« Part 30 - The Love in The Pain »

180 8 1
                                    

"Kamu itu biru yang kelabu, jangan berlagak kuat, karena aku pun paham kamu sangat rapuh"

Heleh, jumps lagi ama author

❤ The Love in The Pain ❤

Ia tersenyum senang bukan kepalang saat ia temui gadis itu sedang memakan bekalnya dari kotak berwarna hijau muda yang berukuran sedang. Dengan cepat ia langkahkan kakinya menuju depan cewek itu. Mengacak rambutnya pelan.

"Suapin dong!" Cewek itu memutar bola mata malasnya. Sebelum akhirnya satu sendok nasi itu mendarat mulus ke mulut si pemuda.

"Yang iklhas dong. Nanti kalo gue udah gak ada. Bakal kangen loh!"

"Ih paan sih!"

Alam terkekeh pelan. Saat balasan ketus dari Anisah menyapa telinganya. Masih sama seperti tiga bulan lalu saat ia pertama mengenalnya. Oh bukan? Masih sama seperti setahun lalu. Saat Anisah masih jadi gadis lugu SMP yang selalu ia goda.

"Kita pernah sekelas kan?" Tanya lelaki itu. Anisah menghentikan kegiatannya, lalu menatap Alam keheranan. Sebelum ia mengangguk pasti sebagai jawaban.

Keadaan kembali sunyi, Alam tak berniat untuk meneruskan pembicaraan. Ia justru menatap Anisah dalam, sambil diam - diam hatinya merapal sebuah mantra jatuh cinta pada gadis itu.

"Nis, kalo seandainya lo dikasih kesempatan waktu tiga hari buat sama gue. Apa yang bakal lo lakuin? Dengan catatan ini tiga hari terakhir."

Anisah mendongak. Ia sedikit memikir jawaban untuk pertanyaan Alam. Sambil menimang - nimang sendoknya. "Tiga hari itu dihitung dari kapan?"

"Sekarang."

Anisah kembali memikirkan apa yang akan ia lakukan.

"Gue bakal bolos sekolah. Pergi ke alun - alun karena masih siang begini. Terus jajan cilok disana, sambil nitip rujak. Setelah itu, gue pengen ke dermaga yang katanya bagus, perjalanan ke sana satu jam. Cukup kalo kita ingin pergi kesana dan baliknya nggak kemaleman. Itu untuk hari ini.

Buat besok, gue pingin sebangku ama lo. Bercanda, main game gak jelas, bertengkar, jambak - jambak, lari - larian, pokoknya besok nggak ada kata nangis sekalipun. Pulang sekolah, gue pingin jalan - jalan ke timezone, makan di pingir jalan, terus mampir ke gramed.

Buat hari ketiga, gue pingin....

Gue pingin pergi ke angkasa, terus main bareng lo. Gue pingin liat bintang jatuh, terus berharap. Kalo kesempatan ini bakal diperpanjang jadi sejuta tahun lamanya. Karena tiga hari nggak cukup buat lakuin semua yang gue inginin. Tiga hari nggak cukup buat bikin gue puas."

Kalimatnya tersekat senyuman.

"Emang kenapa harus tiga hari? Padahal lo punya banyak waktu di dunia ini?" Tambahnya sebagai pungkasan. Alam diam.

"Tiga hari itu beribu detik. Bagiku itu sudah cukup dari apapun." Jawabnya membuat Anuisah tersenyum kalem. "Tapi bagi gue itu kurang cukup. Gue pingin bersama lo selamanya. Bahkan, selama lama lama lama nya!"

The Love In The Pain [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن