Tiga Puluh Sembilan

858 39 6
                                    

Aku hanya meminta waktu dan memberi waktu pada hatimu. Aku hanya ingin kejujuran,tidak hanya di pikiranmu,lisanmu,melainkan hatimu.

•••

Gadis berkuncir kuda itu menatap pintu kayu megah di depan nya dengan nafas satu dua. Rasa nya lelah berlari dari depan komplek perumahan sampai di depan pagar.

Alasan nya cuma satu. 'Ia telat 10 menit dari waktu yang di janjikan'. Terdengar lebay,tapi pepatah mengatakan bahwa waktu adalah uang.

Sahla mengatur nafas nya,merapikan rambut hitam nya,lalu melirik arloji putih yang sudah menunjukkan pukul 16.15.

Tok tok tok.

Perasaan nya aneh,tapi Sahla tidak terlalu memperdulikan nya.

Pintu besar itu terbuka lebar. Senyum yang semula terlukis di bibir gadis berkuncir kuda itu tiba-tiba meredup saat melihat seseorang yang ada di hadapan nya.

"Hai" sapa gadis yang ada di depan Sahla dengan wajah manis nya. Sahla dibuat iri seketika.

"H-hai"jawab Sahla sedikit canggung.

"Hmm.. Kamu cari siapa? Fio,Salman,atau bang Bagas?"tanya gadis itu to the point.

"Aku cari Safda" Sahla menatap gadis berambut kecoklatan yang ada di depan nya dengan sedikit intens.

"Kayak pernah liat"

"Oh yaudah masuk dulu yuk. Fio nya ada di dalem,tadi sih lagi mandi"gadis berambut kecoklatan itu menyambut ramah Sahla layak nya sang tuan rumah.

Sahla yang masih canggung dan berusaha mengingat wajah tak asing gadis itu hanya menurut dengan menyungingkan senyum tipis sebagai rasa sopan.

Rumah besar itu terlihat sepi. Seperti tidak berpenghuni kalau tidak ada salah satu asisten rumah tangga yang Sahla liat naik ke lantai dua.

"Tante lagi pergi keluar. Kamu minum apa? Biar aku buatin"masih dengan nada ramah dan senyum yang tersungging. Benar-benar membuat Sahla iri dengan wajah cantik nan manis nya itu.

"Eh enggak usah. Gak usah repot-repot" Sahla menjatuhkan tubuh nya di salah satu sofa dengan perlahan,begitupula gadis berambut kecoklatan itu.

Mata bulat gadis berambut kecoklatan itu mengerjap,lalu setelah nya mengulurkan tangan nya. "Sampe lupa,aku Athala"

"Aku Sahla" Sahla menerima uluran tangan Athala yang masih tersenyum.

"Hm... Kamu kembar ya?"tembak Sahla saat sudah benar-benar mengingat wajah Athala.

Athala terkesiap. Ia menatap Sahla yang juga balas menatap nya dengan tatapan penasaran.

"I..iya aku kembar. Kok kamu bisa tau?"

"Dulu aku gak sengaja pernah liat isi sketchbook nya ka Bagas,dan aku ngeliat sketsa wajah perempuan yang mirip banget sama kamu"

Tiba-tiba Athala terkekeh. "Sebagus itu ya gambar nya bang Bagas sampe kamu bisa ngenalin muka aku"

"Iya. Tiba-tiba inget aja gitu"

SASANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