15.

4.2K 464 3
                                    

"Buka mulutmu,"

"Oppa, Aku tidak mau makan."

"Sohyun kau harus makan jika ingin sembuh."

"Jungkook Oppa, sudah ku bilang kalau aku tidak mau makan."

Y/n memalingkan wajah dan menutup mulutnya dengan tangan. Tapi fakta sebenarnya ialah, Y/n sedang berusaha keras menahan tawa karena Jungkook yang terlihat begitu kewalahan karena Sohyun palsu yang bandel.

"Ayolah makan, nanti Seokjin-Hyung akan marah pada Oppa kalau kau tidak mau makan."

Y/n menoleh pada Jungkook yang tampak memelas, keningnya berkerut. Perhatiannya beralih pada dua pemuda yang sekarang duduk di sofa dan sibuk dengan ponsel masing-masing. Ia baru menyadari sesuatu.

"Dimana Oppadeul? Kenapa hanya Yoongi-Oppa, Jimin-Oppa, dan Jungkook-Oppa yang datang?"

Jungkook menoleh pada dua Kakaknya, setelah itu kembali menoleh pada Y/n yang masih menjalankan peran dengan baik sebagai Sohyun.

Tapi percayalah Y/n sedang bekerja keras agar kedoknya tidak terbongkar. Ia dan Sohyun adalah dua pribadi yang berbeda, dan sekarang Y/n dituntut agar menjadi Sohyun.

"Apa kau lupa kalau mereka sekarang sudah bekerja, mereka pasti--"

"Sibuk? Ck, semua anggota keluarga Kim pasti sibuk. Appa, Eomma, Kakek, Minhyun Ahjussi, kalian--"

"Sudah tau kalau kami sibuk, kenapa kau berbohong sedang sakit? Kami harus izin kerja karena dirimu."

Y/n kembali menoleh pada dua Kakaknya yang sekarang memandangnya dengan wajah dingin,  ini pertama kali ia melihat ekspresi itu. Kakaknya yang ini memang terkenal paling dingin dari yang lain, tapi tidak jika sudah berada di hadapan para adik perempuannya.

Tapi, kenapa sekarang tatapannya berubah? Pasti banyak yang sudah berubah setelah Y/n meninggalkan Seoul.

"Aku tidak meminta kalian datang, hanya memberi kabar kalau aku sedang tidak enak badan. Lagipula, memang tugas seorang Kakak untuk menjaga adiknya yang sedang sakit, kan?"

Yoongi berdecak lalu tersenyum miring, ia berjalan mendekati ranjang Sohyun dan berdiri di sampingnya. Jimin yang memiliki firasat buruk sempat berusaha menghentikan Yoongi, tapi tidak membuahkan hasil.

Jimin hanya bisa diam dan berdoa, semoga Yoongi tidak mengatakan langsung apa yang selama ini ia ceritakan pada para saudara laki-lakinya. Ini akan menjadi sesuatu yang buruk.

"Lalu bagaimana dengan dirimu yang tidak bisa menjaga adikmu?"

Y/n mengerutkan dahi, ia menatap Yoongi dengan penuh tanda tanya. Adik, dia adalah seorang adik. Dan dia tidak punya adik lagi, Sohyun hanya punya Y/n yang lama tinggal di London.

Bagaimana Sohyun menjaga Y/n jika mereka terpisah dengan jarak yang sangat jauh. Atau Yoongi punya maksud lain dalam pertanyaannya, atau-- ini pertanyaan untuk masa lalu Sohyun?

"Bagaimana dengan kau yang meninggalkan adikmu dan membuatnya kehilangan kesempatan untuk tumbuh lagi karena kecelakaan saat mengejarmu? Bagaimana dengan dirimu yang menyebabkan seorang Kakak terpisah dari adiknya karena pergi ke negara yang jauh. Bagaimana denganmu yang menyebabkan aku kehilangan dua adik perempuanku?!"

Y/n langsung membeku karena semua kalimat dari Yoongi menggunakan nada tinggi, ia benci seseorang yang berbicara dengan nada tinggi padanya. Tapi ia tidak bisa marah sekarang, posisinya ia masih dalam penyamaran sebagai Sohyun.

"Aku.."

Drtt!

"Hyung, Seokjin-Hyung menelphon,"

Yoongi yang semula masih menatap datar sang adik perempuan, memutar badan dan mendapati Jimin yang berjalan kearahnya. Jimin menyodorkan ponsel yang langsung di terima Yoongi.

"Ne, hyung?"

"..."

Yoongi melirik Y/n sekilas, setelah itu kembali memalingkan wajahnya. Sakit, itu membuat Y/n sakit. Jadi perlakuan seperti ini yang selama ini diterima saudarinya?

Y/n merasa bersalah. Ternyata kepergiannya memberi dampak buruk pada Sohyun, seharusnya saat itu ia benar-benar memberontak agar Ayah dan Ibunya membatalkan rencana untuk meninggalkan Seoul.

"Sohyun tidak apa-apa, dan aku tidak yakin dia benar-benar sakit. Seharusnya kau tidak perlu memintaku datang kesini, hyung. Aku melewatkan banyak waktu berharga hanya untuk ini."

"..."

"Ne, hyung."

Pip!

Yoongi menoleh pada dua adiknya dan memberi isyarat agar segera mengikutinya. Tapi Y/n menahan tangan Jungkook sebelum pemuda jakung itu berdiri.

"Oppa tetap disini."

"Sudah kubilang kalau kami sibuk."

Y/n menoleh cepat pada Yoongi dan memberi tatapan tajam. "Aku tidak meminta Yoongi-Oppa tinggal, aku meminta Jungkook-Oppa saja."

"Kau tidak paham kata sibuk, ya?"

"Pergilah."

"Iya. Kami akan pergi, kau telah berbohong dengan berkata kalau kau sakit. Kami tidak akan datang kalau tidak ada bukti yang benar." Setelah mengatakan ini, Yoongi keluar dari kamar Sohyun.

"Sohyun-ah, Oppa--"

"Pergi!"

"Mianhae," Jungkook dan Jimin juga keluar dari kamar Sohyun setelah mengecup singkat kening Y/n.

Y/n menatap nanar pintu yang terturup, pemandangan tiba-tiba buram, matanya memanas, ia tidak bisa membendung air matanya lagi.

"Kau adalah adik yang buruk, Y/n-yaa! Mianhaeyo, Sohyun-ah. Hiks."

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Kamis, 06 Desember 2018

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें