« Part 6 - The Love in the Pain »

484 20 14
                                    

"Biarlah semua berjalan dengan apa adanya, berlalu dengan semestinya, dan berakhir dengan seharusnya."

The Love in the Pain ❤

Koridor gerbang mulai sepi karena bel pulang sudah berbunyi sekitar lima belas menit lalu. Anisah dan Zahra berjalan beriringan menuju halte bus. Anisah termenung karena tidak biasanya Excel bersikap seperti itu kepadanya.

Sedangkan di ujung gerbang sana Excel sedang melihat jam tangannya yang terus berdetak. Ia berniat untuk mengajak Anisah pulang sebagai permintaan maaf karena sikapnya yang tiba - tiba dingin pada gadis itu. Baru saja Excel ingin menjemput Anisah karena tak kunjung melewati gerbang tapi ia urungkan karena Anisah sudah berada di ujung koridor.
Excel tersenyum manis menyambut Anisah. Anisah hanya membalasnya dengan senyum tipis.

"Nis pulang bareng gue ya?" Tanya Excel sesikit berteriak karena jarak mereka agak jauh. Sedang Anisah hanya berjalan untuk memperkecil jarak diantara mereka. Setelah tepat di depan Excel ia mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Emm gimana ya.. Ehh jadi gini lo mau gak bareng gue pulang sebagai permintaan maaf gitu?" Jelas Excel tergugup.

"Kalo minta maaf itu yang jelas baru nanti ajak jalan - jalan , gue ma hafal modusnya cowok jaman sekarang!" Sahut Zahra membuat Anisah ingin sekali merobek mulut gadis disebelahnya itu.

"Em gu...ggg...gguue minta maaf ya?" Ucap Excel terbata - bata.

Nih anak tadi dingin ke gue sekarang tiba - tiba jadi kayak gini. ANEH!! Batin Anisah.

"Nah gitu dong cowok yang minta maaf duluan" Balas Anisah.

"Eeh seharusnya kan cewek tapi karena tadi gawat jadi cowok dulu!!" Sahut Excel dengan nada agak menyolot.

"Yeee kan aturannya cowok dulu mana ada cewek dulu!!" Balas Anisah tak mau kalah.

"Yee cewek dulu!!" Balas Excel membela dirinya.

"Cowok Excel!!"

"Cewek Nis!"

"Cowok ya cowok , ihh ni anak nyolot deh"

"Ehh Ceeeeeeeeeeeewwwwwweeeee Nis!!"

"Yaelah ngalah kek , pokoknya cowok dulu!!"

"Yeeh pokoonya cewek dulu"

"Gimana kalau banci aja!!" Decak Zahra yang dari tadi hanya bisa melongo seperti kambing congek melihat perdebatan Excel dan Anisah.

"Kalau udah debat ya , dunia serasa milik berdua yang lain mah ngontrak jadi kambing congek!" Decak Zahra kesal.

"Ih lo mah ikut ikut Ra!!" Protes Excel.

"Yee pokoknya cowok dulu!!" Kata Anisah sambil menginjak sepatu adidas milik Excel.

Excel meringis kesakitan karena injakan Anisah terlalu kuat , sedangkan Anisah memulai ancang - ancang untuk berlari.
Baru saja Anisah membalik badannya tapi ia malah hampir menabrak seseorang. Untung kaki Anisah berhasil mengendalikan langkahnya.

Alam tersentak kaget melihat tubuh mungil dari seseorang gadis hampir menabraknya. Bihan dan Bintang yang berjalan di belakang Alam hampir menabraknya karena ngerem mendadak.

The Love In The Pain [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon