« Part 18 - The Love in The Pain »

300 15 0
                                    

" Lupakan semua lukamu hari ini. Lalu, Tertawalah sepuasnya. Karena aku suka itu."

The Love in The Pain ❤

Tahun baru. Kata itu identik dengan perayaan, kembang api, hang out bareng temen dan nunggu jam dua belas malam. Namun, kata itu juga yang hari ini membuat Anisah kelabakan sendiri.

Kamar yang tadi pagi rapi. Kini sudah seperti kapal pecah. Karena semua isi lemari sudah keluar dari tempatnya. Anisah berdecak kesal karena tidak menemukan satu bajupun yang cocok untuk ia gunakan malam ini.

Sedang di ruang tamu sudah ada Alam yang menggunakan kemeja  warna biru dongker yang dibalut dengan jaket hoodie senada namun di campur dengan warna abu - abu. Ia juga menggunakan jeans warna hitam dan sepatu vans dengan warna hitam berdominasi putih.

Alam menoleh ketika Anisah  menuruni tangga. Ia hampir saja ternganga karena penampilan cewek itu. Anisah masih berusaha merapikan rok abu - abu selutut miliknya yang dipadukan dengan kemeja berwarna putih. Bahkan, Anisah yang biasanya memakai sepatu kets kini ia memakai sneakers berwarna putih juga.

Alam mengembalikan kesadarannya yang semenit tadi sedang memuji Anisah. Ia tersenyum simpul pada Anisah.

" Lho Lam itu Anisahnya!" Suara khas emak - emak baru saja mengudara di ruang tamu membuat Alam tersenyum kepada Fatimah.

" Bun! Anisah berangkat dulu ya!" Pamit Anisah pada bundanya seraya mengulurkan tangan. Fatimah membalas uluran tangan Anisah.

" Tante, Saya pinjem anaknya bentar ya!" Ijin Alam dengan suara seraknya.

" Tolong dijaga ya Anisahnya. Jangan sampai lecet! Ini satu - satunya anak tante loh!!" Ucap Fatimah sambil mewanti - wanti Alam. Alam hanya mengangguk paham.

" Ih..Bunda. Yaudah Anisah berangkat!" Ucap Anisah lalu berjalan keluar. Sedang Alam masih menyalimi tangan Fatimah. Jujur saja, Fatimah sangat kagum dengan sosok Alam.

Setelah Alam mengeluarkan motornya dari halaman rumah Anisah. Anisah juga sudah duduk manis di jok belakang sepeda motor Alam. Alam segera menggas sambil mengerem sepedanya sehingga membuat deruman yang sangat kuat. Alam menoleh pada Fatimah yang sedang memandangnya. Lalu menganggukan kepala. Dan menggas motornya keluar dari komplek rumah Anisah.

❤ The Love in The Pain ❤

Alam menghentikan motornya dihalaman rumah Fino. Sesuai dengan percakapannya dengan Bintang beberapa minggu yang lalu. Ia akan menghabiskan malam tahun baru dengan teman - temannya yang gesrek bin gila ini.

Di sini sudah ada Mentari yang sepertinya memang sudah sah menjadi pacar Fino. Ada Zahra yang sedang dimodusin Bihan. Dan ada Bintang yang sedang meratapi kejombloannya dia.

" Nah!! Yang ditunggu baru dateng nih!" Ucap Fino menyambut Alam yang baru saja bergabung.

Pesta BBQ diadakan dirumah Fino yang halaman belakangnya luas. Disana ada kolam dan ada juga taman bermain ada tempat Fino bermain skate board. Fasilitas Fino sangat lengkap karena ia adalah anak Direktur perusahaan yang lumayan besar.

Berbeda dengan Alam, walau ia adalah anak Direktur yang perusahaannya lebih besar dari milik bokapnya Fino mana mungkin ia akan dapat fasilitas selengkap itu.

Zahra dan Bihan sedang membakar jagung untuk nanti malam. Sedang Bintang masih berusaha mencari dedek gemez yang kualitasnya bagus. Fino dan mentari pun masih asyik nonton video berduaan.

The Love In The Pain [COMPLETED]Where stories live. Discover now