05.

5.8K 590 5
                                    

Y/n yang terkejut, langsung menghampiri gadis yang terduduk di lantai, bersandar pada ranjang. Gadis yang menangis seraya memegangi dadanya, tubuhnya lemas dan wajahnya pucat.

Y/n membantunya naik ke atas tempat tidur dan membuka jendela untuk memberi celah udara masuk. Lampu dinyalakan, dan sekarang nampaklah kondisi gadis itu yang sangat kacau.

Gadis itu, Kim Sohyun. Terlihat kesulitan untuk bernapas, sesekali tangannya bergerak menunjuk nakas. Y/n yang mengerti langsung mengacak nakas Sohyun dan mengeluarkan sebuah barang aneh yang baru dilihatnya.

"Ini?"

Sohyun mengangguk. Dengan segera Y/n mendekat kearah Sohyun dan membantunya memakai benda aneh itu. Kondisi Sohyun membaik setelah beberapa saat. Y/n beranjak untuk menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

"Katakan, apa yang kau lakukan dengan kamarmu, dan apa yang terjadi padamu?" Tanya Y/n tidak santai dengan tatapan mengintimidasi. Malah membuat Sohyun terkekeh ditengah usahanya menahan sesak.

"Kau kenapa? Seperti polisi mengintrogasi perampok saja." Jawab Sohyun diakhiri kekehan yang membuat Y/n memutar bola mata malas.

"Aku mengkhawatirkanmu, bodoh!" Umpat Y/n yang mulai kesal.

"Bodoh? Hey! Bahkan nilaiku selalu diatasmu!" Sanggah Sohyun, tidak terima dikatai bodoh.

"Hya! Kau tetap bodoh! Mana ada orang penderita asma membiarkan dirinya di tempat gelap, pengap, dan barang-barang berantakkan seperti ini? Kau ingin cepat mati?"

Sohyun terdiam, terkejut dan bingung. Bukan karena kalimat terakhir Y/n yang terkesan mendoakannya. Tetapi, bagaimana Y/n tahu tentang keadaan Sohyun sekarang?

"Darimana--"

"Minhyun Oppa." Sahut Y/n.

Sohyun terdiam, menunduk, pikirannya merambah kemana-mana. Tampaknya usahanya menyembunyikan keadaannya yang sebenarnya hanya sia-sia. Jika Y/n yang berada jauh di luar negeri saja tahu, bagaimana dengan semua keluarga dekatnya?

Tapi, selama ini. Sohyun tidak merasa mendapat perhatian lebih jika memang mereka tahu tentang keadaannya. Apa memang benar kalau Sohyun sudah dilupakan keluarga ini?

"Hey! Kim Sohyun, kenapa kau diam saja?" Y/n melambaikan tangannya di depan wajah Sohyun yang sempat melamun, membuat Sohyun kembali tertarik dari lamunannya.

Sohyun masih diam, apalagi melihat tatapan penuh tuntutan dari Y/n membuatnya tidak bisa berkata.

Melihat Sohyun yang terlihat tertekan dengan tuntutannya, tatapan tajam Y/n menyayu dan sekarang matanya terasa panas. Ia menangis, terisak.

Sohyun yang mengetahuinya mengerjap beberapa kali. Y/n mundur beberapa langkah hingga menempel pada tembok, lalu merosot dan terduduk. Menangis disana.

Sohyun meringsut dari kasur dan berjalan menghampiri Y/n yang semakin terisak, tapi langkahnya terhenti ketika Y/n memekik.

"Berhenti disana!"

"Hah? Kau kenapa?" Tanya Sohyun bingung.

"Kau bohong! Kau tidak menyayangiku! Kau tidak pernah menyayangiku, Sohyun-ah!" Ujar Y/n ditengah tangisnya yang membuat hati Sohyun seakan teriris, air matanya mulai ikut meleleh.

"Maksudmu? Aku menyayagimu, Y/n! Aku merindukanmu." Ucap Sohyun seraya berjalan menghampiri Y/n dan merengkuh tubuh saudari kecil yang lama berpisah dengannya.

"Tidak! Kau tidak menyayangiku! Kalau kau memang sayang padaku, kau tidak mungkin menyiksaku! Hiks."

Sohyun semakin bingung. Menyiksa? Bagaimana Sohyun bisa menyiksa Y/n. Bahkan Sohyun tidak tahu dimana Y/n tinggal selama sebelas tahun ini.

"Menyiksa?" Sungguh! Seseorang jelaskan sesuatu pada Sohyun.

"Ya, kau menyiksaku! Kau memang tidak bersamaku, tidak berada dalam satu lingkungan denganku. Tapi dengan melukai diri dan menyiksa dirimu, cukup untuk menyiksaku juga. Kau tahu!"

Sohyun diam, masih belum paham dengan alur pembicaraan ini. Menyiksa? Dari segi apa? Rindu? Bahkan Sohyun juga tersiksa oleh rindu.

"Y/n-yaa, aku--"

"Aku merasakan semua, Sohyun-ah! Aku sering merasakan sesak tanpa sebab, kepalaku sering pusing, dan tubuhku mendadak lemas. Banyak hal yang menyiksa diriku, padahal dokter mengatakan tidak ada masalah serius pada kesehatanku kecuali aku harus lebih sering makan sayur dan mengurangi seafood." Jelas Y/n panjang lebar, Sohyun masih diam dan menyimak.

"Dan pada suatu saat, aku teringat sesuatu. Aku tidak sendiri, aku dilahirkan bersama dengan dua bocah kecil yang selalu bersama, sehingga terlihat tiga bocah kembar. Kami selalu bersama, suka, duka, senang, dan bahkan kami sakit secara bersamaan. Aku selalu merasakan sakit ketika kau terluka, dan itu sudah terjadi sejak kita kecil, begitupula sebaliknya denganmu. Dan saat itu aku sadar, bukan aku yang sakit. Tapi saudariku. Dan hanya kau, hanya Kim Sohyun, saudariku yang tersisa."

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Rabu, 07 November 2018

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Where stories live. Discover now