25.

3.9K 429 0
                                    

"Sohyun-ah? Gwaenchanayo? Oppa ada disini."

Oppa? Sohyun?

Y/n mencoba membuka matanya dengan susah payah, kepalanya terasa sangat berat, dan matanya panas. Sekali ia berhasil membuka mata, ia harus menutupnya kembali karena cahaya yang menembus matanya memberi efek setrum pada kepalanya, membuatnya semakin merasa pusing.

Setelah beberapa saat terdiam dengan mata tertutup, Y/n mengerjap pelan beberapa kali untuk menetralisir pandangan dan mengurangi rasa pusing.

Hal pertama yang ia lihat adalah warna putih membosankan langit-langit dari ruangan ini, ruangan yang bahkan tidak diketahui Y/n apa namanya. Yang pasti Y/n benci berada di tempat ini, senyap dan bau obat dimana-mana. Ini membosankan baginya.

"Sohyun-ah, apa ada yang terasa sakit?"

Y/n terdiam, lalu menoleh ke kanan. Ia  terdiam beberapa saat, memandangi sosok laki-laki yang sekarang berdiri di sampingnya, memegang tangannya, mengusap puncak kepalanya, dan menatapnya penuh kekhawatiran.

Lelaki yang terakhir kali dilihatnya 11 tahun lalu, lelaki yang sangat ia rindukan, tapi juga lelaki yang membuatnya sangat marah karena meninggalkan saudari tersayangnya.

Y/n mengarahkan pandangan kearah lain, mencoba mencari keberadaan dari para saudara laki-laki di sampingnya. Ia tidak yakin kalau mereka datang, dramanya sebagai Sohyun beberapa waktu lalu cukup untuk membuktikan siapa saja yang masih peduli pada Sohyun.

Dan benar, di ruang ini hanya ada tiga manusia saja. Y/n dan dua kakaknya, iya dua kakaknya yang bahkan sekarang tidak bisa mengenali kalau gadis di depannya ini bukanlah Kim Sohyun adik mereka, tapi adik mereka yang lain, adik yang lama berpisah dengan mereka, Kim Y/n.

"Sohyun-ah."

Y/n berhenti mengedarkan pandangannya, ia mengerjap pelan, baru menyadari sesuatu yang janggal. Tanpa babibu, Y/n bangkit dan duduk, ia mencabut paksa infus dan turun dari ranjang.

Seakan tidak ada siapapun di ruangan itu, Y/n berlari keluar ruang tanpa peduli dengan dua suara berat yang meneriakinya agar berhenti berlari. Ia terus berlari, bertanya pada siapapun yang sekiranya bisa memberi petunjuk tentang keberadaan saudarinya.

Hingga ia bertemu dengan seorang suster, Y/n menghentikan suster itu, mencoba mengatur napas yang terengah, lalu bertanya.

"Sus, pasien bernama Kim Sohyun di rawat di ruang mana?"

Suster itu terlihat bingung saat Y/n tiba-tiba menghentikannya dan bertanya. Tapi itu tidak bertahan lama, suster yang terlihat masih muda itu langsung menunjukkan ruang Sohyun karena memang ia baru keluar setelah memeriksa keadaan Sohyun.

Y/n menoleh pada ruang yang ditunjuk suster itu. "Oh, khamshamnida." setelahnya ia berlari meninggalkan suster yang menatapnya dengan wajah bingung.

Cekleck!

Y/n menghela napas, melangkah perlahan memasuki ruangan dominan putih dengan bau obat yang menyeruak, Y/n benci ini. Tapi ia lebih benci pada dirinya sendiri yang telah menjebak saudarinya sendiri ke dalam ruangan membosankan ini. Y/n menyesali semua yang ia lakukan sebelumnya, ia terus merutuki dirinya sendiri.

"Harusnya aku tidak perlu melakukan ini, dan kau pasti akan baik-baik saja sampai sekarang."

.
.
.
.
.

Disisi lain, Kim Seokjin, putra tertua keluarga Kim ini masih terdiam di tempatnya, di kursi yang berada tepat di samping ranjang tempat adiknya berbaring sebelum berlari keluar mneninggalkannya. Entah kenapa, ia tidak memiliki daya untuk mengejar adiknya itu.

Sementara pemuda lain berjalan mendekati sang Kakak dan menepuk pundaknya, membuat Seokjin menoleh dengan pandangan kosong.

"Hyung, ayo kita kejar Sohyun. Kita jelskan semuanya."

Seokjin hendak mengangguk, tapi suara pintu terbuka mengintrupsinya dan adiknya untuk menoleh ke sumber suara. Ternyata yang datang adalah saudara termuda mereka.

"Hyung, bagaimana keadaan Sohyun? Aku melihat seseorang berlari keluar dari sini dan masuk ke ruang lain, dia siapa?"

Seokjin bangkit dari duduknya dan menghampiri sang adik. "Itu Sohyun. Dia pergi kemana?"

Kim Jungkook, pemuda itu membulatkan matanya, ia tidak menduga kalau gadis yang berlari keluar dari ruang ini adalah adik kecilnya.

"Dimana dia, Jungkook-ah?"

Jungkook menoleh pada Kakaknya yang lain, Kim Taehyung, pemuda itu berjalan mendekati Adiknya.

"Hanya berjarak tiga ruang dari ruang ini, Hyung."

Setelah sang adik mengatakannya, Seokjin segera berlari keluar mencari ruang yang diberitahu Jungkook. Sementara Taehyung menepuk pundak sang adik dan memberi isyarat agar mengikuti.

Seokjin, Taehyung, dan Jungkook berjalan cepat beriringan menuju ruang yang Jungkook yakini tempat yang dituju Sohyun. Seokjin akan membuka pintu, tapi suara langkah kaki dan seseorang menyerukan namanya, membuat kegiatannya tertunda.

"Hyung, dimana Sohyun? Bukankah ini bukan ruangannya?" tanya yang paling pendek dari empat pemuda yang baru datang.

"Aku tidak tau kenapa, tapi Sohyun tiba-tiba berlari keluar dan Jungkook bilang melihatnya masuk ruang ini."

"Sudah kubilang kita tidak perlu repot meninggalkan jadwal penting hanya untuk menjenguk gadis merepotkan itu, hyung."

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Sabtu, 22 Desember 2018

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang