« Part 28 - The Love in The Pain »

177 10 0
                                    

"Jika memang memilikimu adalah hal fana. Maka, izinkan aku ikut bahagia di sisa kehidupanmu"

The Love in The Pain

"Gak perlu."

"Gue denger semuanya."

Kalimat itu benar - benar menyita semua perhatian milik Alam. Laki - laki itu terperanjat bersama Valen yang ikut terngangah juga.

Tolong katakan pada Alam bahwa ini memang nyata. Dadanya berdegub kencang tak karuan. Membuat laki - laki itu masih stagnan pada posisi yang ia miliki. Ia menonyor kepalanya pelan.

Dan benar ini bukan mimpi.

Seulas senyum terbit dari bibir ranumnya. "Maaf gue salah," Ucapnya pada gadis pendek yang kini sedang menatapnya itu. Gadis itu ikut tersenyum.

"Makasih udah bener - bener ngehargai seorang wanita."

Alam berdecih pelan. Ia tertawa dibuatnya. "Huh! Akhirnya kalian balikan. AnisaLam Shipper aku mah. Yuhu! Kapalku berlayar lagi," Celoteh Valen senang bukan kepalang.

"Paansih lo gak jelas!" Alam menonyor kepala Valen. Membuat Valen yang memang sedikit lebih kecil dari ukuran tubuhnya itu terpelanting. Ia mendengkus pelan. "Sakit goblok," Rintihnya sambil memelototkan mata sayunya kepada Alam.

Alam hanya terkekeh. Ia masih mencoba mencerna ini. Satu detik yang lalu rasanya ia masih bergulat dengan sang hati untuk mengungkapkan masalah ini pada Anisah. Namun sekarang, semuanya telah tuntas.

"Nih gue balikin Alam buat lo," Kata gadis itu sambil menarik tangan Alam menuju Anisah. "Maaf udah pinjem gak bilang - bilang. Yaudah Dadah!" Ucapan itu diikuti olah langkah kakinya yang menjauh. Lalu hilang, karena terlalu jauh.

Alam masih menatap Anisah kaku. Jujur, suasana sedikit berbeda dari dulu. Seolah mereka dipertemukan kembali dalam jangka waktu yang lama. Cowok itu mendesah pelan. Berusaha mencari topik pembicaraan. Karena si gadis hanya terdiam.

Bangsat!! Kenapa jadi kaku begini ya? Sumpah dah.

Ia mendesah sekali lagi. Namun, si gadis masih stagnan diam.

"Lo nggak papa kan?" Entah pertanyaan murahan macam apa itu. Yang terpenting ia dapat membuka pembicaraan.

"Hah?"

Bodoh!! Goblok!! Rutuknya dalam batin.

"Lo nggak— Papa?"

"Gue sakit!" Mata Alam membelalak lebar. Menampakan pupil matanya yang bercahaya terkena sapuan cahaya.

"Sa—sakit? Dimana?"

Anisah tersenyum kecil. Tangan mungilnya bergerak terulur menyambut tangan Alam. Menuntunnya menuju bagian yang ia anggap sakit. Alam hanya membisu, membiarkan Anisah mengangkat tangannya.

The Love In The Pain [COMPLETED]Where stories live. Discover now