Hujan 4 | 💕☔

1.9K 112 22
                                    


"Terkadang pikiran masalalu masih terbayang dan masih ragu karena masa lalu juga"
_Hujan Nandira.

"Masa lalu adalah teka-teki, tapi jangan sekali-kali kau ingin mengetahuinya"
_Afero Aditama.



"Ehemm.. Pegang aja yang erat biar tambah sayang" tegurnya.

"Apaan? Sorry ya, Aku tadi cuma refleks... mending megang sapi timbang sama Tuan Afero" sinisku.

"Aku kasih tau ya? Sapi gak mau dipegang sama kamu" cibir Afero yang sok tau banget.

"Kemarin aja, sapi pada antri minta tanda tangan ke aku. Biasalah artis kan aku ini!" celotehku penuh pede.

"Idih"

"Eh jam berapa?" tambah Afero yang sok bertanya.

Kulihat jam tangan mungilku yang menempel dipergelangan tanganku, menunjukkan pukul 07.15 wib.

"Tuh kan!!! Kita telat, ini semua gara - gara you. Belum ngerjain tugas ekonomi pula.. Pokok nya you harus tanggung jawab juga" marah dan kesal bercampur menjadi satu olehku.

"Tanggung jawab? Kamu kira aku habis ngapain kamu?" tanya Afero meminta penjelasan.

"Dasar Omes! Ogeb kuadrat!" cercaku.

"Sabar kali..Semuanya ada jalan.Marah ? Apakah menyelesaikan masalah" jawab Fero pelan memperlihatkan sikap tenangnya.

Aku diam.
Dibawah Rintik hujan yang demi sedikit membuat rok dan jaketku basah. Rambutku mulai terlihat seperti orang selesai keramas.Tubuhku mulai dingin.

4 menit pun, sampai dihalaman sekolahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

4 menit pun, sampai dihalaman sekolahan. Dikarenakan parkiran luar sudah terlihat penuh dengan sepeda motor. Alhasil motor milik Afero terpakir dipojok halaman sekolah, yang ternyata disana juga sudah banyak motor terpakir. Suasana mulai terasa sepi, mungkin hanya terdengar suara hujan dan suara bising yang samar dari kelas pojok. Ya tepatnya kelas kakak kelas.

Aku dan Fero berlari menuju kelas 11 Ipa4, kebetulan kami sekelas. Jantungku berdebar kencang, aku hanya bisa menunduk dan menahan rasa dingin juga rasa gemetar melihat Bu Ester yang sudah menjemput kami didepan papan tulis putih.

" Sudah berapa kali Hujan, kamu selalu izin..selalu telat saat ada pelajaran saya, alasan musim hujan lah, Ketinggalan bis, dan sakit ataupun pura pura ada urusan keluarga. Sekarang mo alasan apa lagi? Sakit jerawat? " tegas bu Ester, guru ekonomi yang paling galak. Padahal hanya mata pelajaran tambahan.

Seketika murid tertawa terbahak-bahak mendengar kata jerawat. Yeah!! Gak sekalian bu. Sakit panu kadas kurap sariawan.

"Bu.. " pelanku dengan memasang raut muka polos.

"Sudah, sekarang kamu dihalaman sekolah hormat tiang bendera" ketusnya.

"Hla saya bu?" tanya Afero bingung.

Hujan Januari (COMPLETED)Where stories live. Discover now