Berang, Ayu menghempas tangan Thea. "Apa sih Te?"

"Itu cowok yang nambrak gue woy!" ucap Thea penuh semangat.

Raut wajah kagum ketiga sahabatnya mendadak berubah jadi amarah. Sorot matanya berapi-api menyaksikan Bintang berguling setelah melakukan lompatan. Yuni hendak melangkah menuju ke tempat Bintang, tapi dicegah Thea karena Thea tidak mau ada keributan.

"Gak usah cegah gue Te!" ketus Yuni.

"Yun, gue gak mau kita buat keributan sama kakak kelas, nanti bisa panjang kisahnya. Lagian kaki gue udah mendingan kok. Buktinya bisa ikut jam olahraga kan meskipun cuma pemanasan," papar Thea mencoba menenangkan.

Mendengar Thea yang mulai mengoceh, Yuni memandangngnya jengah. Ia akhirnya menggugurkan niatnya untuk melabrak cowok itu.

Kening Isna berkerut sesaat, "Tapi sepeda lo belum balik kan?"

Gadis mungil itu mengembuskan napas lemah sambil mengangguk. Sialnya memang sepedanya belum kembali padanya.

Saat situasi sedang memanas ini, tiba-tiba saku celananya bergetar. Buru-buru ia meraih ponselnya dari dalam sana dan langsung menyalakan tombol power penuh semangat. Tak lama bibirnya tersenyum sumringah.

Dalam hati Thea membaca isi WhatsApp dari Adrian yang tak terduga ini.

Adrian Keano N
Ada pepaya dimakan gagak, si Thea kangen gue gak?

Senyum kembali menghiasi wajahnya, tanpa sadar temannya yang sedari tadi mengajaknya berbicara mendadak dongkol menyaksikan Thea yang hanya senyum-senyum sendiri.

"Thea!" sembur Ayu yang berada tepat di sebelahnya.

Merasa tak ada yang salah, dengan santai Thea menjawab dengan gumaman pelan tanpa mengalihkan pandangan.

Sebal, akhirnya Yuni merampas ponsel yang sedang digenggam Thea. Padahal Thea baru saja menemukan pantun untuk membalas pesan dari Adrian. Tapi ponselnya keburu diambil si Yuni.

Thea memundurkan wajahnya, tidak terima. "Apaan si lo! Balikin gak!"

Yuni masih enggan bergerak, ia masih saja setia menggenggam ponsel Thea. "Gue gak suka ya terus-terusan dikacangin sama lo. Gue yang punya pacar aja gak songong kayak lo. Lo pikir Adrian siapa lo? Sampai-sampai lo gak mau dengerin omongan sahabat lo. Tau gini mending lo jomblo aja Te," omel Yuni menuai luka di hati Thea.

Sepersekian detik Thea tidak menggubris ucapan Yuni, sampai akhirnya kata maaf keluar dari mulutnya.

"Gue tadi nanya serius ke lo. Lo malah asik sendiri, lo pikir itu gak sakit?" Yuni kembali menyerocos. "Cowok yang nabrak lo namanya siapa?"

"Bintang," jawab Thea singkat sembari menodongkan tangannya, berusaha meminta kembali ponselnya.

Namun saat ponsel di genggaman Yuni hendak diberikan kembali, lengan Yuni tertimpa bola. Jadilah ponsel Thea melayang di udara. Berantakan. Ponselnya berserakan di lantai lapangan.

"Yuni!" Thea teriak sambil mengais-ngais setiap bagian ponselnya yang berserakan di bawah kakinya.

"Lo gak tau betapa pentingnya hp ini buat gue Yun," ucap Thea kali ini dibarengi dengan air matanya yang mulai berjatuhan.

Yuni ikut berjongkok di hadapan Thea, dipegang lengan Thea ragu-ragu. "Maaf Te, ini kecelakaan," ucap Yuni dengan intonasi penuh penyesalan.

Dihempas kasar tangan Yuni dari lengannya, lalu ia berlari menjauhi ketiga sahabatnya yang saling beradu pandang. Kenapa sahabatnya tidak bisa ikut senang saat ia merasakan senang? Satu hal yang Thea pikirkan sekarang, Adrian pasti menunggu balasan pesan darinya. Thea gelisah memikirkan itu.

Thea terisak sendirian di kelas menyaksikan ponselnya yang terbelah menjadi tiga bagian. "Ini kalo dibawa ke konter masih bisa sembuh gak ya?"

 "Ini kalo dibawa ke konter masih bisa sembuh gak ya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lumayan, buat cuci mata kaleannn. Yang silent readers, yang kalo baca non aktifin data seluler, mana tau rupawannya si abang Bintang tercintah ....

***
Haii readers baik
komen yang banyak ya, gratis kok

Gimana  nih gaess? Thea bisa tahan gak ya gak megang hp?  Duhh, ada yang sama-sama kecewa kayak aku?

Terima kasih yang udah setia nungguin Thea
papay ....

Salam,
Tress

THEA Where stories live. Discover now