Empat Puluh Satu

940 49 5
                                    

Cinta tau kemana ia harus pulang.

•••

Terkadang sesuatu yang selalu dianggap indah oleh orang lain,terasa menyakitkan bagi diri sendiri.

Terkadang perasaan itu selalu berpindah dan berubah setiap saat nya.
Kepercayaan hancur,kepercayaan hilang,dan rasa itu mulai goyah.

Terkadang,percaya atau tidak percaya,tidak semua hal indah bisa kita dapatkan. Dan percaya atau tidak percaya,hal menyakitkan justru bisa kapan saja kita genggam dan dapatkan.

Hidup berputar. Perasaan terhanyut. Entah apa yang menjadi akhir,bahkan gadis itu pun tidak tahu.

Ia bukan pembuat skenario,atau bukan juga pencipta alur cerita. Ia hanya pemain,hanya tokoh,memainkan segala peran yang telah di sediakan,siap menanggung beban di masa depan,dan siap mendapatkan segala yang menjadi akhir cerita nya.

Bahagia?
Sedih?

Gadis itu pun masih tidak mengetahui.

"SAHLA ARDYTA!!!" pekik seorang gadis tepat di telinga gadis berkuncir kuda yang tengah berjalan sambil melamun.

Gadis itu sontak terkejut,mendelik kesal karena hampir saja Rain membuat gendang telinga nya pecah.

"Apaan sih,gak usah teriak-teriak gak bisa?!"

"Lagian,lo kenapa jadi galau lagi sih? Ini bari selesai UN loh,kita harus nya seneng-seneng!"

Ah... Tepat satu minggu sekarang.

Hebat.
Semua berjalan seperti yang di harapkan.
Tidak ada sekalipun komitmen Sahla dalam belajar goyah karena masalah beberapa hari yang lalu,dan tidak goyah pun komitmen Sahla karena keputusan yang telah ia ambil beberapa hari yang lalu.

Hari-hari nya berjalan tenang?

Ah tidak juga.

Hari-hari nya berjalan dipenuhi kegalauan?

Itu juga tidak!

"La sumpah,selama UN lo kayak nya biasa-biasa aja. Kenapa sekarang galau begini lagi sih?!" sunggut Rain kesal karena ocehan nya selama di koridor yang begitu ramai dengan wajah berseri-seri anak kelas XII selepas UN tidak di hiraukan sama sekali.

"Fio lagi hm?"

Gadis itu melirik sekilas,lalu tersenyum kecut, "emang masalah gua apa lagi?"

Safda Fio Pranata.
Lelaki itu hebat,bisa memerankan peran dengan baik,sesuai yang Sahla harapkan setelah kesepakatan beberapa hari yang lalu.

Lelaki itu menjadi sosok yang benar-benar asing selama satu minggu ini. Walau terkadang tak sengaja mereka bertatap mata,tetap saja,lelaki itu tidak akan menyapa nya,dan Sahla pun memerankan peran nya dengan baik pula.

Menjadi sosok yang sama-sama asing.

Semudah itu?

Hebat bukan?

Rain berdecak saat hampir mencapai parkiran,seseorang mehalangi jalan nya. Tubuh nya menjulang tinggi,dan hampir saja Sahla menabrak nya.

SASAWhere stories live. Discover now