Tiga Puluh Lima

968 41 1
                                    

Bagaimana aku bisa terbang kelain hati jika sayapku patah karenamu

•••

Sahla mendengus kesal melihat lelaki berjambul yang masih berdiri di hadapan nya.

"Ih pulang sono"Sahla mendorong-dorong tubuh Safda agar menjauh bahkan memang berharap agar lelaki itu segera pergi.

"Ih pengen nungguin aja"Rajuk Safda dengan bibir yang mengerucut gemas.

"Dengerin kenapa sih? Udah untung mood gua lagi baikan gak ngusir lo secara kasar"Balas Sahla dengan lebih sengit membuat lelaki yang berdiri di hadapan nya menggeleng kuat.

Lagi-lagi kesabaran Sahla habis karena Safda.

"Aw,kok nyubit sih? Pedes banget lagi"Safda mengusap-usap lengan nya yang terkena amukan kecil Sahla.

"Ya lagian lo tuh di bilangin ngeyel banget. Gua tuh masih ada urusan sama anak KIR. Dan gua bakalan balik jam 5 sore. Ngerti gak sih?!"

"Iya ngerti. 2 jam doangan sih,gua bisa nungguin sambil duduk-duduk di kantin atau apalah gitu"jawab Safda kalem.

Sahla menyipit serius,tiba-tiba emosi nya terpancing lagi. "Oh... Jadi lo gak  mau pulang gara-gara mau mejeng di kantin,mau ngeliatin cewe cantik gitu? Mau genit-genitan sama cewe ya? Mau cari cewe baru gitu ya? Iya kan?!"

Safda mengernyit heran,kuping nya sedikit berdengung mendengar suara oktaf Sahla.

"Eng--"

"Tauah. Sono,sono mejeng aja di kantin cari cewe baru"Sahla meninggalkan Safda begitu saja membuat lelaki berjambul itu mau tidak mau harus mengejar gadis nya yang sedang sangat teramat sangat sensitif tidak jelas. Safda maklum kok.

"Panda,bebeb,sayang"

"Apaan sih gak usah pegang-pegang. Tangan lo penuh kuman" Sahla berusaha melepaskan cengkraman tangan Safda namun gagal.

"Aku jemput jam 5 oke"

"Gak,gak perlu. Sono ke kantin cari cewe baru"Sahla memutus kontak mata nya dengan Safda. Melihat sekeliling lapangan yang masih terasa terik.

Banyak pasang mata yang menatap terang-terangan adegan yang sedang terjadi,namun Sahla sedang tidak ingin peduli.

"Jam 5 oke. Love you"Sahla tersentak saat tiba-tiba Safda mengecup kening nya selama beberapa detik.

Safda tersenyum manis menenangkan,lalu pergi ke arah parkiran sekolah.

Mata Sahla bergerak gelisah,berusaha mengatur deru nafas nya yang tiba-tiba berdetak tidak beraturan.

"Dasar kambing,gua kan jadi malu"Sahla menutup wajah nya yang memerah lalu berjalan cepat meninggalkan lapangan dan pekikan tertahan para siswi yang masih ada di are sekolah.

**SaSa**

Safda cemberut. Hanya sepi yang menemani nya di dalam kendaraan beroda empat yang sengaja ia bawa pagi tadi.

Pupus,hilang,sirna sudah rencana Safda yang ingin mengajak Sahla jalan-jalan.

"Tau gitu gua bawa motor aja deh"Safda menghela nafas nya lalu menginjak pedal rem saat melihat lampu lalu lintas yang berubah menjadi merah.

SASAWhere stories live. Discover now