"Oh ... eum gu ... e ikut seneng Te. Iya gue seneng," katanya tergagap dengan mata yang mulai memanas.

Thea memperhatikan Bintang yang bercucuran keringat tapi mengusap-ngusap telapak tangannya, seperti sedang kedinginan. Bukannya itu aneh?

"Tapi gue belum ketemu dia," sambung Thea sembari menggigit bibir atasnya. Bintang yang masih kalang kabut mendadak terpaku. "Sekarang aja dia gak chatt gue. Lo tau, gue lagi ambyar sekarang."

"Lo udah lama pacaran sama dia?" tanya Bintang ragu-ragu.

"Gue gak pacaran," ujarnya menggantung. Ada yang mencuri fokusnya, air yang mengalir di bawah kelopak mata Bintang. Apa mungkin itu keringat Bintang? Tangan Thea terulur, menyeka butiran bening yang tanpa Bintang sadari keluar dengan sendirinya. "Ini keringat lo apa air mata lo?"

Bintang meraih pergelangan Thea yang habis mengusap air matanya. Memperhatikan jari telunjuk Thea yang sedikit basar dengan air matanya. "Itu keringat gue lah. Gila apa orang seganteng gue ambyar terus nangis."

"Anjir acaranya masih sejam lagi. Mana udah panas banget lagi."

Thea melirik ke arah samping, di mana siswi kelas dua belas yang sedang mengibas-ngibaskan bukunya. Dari ocehan yang Thea dengar dari kakak kelasnya itu membuat Thea kepikiran dengan tawaran sinting Bintang yang tadi. Bolos.

Sembari melihat ke sekeliling, Thea memajukan wajahnya ke telinga Bintang. "Tawaran lo yang tadi masih berlaku kan?"

Bintang mengangguk antusias. Lantas ia langsung menggandeng lengan gadis yang baru saja membuat hatinya berdenyut. Bintang yakin ia masih punya peluang, mengingat tadi Thea mengatakan kalau ia belum pacaran dan belum ketemu juga.

Kebiasaannya yang sering bolos membuatnya ahli mencari jalan yang tidak akan ditemui satu pasang mata sekalipun. Meskipun harus muter-muter satu sekolahan, asal tidak ketahuan mau tidak mau Thea harus nurut. Mengingat pagar tembok yang mengelilingi gedung sekolahnya tinggi, jalan satu-satunya supaya memudahkan Thea loncat adalah pagar yang ada di depan sekolah. Pagar yang sengaja dibuat pendek dengan lubang kotak-kotak sebagai dekorasinya. Sungguh alternatif termudah sekaligus berbahaya karena mudah sekali dilihat oleh Pak satpam.

Bintang melirik ke arah pos satpam dari balik tembok, nampak seorang pria berkulit hitam yang sedang membaca koran dengan secangkir gelas di depannya. Bintang mengaitkan telapak tangannya, untuk menjadi topangan ketika Thea hendak menaiki pagar.

"Ayo Te naik," perintah Bintang sedikit berbisik. Sebelah kaki Thea sudah menginjak telapak tangan Bintang, tapi kaki yang lainnya masih setia di tanah. Thea diburu ketakutan dan cemas kalau Bintang bisa mengintip apa yang ada di dalam roknya.

"Lo, harus nunduk!" ancam Thea lantas kemudian langsung menaikkan kaki sebelahnya. Tangan Bintang mulai diangkat ke atas secara perlahan, dan dengan kepala yang ia tundukkan seperti perintah Thea.

Berhasil. Tak pernah ia duga bokongnya akan mendarat di atas pagar sekolah ini. Tak lama Bintang menyusul dengan cepat. "Kenapa gak lompat?" tanya Bintang dengan keadaan ikut duduk juga.

"Takut." Thea memperhatikan kakinya yang mengayun di udara, membuatnya langsung kehilangan nyalinya.

