CHANCE - Chapter 45 (END)

9.5K 209 10
                                    

Rafaello's Scene

Milan, Italy.

"Selamat datang, Tuan." Sambut sang pelayan saat tuan rumahnya tiba di mansion besar yang telah Rafaello beli sebulan yang lalu di Milan, Italy.

Rafaello mengangguk pelan. Ia berjalan masuk ke ruang kerja nya. Segala barang yang ia bawa telah di bereskan oleh pelayan tadi yang bernama, Mich.

"Milan.." Desah Rafaello pelan sembari duduk di singgah sana nya.

Ia menatap segala foto yang terpajang di atas meja kerja nya. Ada foto mereka sewaktu kecil bersama Jessi dan Andrew yang tertawa bahagia melihat Kathryn yang menangis karena ada es krim di hidung nya karena kejahilan Thomas. Rafaello tersenyum kecil mengingat kejadian itu ditambah ia memperhatikan wajahnya yang hanya datar tanpa sebuah senyuman.

Foto kedua dirinya bersama kedua saudara kembar nya. Walau mereka kembar, mereka bukanlah kembar identik. Mereka seperti bukan anak kembar jika tidak ada yang tau.

Ia mengambil foto ketiga, dirinya diapit oleh kedua bidadari nya. Kathryn dan Jessi. Disini ia melihat sedikit senyum walau samar-samar. Benar-benar berhati es dirinya ini.

Ia memandang semua fotonya disana. Dirinya bersama Andrew. Dirinya ketika sedang memarahi Thomas karena jahil pun ada. Itu semua kerjaan sang Ibu yang senang mengabadikan foto mereka sewaktu kecil.

Ia menghela nafas panjang sembari menyenderkan kepalanya. Umurnya sudah menginjak 28 tahun. Di umur seperti ini dia bahkan belum memiliki pendamping.

Banyak orang mengira dirinya adalah penyuka sesama jenis atau gay. Tak jarang anak buah nya di kantor suka membicarakan nya secara diam-diam, namun ia tidak hiraukan.

Tok tok tok.

Rafaello menatap pintu yang diketuk oleh seseorang, "Masuk." Ucap Rafaello dingin.

Masuklah seorang pria bermata biru yang beda 3 tahun lebih muda darinya, "Ah, kau rupanya. Kenapa bisa ada di Milan?"

Laki-laki itu tersenyum lebar sembari duduk di hadapan Rafaello, "Aku memang sudah disini sejak setahun yang lalu, kak. Ayah membuka cabang perusahaan nya disini, dan Daddy bilang jika kau akan tinggal di Milan, makanya aku datang menghampirimu." Ucapnya.

"Begitu rupanya. Bagaimana kabar Ayah?"

"Dia baik. Hanya saja dia lebih sering murung sejak Ibu tiada."

Rafaello mengangguk pelan, "Aku yakin Ayah pasti terpuruk kehilangan Ibu."

Laki-laki itu mengangguk, "Ethan? Bagaimana jika kau tinggal disini bersamaku? Mansion sebesar ini hanya berisikan aku dan beberapa pelayan serta pengawal saja." Jelas Rafaello.

"Tinggal bersamamu, kak? Ah, ide yang bagus." Ethan tersenyum lebar sembari menerima tawaran Rafaello barusan.

***

Hari ini Rafaello sudah bekerja di perusahaan yang ia dirikan sejak 4 tahun yang lalu dengan bantuan Andrew tentu saja. Daddy nya adalah pembisnis sukses saat ia muda, bahkan ketika ia menua pun, ia masih ahli dalam mengurus perusahaan yang ada di New York. Sekarang, ketika ia pindah ke Milan, perusahaan Andrew yang ada di Mew York telah di urus oleh Thomas.

Adik perempuan nya? Ia memilih jejak Jessi yang menjadi model. Sekarang Kathryn telah menjadi model terkenal di New York. Bahkan telah banyak yang mengontrak nya untuk bekerja sama dengan berbagai desainer terkenal yang ada di Amerika.

CHANCE [END] #Wattys2019Where stories live. Discover now