawa ke rumah sakit."

Namun, bukannya bangkit. Baekhyun malah menatapku penuh curiga.

"Kau... siapa kau sebenarnya?"

Aku terdiam, jantungku tiba-tiba berdebar sangat kencang. Sungguh, aku takut ketahuan. Apakah seharusnya tadi aku tidak usah menangani mereka? Tapi kami pasti akan mati jika terus berdiam, terlebih lagi keadaan Baekhyun yang cukup buruk akibat tertembak.

"Siapa kau sebenarnya?"

Baekhyun bertanya lagi. Aku tidak bisa terus diam.

Kugigit bibir bawahku dan berusaha bernapas dengan tenang. "A-apa maksud Tuan? Tentu saja aku adalah aku. Sofia Hailey," jawabku.

Baekhyun mendecih, selama beberapa saat ia memalingkan wajah dariku, cukup lama sampai aku bingung apa arti perbuatannya.

Detik berikutnya, Baekhyun kembali menatapku, tatapan yang sangat serius dan penuh kemarahan. "Kutanya sekali lagi. Sofia Hailey, siapa kau sebenarnya?"

Aku harus bagaimana?

Jelas dia tidak percaya pada jawabanku!

Aku tidak mungkin mengatakan kebenarannya!

Aku tidak mungkin mengatakan bahwa sebenarnya aku adalah istrinya yang sedang menyamar dan berusaha untuk menyelamatkannya serta menghancurkan Suho. Baekhyun tidak akan percaya padaku. Pasti yang ia percayai hanyalah aku sedang menyamar dan berusaha untuk menyelakai Suho.

Baekhyun masih menunggu jawabanku. Tatapan mematikannya seolah berkata bahwa ia siap membunuhku kapan saja jika tahu aku berkhianat.

Apakah aku memang akan berakhir seperti ini?

Apakah usahaku selama ini akan sia-sia?

Bukankah sangat menyedihkan jika seorang suami berniat membunuh istrinya sendiri?

Kenapa aku harus mendapatkan takdir yang seperti ini?

Kubuka mulutku perlahan, kukeluarkan suara yang mungkin terdengar layaknya bisikan, tergagap karena penuh ketakutan, "Aku... aku ad—"

"Byun Baekhyun!"


TO BE CONTINUED

OBLIVIATE - BaekhyunМесто, где живут истории. Откройте их для себя