CHANCE - Chapter 41

4.9K 230 2
                                    

Setelah semuanya usai. Kekesalan Jessi sudah ia curahkan pada Leon, akhirnya ia lega. Dan janjinya pada Andrew akan ia lakukan. Mereka akan menikah bulan depan, sebenarnya Andrew meminta untuk minggu depan langsung menikah karena tidak ingin menunggu lama. Namun Jessi ingin Andrew bersungguh-sungguh untuk menikahi nya.

Malam ini, mereka diminta untuk tinggal di rumah Leon dikarenakan salju turun tiba-tiba dan itu tidak memungkinkan untuk mereka kembali ke hotel karena kondisi Jessi yang tadinya sedang down karena terlalu lelah.

"Bagaimana kondisimu, sudah membaik?" Tanya Andrew saat Jessi bangun dari tidurnya. Jessi menyandarkan punggung nya di sandaran ranjang sembari tersenyum pada Andrew, "Ya, sedikit." Jawabnya.

Andrew memberikan sepiring makanan untuk Jessi, "Kau harus menghabiskan makanan itu, jika tidak aku akan marah padamu." Ancam Andrew. Jessi menatap Andrew dengan tatapan menilai, "Sejak kapan kau bisa marah padaku, hm?" Godanya.

Andrew tersenyum miring lalu mengecup bibir Jessi lembut, "Kau selalu menggodaku, Mrs. Styles."

"Aku masih berstatus Collins, Mr. Styles." Sergah Jessi saat Andrew mengubah nama belakang nya menjadi sama sepertinya.

"Jangan cerewet. Lebih baik kau makan sekarang, setelah itu kau harus meminum vitaminmu, mengerti?" Jessi memutar bola matanya acuh. Andrew benar-benar berubah total dari Andrew yang dulu. Yang egois, keras kepala, dan tak pernah romantis padanya.

Jessi melahap makanan nya hingga seperempat saja karena perutnya terasa begitu mual, "Kenapa?" Tanya Andrew khawatir.

"Aku sudah kenyang."

Andrew menatap heran pada Jessi, padahal dia baru saja makan beberapa sendok saja, "Kau serius? Bahkan ini tidak sampai setengah dari piringmu, sayang."

"Aku mau muntah." Ucap Jessi, "Ya sudah, kalau gitu kau istirahat saja. Tapi kau harus minum vitamin terlebih dahulu agar kondisimu tetap membaik." Jessi mengangguk lalu menerima sebiji vitamin dan segelas air mineral lalu ia kembalikan pada Andrew saat ia selesai.

Andrew membaringkan tubuh besar Jessi, "Good night and good sleep, sweetheart. Love you!" Andrew mencium kening Jessi lembut dan mengecup bibir Jessi dengan sangat lama. Ia belum ngantuk, jadi ia memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya saja.

Ia beralih pada perut besar Jessi. Ditariknya kaos yang Jessi kenakan hingga menampakkan perut besar perempuan itu, "Hai, anak Daddy. Selamat malam dan selamat tidur ya, sayang. Jangan nakal di perut Mommy, kasihan Mommy lagi sakit. Daddy and Mommy setia menunggu kau lahir, semoga kau selalu sehat ya. Kalau kau laki-laki, Daddy yakin kau akan setampan Daddy, dan jika kau perempuan, tentu kau akan secantik Mommy." Andrew mencium perut Jessi dan mengelus nya sangat lama disana.

Jessi terharu mendengar Andrew sedang mengajak anak nya berbicara. Andrew memang sering mengajak anak mereka berbicara, namun entah kenapa, mendengar kalimat yang sekarang ini, membuat Jessi begitu tersentuh. Ia sudah yakin akan menikah dengan laki-laki di hadapannya ini.

-

Andrew berdiri di balkon kamar yang ia dan Jessi inap dirumah Leon. Ia menghidupkan seputung rokok dan menghisapnya.

Semuanya telah usai, akhirnya ia akan mendapatkan Jessi tak lama lagi. Setelah itu hidupnya akan bahagia bersama keluarga kecilnya. Empat bulan lagi anaknya akan lahir, ia tak sabar bermain dengan anaknya.

Andrew melihat ada Leon di bawah sana sedang berbincang bersama Yuri. Wajah Yuri tampak sedih bahkan Andrew yakin perempuan itu habis menangis.

Kepulan asap keluar dari mulutnya. Ia masih memperhatikan sepasang suami istri itu tampak begitu serius mengobrol, bahkan tak jarang ekspresi Leon seperti menahan emosi nya pada Yuri.

CHANCE [END] #Wattys2019Where stories live. Discover now