Sunday.

294 7 0
                                    

Pacarku, jangan marah lagi, ya.

Kau harus tau. Aku tak pernah merasa kekurangan atas diriku sendiri seumur hidupku. Aku tak pernah merasa ingin jadi orang lain sedari dulu. Aku selalu bangga dan merasa cukup dengan diriku. Aku selalu jatuh cinta pada diriku. Aku tak pernah merasa iri hati ataupun dengki akan hidup seseorang dan berandai hidupku akan seperti ia juga. Aku selalu bersyukur atas diriku sendiri meskipun aku sadar aku tak pernah cukup bagi orang lain.

Sampai akhirnya aku bertemu kau, dan semua percaya diriku serta kebanggaanku terhadap diri sendiri luntur seketika.

Kau. Kau mampu membuatku iri mati-matian terhadapmu. Dimulai dari kelucuanmu yang luar biasa, lalu kecerdasanmu yang tidak menyerupai rumus-rumus dalam otakku tapi malah terasa sangat jauh lebih cerdas dari seluruh rumus di dunia. Selain itu kau sangat berani. Aku iri dengan manusia tanpa rasa takut sepertimu; aku saja naik gondola setinggi 10 meter tanpa diayun-ayun, takutnya tiada terkira. Aku iri akan kedewasaanmu, akan ketegasanmu mengambil keputusan, akan ketegasanmu mempertahankan pilihan dan pendapat. Aku iri dengan bagaimana tawa selalu menghias wajahmu tanpa memikirkan apakah orang ikut bahagia jika kau bahagia. Aku iri dengan bagaimana teman-temanmu begitu mencintaimu, begitu membutuhkanmu sampai kau kadang harus sulit-sulit memilih antara aku dan mereka. Aku iri dengan setiap keahlian yang kau miliki; dimulai bermain gitar, memasak, sampai membuatku jatuh cinta. Aku iri dengan kemudahanmu mencuri hati kedua orangtuaku dan keluargaku sedangkan aku sangat sulit untuk mendapat perhatian apalagi posisi terbaik di hati mereka. Aku iri bagaimana kau dengan mudah menyesuaikan diri di suatu tempat tanpa takut ada orang yang tak menyukaimu. Aku iri bagaimana kau memiliki banyak ide-ide untuk membuatku tak berhenti mencintaimu. Aku iri bagaimana kau mampu membimbingku dan membuatku tak ingin jauh darimu sedangkan aku mungkin tak bisa memberi kenyamanan yang cukup untukmu. Aku iri dengan kau yang tak tertuntut untuk menjadi paling baik namun melakukan sesuatu hanya sesuai keinginanmu.

Aku iri dengan bagaimana kau hampir tak pernah cemburu sedangkan aku kerap kali menelan bulat-bulat cemburuku terhadapmu. Aku iri dengan bagaimana kau bisa menghapuskan kekesalanmu terhadapku dengan berkumpul bersama teman-temanmu. Aku iri dengan bagaimana kau mampu melupakanku dengan cepat sedangkan aku harus mati-matian menahan sakit dan air mata. Aku iri dengan bagaimana kau tak perlu menjadi paling baik dan luar biasa untuk tetap aku cintai, untuk tak pernah aku tinggali karna kau yakin kalau aku tak akan sampai hati berbuat begitu. Aku iri dengan bagaimana kau bisa membuatku marah dan kecewa namun aku selalu memaafkan. Aku iri dengan bagaimana kau bisa mengkhianati tapi aku masih tetap saja memaklumi. Aku iri dengan bagaimana kau tak memikirkan perasaanku sedangkan aku selalu berusaha menjaga milikmu. Aku iri dengan bagaimana kau menyakitiku tapi aku tetap berpura-pura tak sakit sama sekali.

Jangan marah lagi, ya. Jangan kesal. Aku bukannya menyembunyikan segala kesalku. Aku takut melukaimu. Aku memang tak berani. Aku tak mau kau marah ataupun kecewa; biar ini jadi bagianku saja. Aku tak bisa menyampaikan keinginanku dengan jelas. Berbelit-belit katamu, padahal sedang kupilih kalimat terhalus agar tidak menyulut pitammu. Aku memang cengeng. Tak apa ya kalau aku lebih memilih menangis daripada bertengkar denganmu. Aku cuma berani menulis, tak mampu bersuara. Sebab tatapmu melumat habis seluruh beraniku. Sebab satu kata meluncur dari bibirmu melunturkan seluruh amarahku.

Kau beruntung. Atau aku yang beruntung?

Aku tak akan meninggalkanmu. Aku tau manusia punya kesalahan dan baik buruknya masing-masing. Mungkin aku adalah manusia paling cengeng, paling tidak bisa marah, paling tidak bisa menyampaikan perasaannya dengan tepat, paling penakut atau apalah terserah kau mau bilang apa. Tapi tenanglah. Sehancur apapun kau membuatku, aku tak akan melepaskanmu.

Karena aku menyukaimu, mencintaimu, menginginkanmu dengan banyak alasan yang tidak kumiliki dalam diriku sehingga membuatku iri.

Percayalah. Walaupun seluruh kesalahanmu disatukan menjadi satu alasan untuk meninggalkanmu, aku tetap tak akan menyerah.

Seluruh kesalahanmu tak akan lebih besar dari seluruh perasaanku kepadamu.

Andai saja kau tahu. Andai saja kau paham. Andai saja kau mengerti. Mauku cuma satu; membahagiakanmu dan mencintaimu saja.

Meskipun langkahku patah dan timpang, sebab caraku selalu salah di matamu.

Surat Cinta dan Permohonan Maaf yang Tak Pernah Kuberi Pada Pacarku Sebab Aku Si Pemalu dan Si Penakut. Sudahlah, yang penting aku mencintaimu. Selalu.

Quotes : Sajak Tentang Kamu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang