37.

3.6K 403 28
                                    

Jungkook hanya tersenyum, sementara hatinya sudah menjerit mendengar kisah pilu sang adik. Ia ingin mengutuk dirinya sendiri karena selama ini menduga bahwa adiknya akan lebih bahagia bila jauh darinya dan saudara-saudaranya.

"Lalu apa yang kau lakukan saat mereka fangirling di kelas?"

"Tertawa dalam hati.".

"Eh?" Jungkook mengernyitkan dahinya, sementara Y/n malah terkekeh.

"Iya, saat mereka mendengarkan musik dan ikut bernyanyi, aku hanya bisa tertawa dalam hati." Y/n tertawa kecil membayangkan bagaimana tingkah para gadis di kelasnya dulu yang bernyanyi dengan sesukanya.

Jungkook mengusap puncak kepala sang adik. "Kau tidak boleh seperti itu, semua orang punya bakat masing-masing."

"Maksud Oppa?" kini ganti kening Y/n yang berkerut.

"Kau membicarakan suara mereka kan?"

Tawa Y/n pecah setelah itu juga, sebaliknya Jungkook hanya diam dengan wajah bingung, kenapa sang adik tiba-tiba tertawa? Apa ada yang salah? Itu batinnya.

"Kenapa tertawa?"

Y/n menggeleng.

"Lalu? Ada yang salah?"

"Bukan itu, Oppa. Aku tidak membicarakan suara mereka.." Y/n masih berusaha berhenti tertawa karena perutnya mulai merasa sakit.

"Lalu?"

"Oppa, aku tau kalau aku telah lama meninggalkan Korea, tapi aku tidak pernah lupa dengan bahasa kecilku.."

"Jadi.."

"Aku tidak mengenal penyanyi ataupun lagu itu, tapi aku tau kalau mereka salah mengucapkan liriknya." Y/n tertawa sangat lepas mengingat kejadian itu, bahkan teman-temannya tanpa rasa malu terus bernyanyi dengan suara keras walau semua liriknya salah.

Dan ini merupakan salah satu bukti kuat bahwa keberadaan Y/n tidaklah dianggap disana. Bagaimana bisa? Tentu bisa. Jika memang keberadaan Y/n dianggap pada, para gadis itu tidak akan melakukan hal konyol dengan sok tau bernyanyi lagu Kpop didepan orang asli Korea. Mereka pasti akan malu jika salah pengucapan.

"Sadis secara halus.." ucap Jungkook yang sudah tertawa sejak Y/n menyelesaikan kalimatnya.

"Mereka sangat alay, Oppa. Mereka menonton konser secara live lewat laptop dan ponsel, lalu berteriak histeris bahkan sampai menangis. Akhhh Oppaaaaaa... Rapmon Oppa.. Chanyeol Oppaaaa... Mingyu Oppaaaa... Entah nama siapa saja yang mereka sebut saat berteriak. Dan yang paling menyebalkan adalah saat mereka mulai menghayal tinggi."

"Menghayal tinggi bagaimana?"

"Seperti ini. Akhhhh suamikuu sangat tampaannnnn.. Akhhh masa depankuuuu... Itu pacarkuuuu.."

Y/n memraktekkan dengan sempurna gaya para gadis di kelasnya dulu, sementara Jungkook semakin tergelak melihat tingkah sang adik.

Hal itu membuat beberapa orang kembali menjadikan mereka pusat perhatian. Awalnya Jungkook mengabaikan hal itu, sampai matanya menangkap beberapa gadis yang menatap mereka intens. Jungkook membulatkan mata dan langsung menarik Y/n meninggalkan tempat itu.

"Ini akan jadi masalah.." gumam Jungkook masih berjalan menarik sang adik.

Jungkook terus mempercepat langkah bahkan sampai menyeggol orang berkali-kali. Yang ada di pikirannya hanyalah segera pergi dari tempat itu sebelum masalah menghampirinya, dan yang lebih parah Y/n akan terjebak masalah besar setelah ini jika ia ketahuan.

Sementara Y/n yang bingung terus berusaha menyamakan langkah Jungkook yang lebar, ia bahkan hampir terjatuh kalau saja tidak bisa menjaga keseimbangan.

...

Rumah Sakit.

Ckleck!

Y/n tersenyum manis pada kakaknya yang berada di dalam ruangan ketika ia membuka pintu, ia langsung menghampiri gadis yang terbaring diatas bangsal dan memegang tangannya.

"Sohyun, kau sudah makan?" tanya Y/n namun tidak ada jawaban, Sohyun masih menutup matanya.

"Oppa, Sohyun sudah makan kan? Sudah minum obat?"

Kim Seokjin, pemuda itu tersenyum dan mengangguk. "Tadi Sohyun sudah bangun. Dan sekarang dia tertidur lagi, mungkin perngaruh obat."

Y/n mengangguk. Ia menoleh pada sofa disisi ruangan, disana ada satu kakaknya sedang berbaring dengan mata tertutup, tampak lelah.

"Tae Oppa terlihat lelah, apa kalian sejak tadi?"

Seokjin mengangguk. "Dia memang lelah, karena itu Oppa membiarkannya tidur."

"Lalu dimana Oppadeul?"

Seokjin diam. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya pada Y/n atau Y/n akan sangat marah pada para adiknya, dan itu akan jadi hal buruk.

"Mereka pulang.."

"Pulang? Tidak menjaga Sohyun? Apa-apaan itu.."

"Kami telah mengatur jadwal, bergantian.." sungguh, Seokjin harus berpikir ekstra untuk menjawab pertanyaan selanjutnya.

"Ohh.. Baiklah..".

Seokjin selamat?

"Kau tidak pulang?" kini giliran Seokjin yang bertanya.

Y/n mendongak, menatap Seokjin sekilas, kemudian menunduk kembali, dan menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku ingin menjaga Sohyun.."

"Tapi.. Kau belum pulang sejak kemarin. Bagaimana kalau kakek mencarimu?"

"Kakek?" Y/n membulatkan mata.

Seokjin mengangguk. Y/n langsung mengambil ponselnya dan menyalakan benda pipih itu, ada banyak notifikasi yang masuk. Ia menepuk jidatnya.

Ckleck!

Dua manusia itu menoleh kearah pintu yang terbuka, Jungkook yang baru saja masuk ruang terkejut saat Y/n tiba-tiba berlari kearahnya.

"Oppa.. Antar aku pulang sekarang.. Aku sudah tamat.."

Tbc~

MunLovea
Kamis, 03 Januari 2019

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Where stories live. Discover now