« Part 16 - The Love in The Pain »

300 15 1
                                    

" Peluklah aku. Hilangkan semua laramu. Ceritakan semua lukamu. Karena akulah obatmu"

The Love in The Pain ❤

Alam kini berada di rumah Anisah. Bajunya kini setengah basah. Ia bisa saja menggigil. Namun teh hangat yang baru saja disodorkan Fatimah - Ibu Anisah mampu membuatnya sedikit bertahan.

Ini semua karena ia dan Anisah yang nekat menerobos hujan yang lumayan deras.

" Nak Alam baju kamu basah. Nis tolong ambilin baju buat Alam!!" Ujar Fatimah pada Anisah yang masih berada di dalam. " Eh gak usah tante " Tolak Alam halus.

" Lho gimana sih. Baju kamu basah. Nanti gimana kalau masuk angin!!" Ujar Fatimah memaksa. " Udah biasa tante!! Sebentar lagi saya juga mau pulang" Tolak Alam lagi.

" Kok cepet banget Nak!! Anisah aja belum keluar!!" Ucap Fatimah lagi. " Keburu malem tante. Saya pulang dulu ya Tan!!" Pamit Alam.

" Nis...ini temennya mau pulang!!" Teriak Fatimah. Terdengar suara langkah yang dipercepat di sana. Tak beberapa lama pun Anisah keluar.

"Lho gak mau ganti baju dulu Lam!! " Ujar Anisah mencoba menahan Alam. " Keburu dicariin Ayah Nis! Yaudah aku pulang dulu ya Nis. Tante" Ucap Alam lalu menyalami tangan Fatimah.

" Hati - hati dijalan ya Nak." Ujar Fatimah sambil membalas salaman Alam. " Ati - ati masuk angin ya, Lam!!" Ucap Anisah juga. Sedang Alam hanya tersenyum simpul sebagai balasan lalu keluar dari rumah Anisah.

Anisah mengikuti Alam sampai ke teras. Alam tersenyum sebelum memakai helm lalu berlalu meninggalkan rumah Anisah.

" Pacar baru lagi Nis?" Tanya Fatimah langsung menyergap Anisah. " Temen Bun!!" Jelas Anisah.

" Yang tadi kan namanya Alam terus yang Excel - Excel itu gimana?" Goda Fatimah lagi. Kali ini membuat Anisah ingat akan orang yang dua hari ini tidak bertegur sapa dengannya.

" Excel ya Bun.... Dia juga temen kok!" Jawab Anisah lagi. Fatimah hanya tersrnyum melihat Anisah. " Terus kok gak kamu ajak ke sini Anaknya?" Tanya Fatimah makin membuat Anisah terpojokan. Anisah mencoba mengalihkan pembicaraan.

Anisah melihat jaket milik Alam yang basah. Ia pun langsung mengambil jeket itu. " Bun jaketnya Alam aku cuci dulu ya!!" Ucap Anisah menghindar dari pembicaraan itu.

" Lho Nis!!" Fatimah hanya geleng - geleng melihat gadis kecilnya kini sudah mulai besar. Putri yang dulu ada di gendongannya kini mulai menapaki jejak baru dalam hidupnya.

❤ The Love in The Pain ❤

Anisah kini menatap jaket yang kini sudah terlipat rapi di dalam Paper bag yang sudah ia siapkan. Anisah sangat menjaga jaket itu. Bayangkan ia rela dimarahi bundanya hanya karena menghabiskan pewangi untuk jaket ini.

Anisah langsung duduk di meja nya. Kelas masih lumayan sepi. Zahra juga belum datang. Zahra mana mungkin datang sepagi ini. Seperti biasanya Anisah pun berdiam diri di kelas.

Ceklek.
Suara pintu terbuka. Entah karena penasaran atau tidak. Anisah akan menoleh. Karena itu adalah bukti bahwa Anisah masih peka terhadap rangsang.

The Love In The Pain [COMPLETED]Where stories live. Discover now