43.

3.5K 377 14
                                    

"Mwo?!"

Y/n memutar bola mata malas, kenapa responnya menyebalkan hanya karena jawaban dari Y/n.

"Coba ulangi pertanyaanmu, Kim Y/n.."

"Astaga, Oppaaa..." Y/n merengek, ia benar-benar kesal. Tapi malah seperti dipermainkan.

"Oppa hanya tidak yakin dengan yang Oppa dengar tadi.."

Y/n menghela napas, mencoba menekan kekesalannya untuk kembali bertanya. "Dengarkan baik-baik karena ini yang terakhir.." Y/n menghela napas kembali. "Oppa, kado apa yang biasa diberikan seorang namja pada yeoja nya ketika anniversary?"

Kim Minhyun, pemuda itu hanya diam menatap sang keponakan dalam tanpa memalingkan ke arah lain. Ia hanya fokus pada wajah sang keponakkan yang masih menampilkan sisa kekesalannya, Minhyun mencari keseriusan dalam pertanyaan itu.

"Hya! Kenapa kau bertanya seperti itu?"

Tidak salah kan Minhyun menanyakan ini? Lagipula aneh saat keponakkan super bawelnya ini membicarakan tentang kado anniversary. Biasanya Y/n tidak pernah tertarik dengan hal seperti ini.

"Ayolah, Oppa.. Bantu aku.."

Minhyun memicingkan matanya. "Kau.. Sedang berkencan yah?"

Mata Y/n spontan membulat mendengar dugaan yang diajukan pamannya padanya, tangan putih itu bergerak memukul lengan Minhyun dengan keras hingga membuat sang empu meringis.

"Oppa jawab saja.."

"Mana aku tau, harusnya kau tanya pada dirimu sendiri, kau kan seorang gadis, kenapa bertanya padaku?"

Y/n diam, mengerjap pelan. Benar juga, dia seorang gadis, lalu kenapa ia harus bingung mengenai hal yang disukai seorang gadis dan malah bertanya pada paman nya? Ahhh.. Y/n menggeleng, pusing.

"Ahhh Oppaaa.. Ini berbeda, sudah kubilang kalau ini kado anniversary, jadi harus spesial. Oppa tau kan?"

Minhyun meringis pelan, ia menggaruk tengkuk belakang yang tidak gatal sama sekali. Hal itu malah membuat kening Y/n berkerut, namun detik selanjutnya kerutan itu hilang, berganti dengan wajah terkejut dan dugaan.

"Atau.. Oppa belum pernah berkencan sebelumnya? Astaga.. Benarkah?"

Minhyun ingin sekali menjawab tidak, tapi faktanya adalah itu. Sejak sekolah sampai kuliah, Minhyun terlalu ambisius mengejar kariernya hingga tak peduli masalah percintaan. Pernah sekali ia suka pada seorang gadis, namun ia menyadari bahwa gadis itu hanya memanfaatkan hartanya. Sejak saat itu Minnhyun tidak akrab dengan wanita, oke kecualikan dua keponakkan tersayangnya.

Minhyun menggangguk membuat kedua mata Y/n membulat sempurna, tangannya bergerak menutup mulut yang menganga saking terkejutnya.

"Astaga Oppa ku setampan ini belum pernah berkencan? Mengenaskan sekali.."

Minhyun hanya memasang wajah tak sukanya. "Memang kau pernah?"

Pertanyaan ini sukses membuat tawa Y/n terhenti, Y/n menatap Minhyun sejenak sebelum tersenyum tipis dan menggeleng pelan. Minhyun tertawa setelah itu.

"Bagaimana Kim Y/n yang cantik ini belum pernah berkencan?"

"Aish, Oppa.."

"Hahaha, iya. Lalu kenapa kau tidak berkencan?

Y/n berdecak. "Bagaimana akan berkencan jika aku tidak kenal pemuda disana. Semua orang menjauh ketika aku mengawali sekolah, selanjutnya mereka mulai mendekat saat tau jabatan Appa di negara itu.."

Y/n menghela napas untuk menjeda ceritanya yang mungkin akan panjang.

"Semakin hari semakin banyak yang dekat denganku, dan memberi banyak hadiah. Appa khawatir hingga menyewa bodyguard untukku. Dan siapapun yang melirikku tidak suka. Maka orang itu tidak akan hidup tenang setelahnya. Mengerikan, bukan?"

Minhyun bergidik, ternyata Y/n sangat terkekang banyak aturan disana, bahkan ia tidak punya kesempatan untuk memiliki lebih banyak teman.

"Kalau begitu tinggal disini saja, di negara ini banyak namja tampan loh. Kau juga bisa berkenalan dengan teman-teman para Oppamu dari kalangan idol. Seperti Vernon dan Sohyun."

"Nah itu... Aku ingin meminta bantuan untuk anniversary mereka."

"Ha?"

"Oh Astaga Oppa.. Pokoknya kau bantu aku cari hadiah yang pas. Tidak ada penolakkan.."

"Ada.."

Y/n menekuk wajahnya dengan bibir mengerucut. "Apa?"

"Kau akan selalu datang pada Oppa dan menceritakan yang kau rasakan dan kau pendam, tanpa ada rahasia."

"Susah.."

"Hey, apanya yang susah?"

"Membuat Minhyun Oppa tidak meledekku saat aku mulai curhat tentang hal yang dilakukan anak remaja.."

Mendengar penuturan polos dari sang keponakkan membuat Minhyun tidak bisa menahan lagi untuk tertawa keras. Begitu aneh mendengar sang gadis kecil yang dulu selalu merengek minta es krim padanya, setelah ini akan mulai merengek karena masalah perasaan.

"Oppa jangan tertawa.."

"Aku tidak tau kalau gadis kecilku benar-benar sudah tumbuh.."

"Ahhh.. Oppa..."

Dua manusia itu tertawa dalam kebersamaan yang selalu merekarindukan, ini adalah hal yang membahagiakan.

Tanpa mereka sadari, empat pasang mata sedang memperhatikan obrolan yang terjadi di ruang keluarga mansion milik keluarga Sohyun. Mereka mendesis pelan, bahkan salah satu dari mereka sudah menggertakkan gigi, jangan tanyakan kapan kepalan ditangan mereka terbentuk.

Empat pemuda itu berbalik, mereka memberi senyum tipis untuk menyembunyikan amarah itu. Yang termuda sedang berdiri di depan empat kakaknya dengan wajah bingung.

"Apa hanya aku yang merasa kalau posisiku tergeser olehnya?" tanya salah satu pemuda dengan kulit paling putih diantara yang lain.

"Bukan tergeser, hyung. Tapi benar-benar tergantikan." sahut yang paling tinggi diantara lima pemuda disana dengan nada dingin, empat pemuda itu lantas berjalan menjauh meninggalkan ruang yang hanya menyulut amarah mereka, juga meninggalkan yang termuda disana.

"Tidak, hyung. Minhyun hyung hyung tidak pernah merebut mereka, Minhyung adalah yang menjaga mereka selama ini." lirihnya, melihat semua ironi pada persaudaraannya membuat hatinya ngilu, ia tidak suka situasi seperti ini.


Tbc~

MunLovea
Kamis, 10 Januari 2019

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Where stories live. Discover now