Hujan 5 | 💕☔

1.6K 92 3
                                    

Tubuhku yang begitu dingin, seketika lantai basah karena perasan seragam sekolah yang terguyur hujan dihalaman tadi. Namun untung ada sebuah handuk yang dapat menghilangkan sebagian air yang masih melekat dikulitku.

"Bagaimana kalau aku pulang saja, biarlah bu Ester marah kepadaku lagi, karna tidak sesuai dengan yg diharapkan bu Ester yaitu berdiri di bawah tiang hingga jam istirahat berakhir.Tubuhku sudah tak kuat, bahkan Fero yang anak Karate dan sering berbau dengan alam di SakaBhayangkara saja seketika ambruk" pikirku dalam hati.

Saat kupandang Afero dibalik tirai, tiba-tiba Fero siuman.

Saat kupandang Afero dibalik tirai, tiba-tiba Fero siuman

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Hujan......." panggilnya dengan pelan masih dengan setengah sadar.

"Fero? aku pergi dulu, ada urusan" pamitku secara terbata-bata.

"Maap fer..aku gak mau aja jika aku terlalu perhatian dan aku akan jatuh cinta sendiri itu pun akan sakit"  gumamku yang berbicara tanpa jelas.

" Kamu ngomong apa sih Jan? Aku gak paham" katanya.

Namun perkataannya tak kuhiraukan, aku tetap melangkah jauh darinya.

Aku juga agak merasa aneh dengan perkataan yang telah kuucapkan kepada Afero? Kok bisa ya gue bicara gitu!

Aku mulai berjalan meninggalkan ruang itu, kembali menelusuri ruang - ruang kelas dan hingga aku berada didepan gerbang. Aku keluar, tanpa izin.

Jujur aku udah khatam nglakuin ini.

Btw, tas aku? Aku tinggal di loker.

Untung saja bis segera datang.
25 menit akhirnya sampai halte bis yang ada dijalan Melati 52. Dan dilanjut dengan berjalan kaki yang menempuh waktu 10 menit saja. Karna rumahku dari halte bis ini cukup jauh. Rumahku berada digang masuk , bahkan sudah dibilang pelosok Desa. Untung saja hujan sudah berhenti. Cahaya matahari mulai menyinari kota Bandung ini.
Kali ini hujan telah bersahabat denganku.

☔☔☔

Malam itu, suasana begitu sepi.Mungkin yang terdengar ditelingaku hanya suara jangkrik bernyanyi. Tubuhku lemas, Ditambah lagi flu dan batuk yang tak kunjung berhenti. Ayah belum pulang, padahal ini sudah jam 09.00 WIB. Ibuku rupanya mengetuk pintu kamarku.

*tokkkk tokkk tokkk..

"Masuk bu" kataku.

Dibukalah pintu kamarku.
"Baiklah, ibu bawakan makanan dan minuman kesukaanmu" ucap ibuku dengan suaranya yang lembut.

"Makasih bu.."

"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Hujan Januari (COMPLETED)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon