Hujan 33 |☔💧

683 42 0
                                    

"Masih bingung soal perasaan, kadang pikiran masih trauma dengan masa lalu. Namun ego masih tak berhenti mencintaimu"
_Hujan Nandira


"Udah aku kasih kode. Gak peka banget, dasar cewek!!"
_Afero Aditama





Sudah siap dengan seragam almamater SMAN Pelita Harapan.
Berjalan santai sembari menenteng tas menuju meja makan. Namun ada yang aneh dengan pagi ini.
Mama yang terlihat cantik dengan balutan batik, sementara papa tak kalah ganteng dengan anaknya yang bernama Reza itu.
Meja makan kini banyak makanan yang tersaji.
Seperti ada jamuan atau tamu penting.

"Ma ada apa ini?" tanyaku bingung.

"Ya ampun sayang, mama lupa. Hari ini kakak kamu akan lamaran" jelas mama.

"Lamaran? Sama Talila?" tanyaku lagi.

"Iya, kenapa?" jawab sewot Reza.

"Reza gak boleh gitu sama adekmu" sahut papa yang memprotes nada bicara Reza.

"Hujan hari ini gak usah sekolah dulu, soal izin nanti papa bisa hubungin wali kelasmu" saran papa dengan memajang senyum.

"Iya Hujan, buat hari ini aja kok. Kamu ganti sana pakai baju formal" suruh mama.

Lagi pula izin sekolah tiap hari juga gak kenapa-napa ma,hhe.

"Yah, padahal Hujan udah niat banget pakek nih seragam sekolah" rengekku.

"Padahal Hujan seneng kalau hari ini gak pergi sekolah iya kan? Pakai acara pencitraan" sahut Reza yang super bawel itu.

"Sudah kalian ini kenapa jadi ribut. Mama gak suka kalau kalian kek gini. Kalian sudah dewasa hlo, seharusnya saling melindungi" kata mama.

Aku pun segera kembali menuju kamar atas. Memakai make up natural gayaku, berbalut kain batik sepanjang lutut, rambut kugerai tak lupa dibagian poni kujepit dengan asesoris berbentuk kupu-kupu, memakai sepatu putih, dan membawa sebuah tas kecil berwarna pink polos.

Entah saat aku kembali ke tempat makan. Disana sudah ada Afero juga. Siapa yang mengundang dia?

"Hlo kok Fero di sini?" mencoba bertanya.

"Iya, papanya Fero kan temenan sama papa. Jadi apa salahnya kalau Fero papa undang" jawab papa.

"Nemenin kamu yang jomblo" sentak Reza.

Aku hanya menjulurkan lidah.

"Yaudah kita semua sarapan dulu. Ini masakan Bi Iyem. Dijamin enak banget" kata mama.

Selesai makan, kami semua berangkat dengan memakai mobil. Dan endingnya aku naik motor sama Afero. Karena mobil sesak dengan barang bawaan abang Reza.

Kukira hanya keluargaku saja, nyatanya segala saudara keluarga papa juga hadir. Sekaligus teman-teman Reza. Namun cowok berparas bule itu tak kunjung terlihat, ya siapa lagi kalau bukan Kent.

"Hujan..." panggil Afero.

"Apa?" balasku terkesan cuek.

"Pagi ini kamu kelihatan cantik" puji Afero.

"Cantikan mantan kamu" aku berdecak sebal.

"Kamu bisa gak sih gausah bahas yang sudah, itu cuma mantan" elak Afero.

"Setidaknya mantanmu udah bikin kamu bahagia, meski itu dulu" jawabku yang  tidak ditanggapi Afero lagi.

Dingin banget yakin deh, tau gini aku nebeng siapa gitu yang mobilnya kosong.

Hujan Januari (COMPLETED)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon