Hujan 30 | ☔💧

691 47 0
                                    


"Jangan datang kalau akhirnya pergi, lebih baik datang lalu pulang namun kembali lagi"
_Hujan Nandira




Pagi ini kukira langit cerah, bahkan kicauan burung tak terdengar. Yang ada hawa semakin dingin, langit mulai gelap, suara gluduk samar terdengar.
"Oahmmmm" aku menguap begitu panjang, masih enggan untuk bangkit dari keranjang kamar. Selimut terasa nyaman sekali membalut  tubuh.

"Hujan bangun, buruan mandi" suara lembut mama yang ternyata tengah berdiri di samping keranjang kamar.

"Masih ngantuk ma, males sekolah pula" pelanku dengan mata masih tertutup.

"Hujan, kamu gak boleh malas. Ayo buruan, nanti kalau ditinggal abangmu gimana?" lanjut mama kembali.

"Biar ma ditinggal abang, lagi pula Hujan ngantuk banget. Ntar kalau tidur di kelas pasti kena hukum" alasanku.

"Hm, Hujan nanti mama bikinin kopi deh. Biar segar dan gak ngantuk. Lihat pagi ini hujan akan segera turun, kamu harus sekolah diantar Reza pakek mobil" jelas mama sembari mengelus-elus puncak kepalaku.

"Hm ya ya"

"Jangan cuma yaya? Sekarang berdiri dan masuk ke kamar mandi" tegas mama dengan suara yang berubah menjadi lantang.

Dengan gelagapan aku bangkit dan sangat tergesa  mengambil handuk yang tersampir di kursi.

Mama yang melihatnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Hanya butuh 7 menit untuk mandi. Seusai mandi aku menyiapkan segalanya yang perlu untuk dibawa ke sekolahan.
Setelah segalanya siap, aku turun dari lantai atas. Dan melesat menuju meja makan.

"Dimana papa ma?" tanyaku yang mencari keberadaan papa.

"Oh papa? Papa udah berangkat tadi pagi, buru-buru ada meeting" jelas mama sembari meletakan piring dimeja.

"Aku bantuin ya ma?" rayu aku.

"Gak usah, ntar piringnya pecah" timpal Reza.

"Apaan coba?" sebalku.

"Sudah duduk di sini aja yang cakep, terus makan terus abang anterin sekolah, jangan lupa ntar dikasih ongkos ya buat beli rokok" celoteh Reza.

"Jadi abang Reza ngrokok?" tegasku penuh jelas.

"Reza, sampai mama lihat kamu ngrokok. Mama gak segan-segan buat blokir kartu atm mu" sahut mama dari arah dapur.

"Nggak mah, Reza cuma bercanda doang kok. Habis nih Hujan bawel banget" elak Reza.

"Hah? Buset, dari tadi yang bawel lu bang" kerasku.

"Sudah jangan berantem, mama gak suka kalau kalian berantem gini. Kalian ini udah jadi saudara" pesan mama.

"Ya ma, gak berantem lagi" lanjut Reza.

"Tapi ma, kalau gak berantem. Gak seru!!" tambahku.

"Hm, Reza dijaga paru-parunya. Kamu ini udah dewasa, udah tau kan mana yang buruk dan mana yang baik. Jadi jangan sampai nyentuh barang haram, apalagi sampai terjerat kasus narkoba. Mama gak suka!" tegas mama dengan menggeret kursi untuk duduk.

"Iya ma, Reza tau itu. Reza bakal jaga nih tubuh, dan Reza gak bakal nakal" janji Reza dengan memasang senyum diwajahnya.

"Yaudah kalian buruan makan" suruh mama yang kemudian dibalas anggukan dari Reza dan aku.

Pukul 06.35 WIB aku duduk didalam mobil bersama Reza. Reza asik memainkan stir mobilnya sembari melantungkan beberapa lirik lagu yang ntah artinya apa. Karena lirik lagu bergenre english.
Aku hanya bisa diam menatap jendela kaca mobil yang mulai ditetesi oleh air hujan. Lagi-lagi Bandung diguyur hujan yang amat deras.
Kapan pagi hari cerah?
Habis kalau pagi udah hujan, buat nglanjutin aktivitas rasanya bad banget.

Hujan Januari (COMPLETED)Where stories live. Discover now