« Part 19 - The Love in The Pain »

241 13 2
                                    

" Bersamamu tak semudah yang aku kira. Karena berada di dekatmu selalu menghasilkan luka "

❤ The Love in The Pain ❤

Brakk....

Anisah menutup pintu kamarnya dengan cukup keras. Fikirannya masih cukup tabu untuk mengerti kejadian barusan.

Dadanya sesak. Seperti ada sesuatu yang benar - benar mengganjal. Entah sepertinya fikirannya tak terima bahwa Alam hanya menganggapnya sebagai teman. Ia tak suka dengan sikap Alam yang seperti itu.

Air mata Anisah luruh seketika. Sepertinya ia tak mau melihat kenyataan. Sepertinya ia sudah lelah berharap. Ia senderkan semua pilu dalam tubuhnya pada pintu lalu ikut luruh dalam deraian air mata yang juga jatuh.

Jika ia pemegang takdir. Maka Anisah tak akan memberikan hatinya pada Alam. Justru mungkin ia akan memberikannya pada Excel. Namun, takdir berkata lain. Ia justru salah mengariskan Anisah yang seharusnya tak ada dalam hidup Alam, justru tertarik ke dalamnya.

Anisah mengusap air matanya pelan. Baginya, percuma saja menangis toh tidak akan mengubah apapun. Semuanya juga sama. Gak ada yang bakal berubah.

Anisah mulai menegakkan tubuhnya lagi. Ia mendongak seolah menantang angin. Tangan mungilnya tergerak untuk membuka knop pintu menuju ke balkon kamarnya.

Anisah menatap langit yang seolah mengejek dirinya. Langit begitu bersih tanpa ada arak - arakan awan yang bergelung disana. Bintang - bintang seolah menertawakan remeh Anisah yang kali ini terlihat lemah. Bahkan sang bulan sepertinya telah terbahak.

Ping!

Bunyi notifikasi dari handphone Anisah. Layar berbahan titanium itu mengedip sejenak. Menampakkan ikon aplikasi line dengan nama Zahra tertera di sana.

Anisah tak peduli dengan pesan dari Zahra. Palingan yang ingin di bahas hanya tentang Bihan yang menembaknya di tahun baru atau bagaimana. Pokoknya Anisah tidak peduli.

Seolah tidak peduli dengan kegelisahan Anisah. Handphone itu mulai berderap kembali. Memunculkan hal yang sama. Dan bunyi yang sungguh memekakan suara. Dengan ogah - ogahan Anisah membuka pesan dari Zahra.

AzzahraFatimah: Nis Bihan itu gimana sih! Dia tanya ke gue kado ulang tahun apa yang cocok buat kak Gissele.

AzzahraFatimah: Ternyata Bihan itu cuma kayak laki - laki diluar sana.

AzzahraFatimah: Nis

Anisah mendelik kala melihat 3 pesan yang baru dikirimkan Zahra. Tuhan benar - benar tidak mengizinkan Anisah tidur dengan lelap malam ini.

Ping!

Belum sempat Anisah mengketikan jarinya di keyboard untuk membentuk suatu kosa kata. Namun, pesan dari Zahra datang lagi.

AnisahInhLestari: Laki - laki itu sama. Mereka cuma berjuang disaat belum mendapatkan. Dan disaat mereka udah dapet yang apa mereka mau. Udah deh! Ditinggalin gitu aja.

Entah ini Anisah yang langsung tersulut emosinya atau bagaimana. Pesan yang barusan ia kirim pada Zahra sangat panjang sekali, bahkan melebihi dari percakapan biasanya.

Anisah menghela nafas berat. Alam bukanlah siapa - siapanya. Ia tak punya kuasa untuk mengatur cowok itu.

❤ The Love in The Pain ❤

Alam kini berada di balkon kamarnya. Kedua tangannya ia gunakan sebagai penyangga tubuh. Alam mengernyitkan dahinya heran. Apa ia salah berkata hingga membuat Anisah bungkam.

The Love In The Pain [COMPLETED]Where stories live. Discover now