« Part 1 - The Love in the Pain »

1K 47 17
                                    

"Meskipun tidak bilang, itu tetap cinta bukan ? Tak akan berkurang nilainya"
_Anonymous_

***
Pagi ini semua siswa SMA Bina Nusantara mengerumuni papan pengumuman yang berada di koridor ruang guru.

Salah satu dari semua siswa itu adalah Anisah. Ia rela berangkat pagi hanya karena ingin tahu di kelas 11 manakah ia akan ditempatkan untuk 1 tahun kedepan.

Tubuhnya yang mungil harus beberapa kali didesak oleh siswa - siswi yang sama penasaran dengannya.

Gadis itu melihat ke sisi kirinya dimana itu pengumuman untuk siswa yang masuk kelas 11 IPA 2, ia menutup mata sambil berjampi - jampi agar ia tidak masuk ke kelas itu lagi.

Semoga gak masuk kelas ini lagi, Anisah juga ingin masuk unggulan pertama Batinnya.

Matanya mulai terbuka untuk menjelajahi tulisan di kertas yang berada di depannya, jarinya meraba - raba kertas itu. Baru beberapa deret, tiba - tiba jarinya mengerem. Tepat pada absen no.7 Kelas IPA 2. Sebuah senyuman mengembang, matanya berbinar menunjukkan sebuah kebahagiaan. Di kertas itu tertulis "Alamsyah Gibran Rizaldi"

"Lo masuk IPA 2, lo pinter ya Lam " Ucapnya bermonolog, karena suasana sangat bising sehingga tidak ada yang menyadari bahwa Anisah ngomong sendiri. Bila ada yang tahu bisa - bisa dikira gesrek.

Ia melihat ke sebelah kanannya dimana pengumuman untuk Kelas IPA 1.

Dan yap, itu namanya . "Anisah Indah Lestari " terpampang nyata didepannya. Senyum manis ia kembangkan lagi, jantungnya seolah mau copot, kupu-kupu yang berada di perutnya seolah membludak ingin keluar. Ia keluar dari kerumunan tadi.

"Raaahhmmaa" teriaknya. Yang merasa mempunyai nama langsung menoleh.

"Gue masuk IPA 1 , Maa" Ucapnya histeris.

"Gue juga masuk IPA 1 kok" balas Rahma dengan ekspresi datar.

"Iiiish lo tu!! Selama ini IPA 1 itu mimpi gue, dan akhirnya gue bisa masuk sana" Ucapnya tambah histeris.

"Oh ya, lo masuk IPA 1" Timpal Mentari yang baru bergabung.

"Hidup gue napa gini amat, punya temen liat temen bahagia malah diejek, kasih selamat kek" Ucap Anisah sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya iya, selamat ya !!!" Ucap Zahra dari belakang.

"Idih ni anak, dapet kabel dari mana langsung nyambung "Ejek Mentari kepada Zahra.

"Dapet dari bang Somad tukang cilok kampung sebelah" Ujar Zahra ngawur

"Kok bisa ya, tukang cilok jualan kabel" Kata Anisah dengan wajah innocent.

"Dia jualan cilok ama jualan kabel kali !!" Balas Mentari yang tak kalah gesrek nya dengan Anisah.

"Pada gak waras semua nih, temen gue " Ucap Rahma sambil bergidik ngeri.

"Aaah udah deh !!, jangan bahas itu, emm kalian semua pada masuk apa" Kata Zahra untuk menghentikan kegilaan teman-temannya.

The Love In The Pain [COMPLETED]Where stories live. Discover now