31.

3.8K 420 7
                                    

Selanjunya, kembali keheningan yang menguasai hingga mobil Jungkook terparkir di halaman sebuah bangunan tinggi. Y/n keluar dari mobil setelah Jungkook membukakan pintu untuknya, dan selanjutnya mereka berjalan beriringan memasuki gedung bertingkat itu.

Jungkook menghentikan langkah di lobby, ia bertanya dorm dari orang yang dicari adiknya. Sementara Y/n menunggu di tempat tak jauh dari Jungkook sambil mengawasi pergerakkan kakaknya, ia merasa ada yang aneh dengan penampilan kakaknya. Bahkan bukan hanya Jungkook, enam kakaknya juga memakai style yang sama, seperti sedang menyamarkan diri.

"Ada di lantai tiga, nomor 23A." ujar Jungkook pada Y/n yang dibalas anggukan, setelah itu mereka mulai berjalan menuju lift.

Saat dua kakak beradik itu masih menunggu lift terbuka, ponsel Jungkook berdering. Membuat pemilik ponsel langsung mengeluarkannya dari saku mantel dan memeriksa siapa yang menghubunginya.

"Seokjin hyung, Oppa angkat dulu ne? Kau keatas dulu saja, nanti Oppa menyusul."

Jungkook hendak berjalan keluar untuk mengangkat panggilan, tapi tangan putih Y/n menghentikan pergerakkanya. Y/n memasang wajah tak rela dan menggeleng, Jungkook menjauhkan ponsel dari telinganya dan memberi senyum untuk menenangkan sang adik.

"Dorm ini tidak sebesar taman kota, kau tidak akan tersesat disini. Lagipula Oppa tidak tau ini akan lama atau tidak, kau pasti sudah sangat ingin menemui mereka. Semoga mereka ada di dorm hari ini."

"Tapi Y/n tidak kenal mereka.."

"Salah satu dari mereka adalah sahabat Oppa.. Tenang saja."

Salah satu? Y/n melepas pelan lengan Jungkook yang ia tahan dengan separuh rasa tak rela, tapi senyum Jungkook meyakinkannya. Ia mengangguk pelan setelah itu berbalik dan masuk lift setelah lift terbuka, sementara Jungkook berjalan cepat keluar gedung dan melanjutkan aktifitas menelphonnya yang sempat tertunda.


...



Y/n menghentikan langkah ketika mata coklatnya menangkap tulisan yang terdapat di pintu. Nomor 23A, itu adalah nomor dorm yang ia cari.

Belum ada niatan untuk mengetuk pintu, Y/n masih berusaha menyusun kata untuk menghadapi seseorang yang membawa tasnya. Ia berpikir sangat keras. Haruskah ia meminta baik-baik? Atau malah marah-marah karena orang itu membawa paksa slimbag miliknya.

"Annyeong. Aku Kim Y/n yang kau tolong, bisa kuambil slimbagku?" monolog Y/n, namun selanjutnya ia menggeleng.

"Hey kau!! Kembalikan slimbagku!!" Y/n kembali menggeleng untuk monolog nya yang terkesan nge gas dan tidak santai ini.

"Bagaimana ya?"

Y/n bingung, tentu. Tapi disela kebingungannya, ia teringat sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang. Orang yang hanya menatapnya datar dan bertanya dengan santainya padahal saat itu ia dalam keadaan sekarat dan butuh pertolongan. Seseorang yang terus menggerutu sepanjang perjalanan ketika membawa Y/n ke rumah sakit tanpa tau Y/n masih bisa mendengarnya. Dan orang yang meninggalkannya di rumah sakit serta membawa slimbag miliknya.

"Aku tidak akan mengampuninya." geram Y/n.

Brak! Brak! Brak!

Y/n mengetuk pintu dengan tidak santai sehingga menimbulkan bunyi yang keras, ia tidak peduli dengan beberapa orang lewat yang menatapnya aneh. Yang ia peduli, beri pelajaran pemuda itu dan ambil slimbagmu lalu pergi. Itu saja.

Y/n bisa mendengar suara dari pintu, dan setelah itu pintu bergerak perlahan hingga memberi celah. Kepala seorang pemuda muncul dari celah pintu membuat Y/n kaget hingga mundur dua langkah.

Bukan hanya Y/n yang kaget, tapi pemuda itu juga terkejut dengan tamu tak diundang yang datang dengan membuat keributan. Pemuda itu mulai bergerak memunculkan seluruh tubuhnya yang ternyata cukup tinggi.

Y/n hanya terdiam bingung saat wajah -yang menurut Y/n seperti orang bule- itu menampilkan raut berbinar, dan pemuda itu bahkan tersenyum lebar. Lalu detik selanjutnya, pemuda itu berhambur memeluk Y/n tanpa ragu, membuat Y/n terdiam memaku tanpa tahu harus berbuat apa selama beberapa saat.

"Sohyun-ah? Kau baik-baik saja? Aku sangat menghawatirkanmu. Maap saat itu aku datang terlambat, aku tidak tau apa yang gadis itu lakukan padamu. Aku panik dan membawamu ke rumah sakit, tapi aku langsung pulang karena jadwal. Tapi sekarang kau mengunjungiku, aku senang kau baik-baik saja."

Jadi pemuda ini mengira Sohyun lah yang ada di depannya, Sohyun lah yang datang?

Tbc~

MunLovea
Jum'at 28 Desember 2018

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu