CHANCE - Chapter 16

5.4K 231 1
                                    

Jessica's POV

Malam ini seakan dingin kurasakan. Semenjak hari dimana aku dan Andrew kembali bersetubuh, dia semakin protektif padaku. Entah kenapa aku suka dengan sikap nya yang itu, tapi tidak jika dia dalam kegilaan nya untuk memaksa kehendaknya padaku.

Aku menatap arloji di nakas kamarku, sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Kemana saja Andrew? Apakah dia sedang sibuk di kantor nya sehingga belum pulang hingga larut seperti ini?

Sudah berulang kali aku menelfon laki-laki itu namun tidak kunjung di angkat. Masalah aku dan Leon waktu itu sudah aku bereskan, dia juga mengerti akan keadaanku kala itu. Aku hanya tak ingin terjadi pertengkaran hebat antara dia dan Andrew. Sekonyol-konyol nya Leon, ia akan naik darah jika di tantang oleh Andrew.

Drrtt.. Drrrtt...

"Kau dimana?" tanyaku langsung saat nomor Andrew menelfonku, "Siapa kau?" Dahiku mengerut aneh. Kenapa malah suara perempuan yang aku dengar? Ah mungkin ini hanya sekretarisnya yang memegang ponsel Andrew.

"Aku Jessi, dimana Andrew?"

"Untuk apa kau mencarinya? Dia baru saja tertidur lelap disebelahku."

Mataku bahkan melebar dengan sempurna saat mendengar pernyataan itu, tidur disebelah nya? Apa mereka baru saja melakukan hal itu?

"Oh, maafkan aku telah mengganggu waktu kalian." Setelah itu aku langsung mematikan telfon kami. Aku tidak mau dianggap sebagai pengganggu kegiatan mereka. Siapa yang ingin kegiatan nya diganggu oleh orang tidak penting?

Tapi kenapa aku seperti ini? Aku memang tidak penting, bukan?

"Sialan."

Aku memutuskan untuk tidur lebih cepat malam ini. Supaya besok aku bisa mencari pekerjaan yang lain. Aku tidak bisa hanya berdiam diri dirumah tanpa melakukan apapun. Itu sangat membosankan.

***

Andrew's POV

Mataku membuka perlahan saat ada cahaya dari balik korden mengenai mataku. Disebelahku tidur seorang perempuan dengan begitu nyenyak, dia adalah sekretarisku. Ya, betapa gila nya aku bermain dengan nya yang notabene adalah sekretarisku sendiri. Kemarin aku merasa begitu frustasi karena gagal mendapatkan tender dengan beberapa klien yang begitu terkenal karena terkalahkan dengan perusahaan milik Leon sialan itu.

"Kau sudah bangun, sayang?" suara Lexi terdengar serak ditelingaku. Lembut namun tidak membuatku nafsu seperti Jessi.

Jessi?!

Dengan cepat aku mengecek ponsel milikku, dan ternyata mati! Sialan!

"Tadi malam Jessi menelfonmu."

Deg. Jessi menelfonku?, "Lalu apa yang kau katakan padanya?" mataku terbelalak saat mendengar jawabannya yang begitu bodoh. Dasar sekretaris payah! Tidak bisakah dia menjaga rahasia ku termasuk hal itu?!

"Bodoh. Aku tidak mau bertemu denganmu mulai hari ini, di manapun termasuk di kantor. Kau ku pecat." jelasku sembari mengenakan semua pakaianku dan segera pulang. Aku mendengar Lexi meneriaki namaku dan mencaci keputusanku yang seenaknya.

Aku mengendarai mobilku dengan kelajuan standar. Di dalam otakku hanya memikirkan reaksi Jessi saat mengetahui aku tidur dengan perempuan lain. Tapi tunggu dulu, aku hanya membutuhkannya, bukan menginginkannya untuk menjadi apapun di hidupku. Jadi untuk apa aku khawatir terhadapnya?

CHANCE [END] #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang