"Dibantai?" Ditha memandangnya bingung, meraih buku catatannya dia menyerahkannya pada Wina. "Dibantai gimana maksudnya? Sama siapa?"

"LDI." Dengan tak bersemangat, gadis berkuncir kuda itu menyalin PR Ditha.

"LDI? Lembaga Dakwah Islam? Kok bisa? Kenapa?"

Wina menghela napasnya, matanya mulai tak fokus. "Lord Dark Iron." Sepertinya dia memang kurang tidur.

"Lord Dark Iron? Apaan itu?"

Perlahan, Wina memandang teman sebangkunya dengan agak jengkel. Ditha tidak melakukan kesalahan apapun memang, tapi Wina sedang cranky karena kurang tidur. Jadi pertanyaan Ditha yang ingin tahu mengganggunya. "Bentar lagi Bu Ziah masuk, dan gue belum nyelesain ini PR, Dith."

Ditha menghela napas, kemudian meraih ponselnya. "Hhh,... Ya udah cepat salin aja dulu. Pokoknya nanti lu harus cerita!" Tegasnya, kemudian gadis itu tenggelam dalam feed Instagram.

Wina ikut-ikutan menghela napasnya, dan dengan susah payah mengumpulkan fokus untuk menyalin tugas Ditha. Sesekali mengucek mata dan menguap karena mengantuk. Tapi meski begitu, penyesalan tak kunjung datang padanya karena tidak tidur semalaman.

Mungkin, dia sudah seperti Sidney. Meskipun alasannya bermain hingga tak tidur bukan karena dia tergila-gila, melainkan kesal yang memuncak dan keinginan balas dendam. Tapi gadis itu belum berpikir untuk berhenti.

***

Lord Dark Iron : Hi, Sugarplum, cuma mau bilang,....
Lord Dark Iron : Sorry... :)

Wina menatap layar laptopnya, membaca sebuah pesan yang menyambutnya tepat ketika dia baru saja online. Pesan itu dikirim subuh tadi, jadi mungkin dia merasa bersalah tepat ketika Wina offline. Gadis itu mencengkram mouse dengan kuat, menggertakan giginya kasar. Orang ini, satu-satunya alasan yang membuatnya begitu marah seharian ini. Lord Dark Iron, pembunuh kejam yang tak memberikannya kesempatan untuk bernapas!

Sugarplum : Sorry? Sorry untuk apa?
Sugarplum : Oh tunggu, kayaknya gue inget, lu yang NGEBUNUH gue berkali-kali itu kan ya?
Sugarplum : Tenang aja, gue gak marah. Ini kan cuma game.

Tapi pemain itu sedang tidak online, jadi pesannya hanya terkirim dan belum dibaca. Wina mengedikan bahu, dan memulai permainannya. Hari ini dia harus bisa menaikan level, rasanya kesal hanya karena levelnya yang rendah dia harus mati berulang kali seperti kemarin. Jadi Wina berniat untuk kembali ke salah satu field dan mencari monster kecil yang bisa di tanganinya.

Satu jam berlalu,  dan akhirnya Wina mengerti mengapa Sidney begitu tergila-gila dengan permainan ini. Karena akhirnya, Wina pun ikut terbawa dan tak merasakan betapa waktu telah berjalan begitu cepat. Dengan semangat, gadis itu membantai sebuah monster berbentuk patung batu mini, yang menembakan lendir hijau yang bisa menghabiskan bar darahnya begitu cepat. Tiba-tiba saja icon pesannya berkedip. Wina melakukan satu kali tebasan lagi, sebelum membukanya.

Lord Dark Iron : Lu marah.
Sugarplum : Gue gak marah!
Lord Dark Iron : Ok lu gak marah.

Wina menatap layarnya, sekarang dia jadi kesal. Mengetuk-ngetukan jarinya pada mouse, gadis itu memikirkan kata-kata balasan. Namun pada akhirnya, dia memutuskan untuk tidak membalas. Baru saja dia ingin menutup jendela pesan itu, saat yang lainnya mengirim sebuah pesan lagi.

Lord Dark Iron : Ayo, gue bantuin naik level.

Terdiam sejenak, Wina ragu-ragu.

Sugarplum : Kenapa?
Lord Dark Iron : Penebusan untuk yang kemarin.
Sugarplum : Dibilangin gue gak marah.
Lord Dark Iron : Tapi tetap aja gue salah.
Lord Dark Iron : Gak seharusnya gue ngelakuin itu.
Sugarplum : Yeah! Tau kan kalau level gue jauh dibawah lu?
Sugarplum : Ini apa? Cyber bullying?
Lord Dark Iron : =)))
Lord Dark Iron : Gak bakat ngebully gue.
Sugarplum : Terus, kalau bukan ngebully, yang kemarin itu apa namanya?
Lord Dark Iron : Gue lagi ada masalah kemarin, dan gue niatnya mau nenangin diri sambil main game.
Lord Dark Iron : Taunya gue ketemu sama lu, apa lu gak tau field yang kemarin sarang PvP buat yang level 30 ke atas?
Lord Dark Iron : Sementara level lu kan masih rendah.
Lord Dark Iron : Kalaupun bukan gue, pemain lain juga pasti bakal ngelakuin yang sama.

Clockwork MemoryWhere stories live. Discover now