Merasa situasinya tidak aman, Bintang turun duluan. Tangan Bintang terulur, meraih tangan Thea. Dengan satu hentakkan Bintang menarik gadis mungil itu dari atas sana. Dan dengan satu hentakkan pula Bintang menangkap tubuh Thea yang terjun ke bawah. Sayangnya, ketika aksi meloloskan diri ini sudah dikiranya berjalan dengan mulus, ternyata ada sepasang bola mata yang tak sengaja melihat mereka berlari.

Bintang terus menggenggam lengan Thea dikala kakinya terus berlari, takut Thea ketinggalan. Sampai akhirnya di area pasar Bintang menghentikan aksi larinya. Thea akui kekuatan lari cowok cangkung ini, sampai-sampai membuatnya ngos-ngosan.

"Pak, gulalinya dua. Satu bintang satu ikan ya." Thea yang masih menetralkan napasnya sambil memegangi dadanya, mendadak menoleh ke arah penjual kaki lima yang menjajahkan gulali yang warna warni dan dalam berbagai macam bentuk.

"Wah imut banget," ucap Thea sembari berdecak kagum memperhatikan karya gulali yang sudah jadi.

"Yang ikan buat Thea," ujar Bintang seraya menyerahkan gulali berbentuk ikan berwarna merah.

Baru kali ini dikasih gulali, Thea ragu-ragu untuk memakannya. Pasti rasanya tak seenak es krim. Sepasang mata Thea memperhatikan bagimana ekspresi keenakan Bintang ketika memakan gulalinya.

"Kok gak dimakan? Gulali di sini enak tau."

Meski ragu-ragu akhirnya lidahnya menyentuh gulali yang sedang dipegangnya. Enak, tidak mengecewakan. Belum sempat menghabiskan gulalinya masing-masing, keduanya terperanjat kaget saat pria yang tak asing meneriakinya sambil membawa benda panjang berwarna hitam.

"Woy kalian!"

Kaki Bintang langsung berlari. Meskipun sudah sekuat tenaga Thea memacu langkahnya cepat-cepat tapi ia tetap tertinggal jauh dari Bintang. Ditolehkan lagi kepalanya ke belakang, nampak pak satpam dengan wajah garang yang terus-terusan menunjukkan alat pukulnya itu.

Terlambat menyadari, Bintang kembali mendekati Thea dan langsung menggamit telapak tangannya. Menggenggamnya erat, berlari bersama.

"Woy jerapah! Cebol!" teriak Pak Satpam menyedot atensi orang-orang yang berlalu lalang di jalan raya.

Bukannya merasa takut, keduanya malah tertawa keras.

Bintang mengubah arahnya ketika menemukan belokan, ia menemukan sebuah warung kecil yang tampak kosong dan sudah rusak. Tak ada pilihan lain, Bintang mengajak Thea masuk. Namun karena keadaan di dalam berantakan sekali, membuat mereka tidak punya tempat luang.

"Hei jerapah! Saya tau kamu membawa pacarmu si cebol itu ke sini. Keluar kalian!" Thea membekap mulutnya sendiri sambil berjalan mundur. Tapi baru saja beberapa langkah, pundaknya langsung menyentuh dada bidang Bintang.

Thea melihat pintu di depannya tampak goyang-goyang oleh ulah sang satpam. Takut setengah mati, Thea berbalik, memeluk tubuh Bintang yang kekar.

Drtt ... tut tut

Pria tua di balik pinti itu mendadak berhenti mendobrak pintunya, lantaran ponselnya bergetar.

"Awas kalian ya, kalo ketemu tamat riwayat kalian!"

TBC!

Anggap aja ini adegan pas kejar-kejaran tadi ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anggap aja ini adegan pas kejar-kejaran tadi ya.

***
Yeay akhirnya bisa update lagi, seneng gak?

Gimana, kalian ada di team siapa? Adrian apa Bintang?
Ada yang nunggu Adrian? Kasian ya gak muncul-muncull

Kira-kira nanti bakalan disleding sama Pak Satpam gak mereka? Jangan bosen ya buat nunggu kelanjutannya.

Ohiya guys, mau nanya penting banget nih, kira-kira jadwal update Thea enaknya hari apa? Plis komen ya

Salam,
Tress.

THEA Where stories live. Discover now