« Part 13 - The Love in the Pain »

271 13 6
                                    


The Man Who Cann't Be Moved - The Script

" Kepada takdir aku bertanya mengapa ia selalu menyiksa dengan kebetulannya. Sedang aku disini masih berusaha melupakan kita yang tak pernah menjadi ada"

The Love in the Pain ❤

Anisah masih berusaha untuk tenang. Ia kini menenggelamkan wajahnya lagi dan menikmati melodi yang kini tidak lagi enak untuk didengar. Semua ini karena sosok yang kini tengah bercanda dengan Bintang. Sosok yang beberapa menit lalu menanyakan apakah benar ini meja dengan nomer absen 07.

Jadi sekarang posisinya Alam dan Anisah ada di barisan kedua. Belakang mereka ada Gilang dan Bintang, yang secara teknis sikap mereka sangat berlawanan. Bayangkan saja mulai dari tadi mereka berantem terus menerus hingga membuat Gilang yang sangat melambai sampai terjatuh. Keadaan mereka sangat jauh berbeda dengan keadaan di belakang mereka. Zahra dan Bihan. Ya!! Kedua orang itu sepertinya belum berbicara sepata kata pun.

"Lam gue punya julukan baru buat si cowok melambai!!" Usul Bintang membuat Bihan sedikit bergerak maju hanya untuk mendengarkannya.

"Apaan Tang?" Tanya Alam sedikit kepo. Sedangkan Anisah masih serius mendengarkan lantunan melodi miliknya.

"B K P!!!" Jawab Bintang antusias membuat Alam mengernyit heran. " Apaan tuh B K P?" Tanya Bihan mulai kepo.

"Banci kaleng pink" Jawab Bintang lagi kali ini disusul gelak tawa dari Bihan dan Alam. " Dapet ide dari mana lo?" Tanya Alam. " Entah..Tiba - tiba aja kepikiran!" Jawab Bintang. Alam hanya manggut - manggut.

"Ihh aku gak mau kalo dipanggil Banci tau gak!! Pokoknya apa yang kalian lakuin ke Gilang itu JAHAT!!!" Kali ini Gilang angkat suara karena dirinya telah di jelek - jelekan. " Ihhh aduh kita gak jelek - jelekin Gilang kok!!" Ucap Bintang sambil menirukan gaya Gilang.

"Trus tadi itu apa?" Tanyanya dengan nada melambai.

"Cuma ngehina!!!" Jawab Bintang seketika tawa mereka pecah. Namun beberapa saat kemudian mereka sudah fokus ke bangku masing - masing. Bihan mambaca buku ' Tere liye' miliknya. Bintang masih tidak jenuh untuk menggoda Gilang. Sedangkan Alam, garuk - garuk tengkuk tak tahu apa yang harus dilakukannya. Tiba - tiba terlintas sesuatu di benaknya.

"Nis lo dengerin lagu apa sih?" Tanya Alam sambil mematikan lantunan musik Anisah.

Anisah bingung kenapa musiknya bisa berhenti begitu saja. Ia melonggokkan kepalanya. Disana terlihat Alam dengar cengiran khasnya.

"Lo suka sama ' The script ' juga?" Tanyanya. " Iya, tapi gak terlalu fanatik kok" Jawab Anisah sambil berniat menghidupkan lagi musiknya. " Gue ikut!" Ucap Alam. Tanpa diperintah ia pun mencabut satu earphone milik Anisah dan menyumpalkannya di telinga.

Lagu yang kali ini dipilihnya adalah lagu milik band terkenal karena lagunya yang berjudul 'Superheroes'.

Lantunan lagu The Man Who Cann't Be Moved milik The Script terdengar indah di earphone milik Anisah.

" Cause you'll know it's just for you
I'm the man who cann't be moved
I'm the man who cann't be moved"

Anisah bersenandung kecil mengikuti iramanya membuat Alam terkekeh melihat tingkah gadis bertubuh mungil ini.

"Cie nyanyinya kayak dari hati. Buat siapa sih Neng ?" Tanya Alam sambil menaikturunkan alisnya.

The Love In The Pain [COMPLETED]Where stories live. Discover now