« Part 2 - The Love in the Pain »

716 42 10
                                    

"Kepada takdir aku bertanya, Mengapa tuhan hanya memberikan orang yang kita butuhkan bukan orang yang kita inginkan."

***
Baru beberapa langkah Alam meninggalkan kantin, cacing diperutnya sudah mulai berdemo meminta makanan. Apalagi jika ia membayangkan mie ayam milik Bu Asmi dengan ayam yang banyak ditambah 4 sendok sambal yang mengugat selera membuat cacing diperutnya semakin meronta.

Alam urungkan niatnya untuk kembali ke Bihan dan Bintang. Ia berbalik dan melangkah menuju kantin. Suasana dikantin sangat lenggang berbeda dengan beberapa saat lalu. Alam mengedarkan pandanganya lalu melangkahkan kakinya ke warung Bu Asmi. Dan tiba-tiba......

***

Pemilihan ketua kelas untuk 11 IPA 1 tidak dapat dicerna baik oleh Anisah, Ia memandang keluar jendela, tubuhnya masih dikelas namun pikirannya sudah pergi entah kemana.

Ingatannya menerawang jauh beberapa menit lalu. Tepat saat ia baru memandang 'Sang Pujaan' pergi dari kantin, tiba-tiba perutnya lapar. Ia beranjak dari bangkunya dan menuju warung Bu Asmi untuk membeli mie ayam. Bukannya fokus untuk berjalan ia malah melamun dan.......

Brukk

Anisah menabrak seorang laki-laki dan pantatnya mendarat mulus di lantai kantin, bau maskulin lelaki itu mengumbar menyeruak ke hidung Anisah. Ia membantu Anisah berdiri. Anisah mendongak ingin tau siapa pelaku yang menabraknya padahal sudah jelas bahwa Anisahlah yang menabrak lelaki tersebut. Sang mata teduh dan mata hazel terpaut untuk sekian detik. Setelah sama-sama sadar mereka saling membuang muka.

"Kamu gak papa " Kata lelaki itu dengan nada khawatir yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Anisah.

"Excel " Ujarnya sambil mengulurkan tangan, Anisah hanya bengong tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Lelaki itu seolah paham mengapa Anisah bengong.

"Emm, Namaku Excelian Bagaskara, kalau kamu??" Tanya lelaki yang namanya Excel itu.

"Oh , Anisah" Kata Anisah sambil mengangguk paham dan mejabat tangan Excel.

Njiiir ganteng banget nih anak

"Yaudah , sampai ketemu lagi" Kata Excel dengan tersenyum.

Hadeuh senyumnya bikin meleleh bang

"Dorr" Kata Zahra mengagetkan Anisah, Anisah bangun dari dunia imajinasinya

"Aduh ganggu aja Ra" Desah Anisah

"Udah hampir giliran lo tuh , buat voting, lo milih siapa" Tanya Zahra

"Emm" Gumam Anisah sambil berfikir

"Gimana kalo Excel, udah cakep, baik, dan tegas tuh kayaknya " Saran Zahra.

"A elah, pasti lu dukung excel karena dia cakep kan ??"

"Hehehe iya "

"Kalau gue pilih Tito kayaknya "

"Boleh tu " setuju Zahra.

"Serah lu "Cibir Anisah yang tak dihiraukan oleh Zahra.

Kejadian tabrak - menabrak tadi dikantin seolah membawa Anisah dan Excel dalam satu dunia, pasalnya setelah kejadian ternyata Excel dan Anisah satu kelas dan sekarang Excel justru mencalonkan diri sebagai ketua kelas.

The Love In The Pain [COMPLETED]Where stories live. Discover now