47 [b]

8.9K 564 10
                                    

Jendra masih berdiri pada posisinya sejak beberapa menit yang lalu. Setelah seminggu yang lalu, dan Diamond sudah pulang dari luar negeri, Jendra diam-diam selalu mengikuti ke mana pun Diamond pergi tanpa sepengetahuan Dania. Sungguh, Jendra tak pernah menginginkan hal seperti ini terjadi, otaknya bekerja dengan sendirinya.

Mata Jendra sama sekali tidak terlepas dari Diamond yang tersenyum lebar. Diamond sedang berada di sebuah cafetaria yang berada tidak jauh dari rumahnya. Diamond bersama Lyan-sahabat Diamond sejak kecil.

Jendra menantikan saat Diamond sendiri, tapi selalu gagal. Dia ingin berkenalan dengan gadis itu. Hanya itu! Namun lagi-lagi hari ini dia gagal.

Hingga keesokan harinya, Jendra mengikuti Diamond sampai ke toko buku. Kebetulan sekali Diamond sendiri saat itu.

Karena tidak tahan lagi, Jendra memberanikan diri mendekati Diamond yang sedang memilih novel yang akan dia beli.

"Hai...." sapa Jendra dengan sangat lembut. Diamond memiringkan tubuhnya, menatap lelaki di depannya dengan sedikit mendongak.

"Kau berbicara denganku?" tanya Diamond yang diberi anggukan dari Jendra.

"Kau mengenalku? Sepertinya aku belum pernah melihatmu." Diamond mengerutkan keningnya. Dia melirik ke sekitar. Toko buku sudah mulai ramai, jadi dia tidak terlalu takut kalau Jendra macam-macam padanya.

"Jendra...." Jendra mengulurkan tangannya, Diamond dengan ragu menyambut uluran tangan itu.

"Diamond," ucapnya sembari menarik tangannya. Jendra tersenyum, jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Bahkan saat bersama Dania pun dia tidak seperti ini.

Diamond kembali fokus pada novel yang akan dia beli, dia membaca sinopsis yang ada di sampul belakang novel. Sementara Jendra terus mengamati Diamond.

Seandainya aku mengenalmu lebih dulu, pasti aku.... Jendra menggeleng dengan apa yang dipikirkannya. Dia sudah punya Dania, dia dia tahu Diamond adik Dania. Apa yang Jendra lakukan saat ini adalah hal yang salah. Tapi Jendra sama sekali tidak bisa memungkiri kalau dirinya tertarik pada Diamond.

"Bisa kita ngobrol sebentar?" tanya Jendra. Diamond berpikir sebentar, lalu mengangguk. Diamond memutuskan membeli 3 novel bergenre percintaan. Lalu setelah itu, mereka berbincang di sebuah kafe sampai lupa waktu.

★∞★

Sejak saat itu, Diamond dan Jendra semakin akrab, dan hal itu tentu saja membuat hubungan Jendra dan Dania mulai renggang. Karena juga Dania yang mulai sibuk mengurus pernikahannya yang tinggal beberapa bulan lagi.

Diamond dan Jendra memadu kasih tanpa sepengetahuan siapa pun. Bahkan Jendra berhasil membuat Diamond lupa kepada Gery—mantan kekasih Diamond.

Sampai suatu ketika, Dania mencium bau perubahan Jendra. Awalnya dia sama sekali tidak curiga pada Diamond, tapi melihat Diamond yang sering keluar rumah bersama temannya, Dania menjadi penasaran. Karena Dania termasuk kakak yang posesif pada adiknya. Dia sangat menyayangi Diamond.

Sehingga suatu ketika, dia menyadari dan tahu suatu kebenaran bahwa Jendra telah mengkhianati dirinya. Dania benar-benar marah besar dan perasaan cintanya berubah menjadi benci. Itu pun dia tahu saat dia mendengar perbincangan Diamond bersama Lyan yang membicarakan soal undangan. Sehingga ada rasa ingin tahu yang besar di hati Dania.

"Kau berengsek!" satu tamparan berhasil melayang di pipi kiri Jendra.

"Kenapa harus adikku, Jendra? Bahkan kau ingin menikahi dia? Bagaimana denganku? Kenapa kau tega melakukan ini, ha?"

Jendra diam seribu bahasa, bahkan dia sama sekali tidak sanggup mengucapkan maaf.

"Ini keinginanmu, kan? Baiklah. Aku kabulkan. Kau boleh menikahi adikku, dan biarkan dia tidak perlu tahu soal hubungan kita sebelumnya. Aku akan mmembicarakan ini pada ibu. Tenang saja, ibu tidak akan memberitahu pada adikku." Dania mengusap air matanya dengan kasar. Dia menatap Jendra penuh kebencian dan juga kekecewaan.

"Kau akan menerima balasannya, Jendra. Selamat tinggal!" Dania pergi dari hadapan Jendra.

Sungguh, dia sudah melakukan yang terbaik untuk lelaki itu. Bahkan dia berusaha belajar menjadi ibu yang baik. Tapi yang dia dapatkan hanyalah pengkhianatan dari kekasihnya. Yang membuat Dania semakin kecewa adalah, adiknya-lah yang membuat hubungan mereka hancur. Meski Dania tahu kalau Diamond tidak tahu menahu soal hubungannya dengan Jendra. Salahnya juga karena menyembunyikan semua dari Diamond. Padahal niat Dania adalah memberi kejutan pada adik kesayangannya itu, tapi malah dia yang diberi kejutan oleh kekasih dan adiknya.

"Tidak akan aku maafkan! Akan kubalas perbuatanmu ini, Jendra. Kau tak akan bisa hidup bahagia! Air susu kau balas dengan air tuba!" Dania meraih telepon genggamnya dari saku celananya. Dia berhenti melangkah saat sudah jauh dari Jendra.

Dia menyeringai saat di kepala cantiknya bermunculan ide-ide untuk membalaskan dendamnya.

"Aku tidak akan menyakiti Diamond, tapi orang terdekatnyalah yang akan menerima akibatnya. Akan kubuat dia kehilangan orang yang disayang hilang dan mati satu persatu!" Dania mengusap sisa-sisa air matanya. Lalu benar-benar pergi dari tempat itu.

Dan sejak saat itu, Dania benar-benar berubah drastis. Nekad melakukan hal-hal kriminal karena rasa sakit di hatinya yang begitu dalam.

★∞★

Begitulah singkat ceritanya. Udah ya, gak usah dipanjangin, biar cepet selesai cerita ini, hoho...

Jgn lupa di vote dan koment ya. Terima kasih♥

I Will Still Love YouWhere stories live. Discover now