09.

4.7K 455 2
                                    

Y/n memutar bola mata malas, sungguh moodnya memburuk sepagi ini. Hanya karena respon berlebihan sang paman.

"Jangan lakukan jika kau masih ingin lebih lama di Korea." Lanjut Minhyun yang masih belum mendapat respon dari Y/n.

Y/n mengangkat bahu acuh, sedikit mendorong Minhyun mundur, dan berlalu melewatinya dengan wajah tanpa rasa bersalah.

"Hya! Kim Y/n, dengarkan aku!"

Langkah Y/n terhenti bersamaan dengan helaan napas kesalnya, ia berbalik, menatap Minhyun yang berjalan kesal kearahnya.

"Waeyo? Masalah tidak akan datang jika Kakek tidak tau. Dan kau-- jangan memberitahunya." Ancam Y/n sambil mengarahkan jari telunjuk tangan kanannya kearah Minhyun.

Setelah mengatakannya, Y/n kembali melangkah pergi, meninggalkan Minhyun yang masih terdiam memaku. Kim Minhyun, paman yang teraniaya.

Minhyun baru bergerak setelah Y/n mulai menuruni anak tangga, mencoba menyejajarkan langkah dengan sang keponakkan. Untung Minhyun tergolong pria tinggi dengan kaki panjang, otomatis langkahnya lebar, mudah baginya menyusul Y/n.

"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Y/n, kesal.

"Bisakah kau sedikit sopan? Aku pamanmu."

Y/n berdecak kesal, menghentikan langkah tepat pada anak tangga ke empat dari bawah, dan menatap malas sang paman.

"Ara! Mianhaeyo, Ahjussi."

Minhyun tersenyum tipis. "Perlu ku antar?" Tanya Minhyun.

Y/n menggeleng. "Aniyo, aku akan naik mobil." Jawab Y/n seraya memainkan kunci mobil di tangannya.

Minhyun terkekeh, lalu mengusak puncak kepala Y/n dan membuat poni pagar Y/n berantakkan.

"Aish! Ahjussi merusaknya." Y/n mengerucutkan bibir saat mengatakannya, tangan putihnya bergerak membenarkan poninya yang berantakkan.

"Hahaha, berangkatlah sebelum kakekmu bangun, aku akan mengatakan kalau kau pergi belanja. Dan jangan lupa bawa sesuatu saat pulang agar Kakekmu percaya kalau kau memang pergi berbelanja." Jelas Minhyun.

Dengan senang hati, Y/n mengangguk. Y/n tersenyum sebelum pamit dan mempercepat langkah untuk pergi.

.
.
.
.
.

Y/n barusaja memarkirkan mobilnya di halaman mansion yang tak kalah mewah dari mansion tempatnya tinggal.

Dengan langkah pasti, Y/n memasuki rumah besar bernuansa putih itu dan menganggapnya seperti rumah sendiri. Memang rumah sendiri, dia kan juga bagian dari keluarga Kim.

Y/n menyapa akrab beberapa maid senior yang bekerja di mansion itu, semua tersenyum ramah pada Y/n, termasuk maid muda yang sekarang berjalan kearah Y/n.

"An--"

"Pastikan kau memanggilku Y/n." Sahut Y/n cepat sebelum maid muda itu salah lagi menyebutkan namanya.

"Eh--ne. Annyeonghaseyo, nona Y/n." Sapa maid itu sambil membungkuk.

Y/n tersenyum dan membungku. "Ne, annyeong." Jawab Y/n singkat sebelum melanjutkan langkah menuju ruang makan.

Sampai di ruang makan, Y/n melebarkan senyum melihat Lim Ahjumma sedang berdiri membelakanginya, menghadap meja kompor, terlihat memasak sesuatu.

"Good morning, Lim Ahjumma," sapa Y/n dengan riang.

Lim Ahjumma membalik badan, lalu tersenyum dan mengangguk.

"Selamat pagi, nona Y/n. Wahh, pagi-pagi sudah datang kesini. Semangat sekali."

Y/n tersenyum. "Si malas Kim Sohyun memintaku mengantarnya ke kampus pagi ini, aku bisa apa? Adik yang baik harus menurut pada kakaknya, kan?" Jawan Y/n.

Lim Ahjumma terkekeh, rindu sekali dengan situasi seperti ini. "Nona Y/n ingin sarapan apa?"

"Yang ada saja."

"Hanya roti isi, atau Lim Ahjumma buatkan omelet?"

"Roti isi saja."

Lim Ahjumma mengangguk, lalu menyiapkan sarapan untuk salah satu putri keluarga Kim tempatnya bekerja.

Y/n menikmati sarapannya dengan tenang, lama sekali tidak makan roti isi super lezat buatan Lim Ahjumma. Y/n rindu, ia sangat lahap memakannya. Empat roti isi hanya tertinggal satu, dan yang terakhir pasti paling lezat.

Sayangnya, sebuah tangan lancang mendahului tangannya yang hendak mengambil roti isi terakhir.

"Hya! Itu milikku!" Pekik Y/n seraya mencoba mengambil roti isinya.

"Kau ini apa-apaan? Makan rakus sekali. Ini jatahku."

"Aku lapar, Shy. Gara-gara dirimu, aku tidak sempat sarapan di rumah." Kesal Y/n. Sohyun hanya mencibir dan melanjutkan makannya tanpa rasa bersalah.

"Dasar."

"Bukan karena aku, kau saja yang bangunnya telat." Sohyun malah meraih segelas susu yang seharusnya untuk Y/n.

"Hya! Kim Sohyun, bisa minta sendiri tidak?"

Sohyun mengedikkan bahu. "Ayo berangkat. Aku tidak mau terlambat dengan alasan berdebat tidak jelas." Sohyun beranjak dari duduknya, berjalan santai menuju pintu utama, meninggalkan Y/n yang diam menganga.

"Hya! Kim Sohyun. Kubantai kau di mobil nanti!"

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Jum'at, 23 November 2018

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Where stories live. Discover now