.24

4.9K 107 0
                                    

   Ken menatap tajam kearah Reea yang masih mengobati luka lebam yang ada di pipi Liam, dengan kesal Ken  mengusap bibir nya yang sedikit berdarah dengan tisu. Lalu tisu itu di buang oleh Ken ke meja dengan perasaan kesal dan juga marah, ia bangkit dari duduknya lalu pergi ke lantai atas dimana kamar mereka  berada. Tingallah Reea dan juga Liam di ruang tamu.

"Sudah selesai Liam..." kata Reea sambil membereskan kotak obat nya

"Trmksh Ree. Tapi aku masih ingin mendengar jawabaanmu?" kata Liam menatap Reea dengan mata sendunya

"Maaf Liam aku tidak bisa menerimanya. Kau sudah aku anggap sebagai seorang Kakak untukku tidak lebih. Aku memang menyanyagimu dan juga Aaron, kamu segalanya untukku. Di saat aku sedih kamu selalu ada di sampingku, menemaniku kemana pun yang aku mau, kamu juga sahabat terbaikku?"

"Kamu mencintai dia Ree?"

"Ak--aku tidak tahu? Tapi aku selalu ingin bersama dengannya"

"Baiklah jawabaanmu sudah cukup bagiku, aku pulang dulu sampaikan salamku untuk dia"

"Apa kamu marah? Apa persahabatan kita akan berubah?" tanya gadis itu dengan mata yang berkaca -kaca

Liam tersenyum lembut ia mengusap kepala Reea dengan sayang, "Aku tidak marah Love, tidak ada yang berubah persahabatan kita tidak akan pernah berubah Love. Aku memang mencintaimu? Tapi aku akan berusaha merelakanmu dengan dia. Berbahagia lah dengannya. Karena bahagiamu juga bahagiaku Love"

Reea langsung memeluk tubuh Liam dengan erat. Ia terisak pelan. Liam pun membalas pelukan Reea menciumi puncak kepalanya dengan penuh cinta dan juga kasih sayang. Biarlah ia merasakan sakit asalkan Liam dapat melihat tawa dan senyuman gadis yang di cintainya. Liam mengurai pelukaan nya, ia menghapus air mata Reea dengan senyum manisnya.

" Jangan menangis nanti kamu tambah jelek" canda Liam gadis itu memukul tangan Liam pelan lalu memeluknya kembali.

"Trimksih Liam. Apa aku boleh menganggapmu sebagai Kakakku"

"Tentu Love. Liam melepaskan pelukan itu " Aku pulang dulu"

"Liam sekali lagi Trmksh. Baiklah hati -hati dijalan sampaikan salamku kepada bunda ya"

Liam mengangguk pelan lalu ia pergi dari mansion milik Kenzio Setelah Liam pergi Reea menaruh kotak obat itu di laci yang ada di dapur lalu ia menyusul Ken yang berada di kamar nya. Reea membuka pintu itu dengan pelan lalu Reea masuk kedalam kamar. Reea mengrenyit saat tidak mendapati Ken  di dalam kamar namun ia mendengar suara germicik air di dalam kamar mandi.

Mungkin Ken lagi mandi. Huh apa dia marah karena aku abaikan tadi.. Gumam Reea pelan

Saat Reea berniat akan keluar dari kamar nya, suara Kenzio dengan nada dinginnya terdengar di telinganya "Mau kemana lagi? Apa belum puas berpelukan dengannya hah!" katanya

Dia tahu bagaimana bisa? Reea membalikan tubuhnya lalu menyengir kuda, Reea menggaruk tengkuaknya yang tidak gatal sama sekali.

"Drama murahan" sinis Ken

Reea membulatkan mata nya dengan ucapaan Ken tadi apa katanya Drama murahan? Oohh my goodes itu tidak benar Reea tahu kalau Ken marah karena Reea abaikan namun Reea tidak terima saat Ken bilang drama murahan. Apa -apan pria itu tidak tahu kah kalau Reea menolak Liam tadi. Reea juga tidak ingin kehilangan sosok Liam di hidupnya.

"Kamu marah?" tanya Reea menghampiri Ken yang sedang memilih pakaiannya

Ken diam tidak membalas ucapaan Reea ia masih kesal dan juga marah saat ia melihat Reea berpelukan dengan Liam di bawah tadi. Ken  mendengar semuanya yang Reaa katakan dan juga ucapaan Liam yang akan merelakan Reea untuknya tapi Ken tidak suka saat miliknya di sentuh oleh pria lain.

"Hemm Ken. Aku minta maaf sudah mengabaikanmu tadi? Tapi kamu juga salah, kamu tidak seharusnya memukul Liam bagaimana pun juga di...." ucapaan Reea terhenti saat Ken memutar tubuhnya, lalu merengkuh pinggang Reea dengan erat

"Sudah cukup! Aku muak melihat kamu membela dia? Kamu harus di hukum sayangku!" ucap Ken dengan senyum setannya

"Apa? Aku tidak membela siapapun Ken memangnya aku anak kecil yang harus kamu hukum. Tidak! Aku tidak mau?"

"Kamu jelas membela dia dan meninggalkan aku di gazebo? Aku tidak menerima penolakan"

Ken yang masih menggunakan handuk pun langsung mengangkat tubuh Reea.  Dan Reea memekik nyaring  ia  langsung menglingkar kan tangannya ke leher Kenzio. Reea berontak meminta di lepaskan namun Ken  tidak mendengar nya. Ken menjatuhkan tubuh Reea di atas ranjang, dan Ken langsung menindihnya.

Ken mencium bibir Reea dengan ganas dan juga kasar, ia melumat bibir bawah Reea lalu menggigit nya, Reea memukul -mukul punggung Ken dengan keras namun pria itu mengabaikan nya. Pukulan Reea pun melemah ia pasrah saat Ken menciumi nya dengan ganas, Reea mengerang pelan ia sudah terlena dengan ciuman yang di berikan oleh Ken

Ken melepaskan ciumaan nya lalu ia menatap Reea yang terengah di bawahnya, rambut panjang nya berantakan dan itu membuat Reea terlihat seksi. "Kamu harus tahu? Aku tidak suka saat milikku di sentuh oleh pria lain. You are mine." ucap Ken pelan. Ia kembali mencium bibir merah milik Reea lalu beralih ke pipi, hidung, mata lalu kening. Ken lalu turun ke leher Reea, menghisap nya di sana hingga meninggalkan warna kemerahan.

" Aahh... Ken desah Reea lembut.

AndreeaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant