« Part 5 - The Love in the Pain »

566 26 7
                                    

"Ada fase dimana kita akan merasa dicintai itu membahagiakan dibanding mencintai seseorang yang sama sekali tidak mengharapkan kita"

❤ The Love in the Pain ❤

Sepatu converse putih berdominasi hitam milik gadis bertubuh mungil itu tengah berjalan menyusuri koridor sekolah yang sepi. Bunyi nyaring yang dihasilkan derap langkah menghiasi sepanjang perjalanannya. Kedua tangannya memegang buku paket biologi. Raut wajahnya menandakan kebimbangan. Suara derap langkah disusul dengan rangkulan dari seseorang dibelakang mengagetkan gadis itu.

Yap!!
Excel dengan santainya merangkul Anisah dari belakang dengan senyum yang tak pernah ia turunkan dari tadi. Anisah memandang tangan Excel yang ada di pundaknya lalu beralih pada wajah Excel dengan senyum indah. Anisah terpesona dengan senyum Excel yang indah. Senyum yang dulu pernah menyambut perkenalannya.

Excel menyadari bahwa Anisah menatapnya dari tadi. Ia langsung menatap Anisah , hingga Anisah membuang tatapannya. "Aahh lo ngapain ngeliatin gue kayak terpesona gitu" ledek Excel

Blush!!
Pipi Anisah kembali menampilkan semburat merah muda itu. "Ciee malu cie , gak usah pakek ditatap kayak tadi gue udah tau kalau wajah gue itu ganteng Nis" Ucapnya menyombongkan diri.

"GR lu" Elak Anisah.
Mata Excel menyipit seolah ingin menyelidiki apa yang terjadi kepada Anisah. " Apaan sih lu!!" Decak Anisah lalu menyisihkan tangan Excel dari tangannya dan berjalan cepat seolah dikejar dedemit.

"Lah malu bener kan tuh " Teriaknya pada Anisah.

"Tapi kalo dilihat lihat gue cakep juga kok" Ucap Excel sambil membenarkan jambulnya.

"Jambul khatulistiwa mah cakep , eehh ralat khatulistiwa kan miliknya syarini, kalo abang Excel ma jambul 'Lintang Selatan' aja" Pujinya bermonolog lalu melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

❤ The Love in the Pain ❤

Matahari sudah mulai beranjak naik memancarkan sinarnya pada sang bumi. Terlihat seseorang laki - laki menggunakan jaket seragam dibalut dengan jaket hoodie berwarna navy dan sepatu vans tengah menggas motornya dengan kecepatan tinggi. Akhirnya sampailah laki - laki itu di parkiran SMA Bina Nusantara. Ia segera melepas helm dan jaket hoodie nya lalu berlari menuju gerbang yang masih sedikit terbuka itu.

Alam lega karena masih bisa masuk sekolahnya dengan aman. Koridor sekolah sepi karena bel masuk sudah berbunyi beberapa menit lalu. Alam melewati ruang guru dengan hati - hati. Bukannya cepat - cepat agar masuk kelas Alam justru masih mengaca memeriksa rambut yang tak sempat ia rapikan karena terburu - buru.

"Ternyata gue cakep walaupun rambut gue berantakan" Pujinya

"Baru nyadar kalo gue itu ternyata ganteng , haduh nikmat dunia ini" Ucapnya sekali lagi.

"Ganteng - ganteng telat" Suara cempreng mengagetkan Alam yang masih tengah asyik memuji pantulan dirinya di dalam kaca.

"Eeehhhhe , Bu Lilis " Kata Alam ketika melihat perempuan paruh baya itu dihadapannya. Sedangkan Bu Lilis hanya geleng - geleng melihat kelakuan muridnya.

"Lam Lam kok bisa telat sih" Ucapnya sedikit mengeluh.

"Anu tadi saya itu mimpi jalan - jalan sama Song hyek kyo , di ajak keliling Korea bu , Eh Bu Lilis tau nggak Song hyek kyo itu siapa ?? Bu Lilis pasti gak tau kan , Song hyek kyo itu pacarnya So joong ki yang gantengnya mirip saya buk" Cerocos Alam panjang.

The Love In The Pain [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin