CHANCE - Chapter 31

4.4K 234 2
                                    

Dengan terengah-engah Andrew membopong tubuh Jessi masuk kedalam rumah sakit. Suster langsung mendatangi Andrew yang sudah berteriak lantang agar segera bertindak untuk membawa Jessi kedalam UGD.

"Cepat bawa dia ke UGD, segera!!" Teriak Andrew lantang. Suster itu pun mengiyakan dan langsung membawa Jessi yang sudah diatas brankar rumah sakit. Andrew mengikuti ke UGD, namun ditahan oleh sang suster agar menunggu diluar selagi Jessi diperiksa oleh dokter.

Andrew terlihat cemas, ia berjalan kesana kemari khawatir akan kondisi Jessi saat ini. Kenapa sekarang ia merasa bahwa ia begitu peduli pada perempuan itu, sementara hatinya masih untuk Elena, sang mantan istrinya itu.

"Andrew! Dimana Jessi?" tanya James cemas. Ia tadi sedang menjalankan meeting dengan beberapa klien, namun Andrew menelfon nya dan segera meminta nya untuk menyusul kerumah sakit karena ada suatu hal yang terjadi pada Jessi.

Andrew menatap James lirih, "Dia didalam dan sedang diperiksa oleh dokter." James mengangguk pelan, tatapan nya beralih pada jas yang Andrew kenakan bercampur darah.

"Apa yang terjadi pada Jessi? Darah itu?" Tanya James heran, Andrew menatap jas nya yang begitu banyak bercak darah saat menggendong Jessi di tubuhnya, "Ini darahnya. Aku tidak tau kenapa dia bisa sampai seperti ini. Aku menemukannya di tepi jalan dan itupun dalam keadaan pingsan dan sudah berdarah. Selangkangan Jessi mengeluarkan darah, James!" Ucap Andrew kesal. Entah apa yang ia kesalkan saat ini, ia juga tidak tau. Intinya ia merasakan kekesalan yang begitu mendalam.

"Selangkangan nya kau bilang?!" James terkejut mendapat kabar itu. Biasanya jika sudah seperti ini, kemungkinan besar bayi didalam kandungan Jessi terancam. Dan bisa saja berujung pada keguguran.

"Ya, tentu kau tau akhir dari kejadian itu bisa seperti apa." Andrew duduk di bangku yang ada di depan ruang UGD sembari menunggu hasil pemeriksaan dari dokter.

"Sudah pernah ku katakan, dude. Bahkan aku mengingatkan mu tentang hal ini. Kau akan menyesal jika saja anak mu keguguran seperti apa yang kau mau selama ini."

James bersandar di dinding bercat putih itu, "Jangan bahas itu sekarang, James."

"Terserah kau saja." Balas James akhirnya setelah tak berselang lama sang dokter kaluar dengan wajah yang tak dapat diartikan dengan jelas. Raut ketakutan diwajah Andrew tampak jelas saat James memperhatikan bagaimana nantinya ekspresi teman nya itu.

"Bagaimana, dok? Apa Jessi baik-baik saja?" Tanya Andrew cepat saat sudah berdiri di hadapan dokter dengan nama, dokter Maze.

"Nyonya Jessi sudah melewati masa kritis nya tadi, dan ada satu hal yang ingin aku katakan padamu, Tuan."

"..Um, sebelum itu aku ingin bertanya, siapa suami dari Nyonya Jessi?"

"Dia." James sontak menunjuk Andrew dengan cepat dan memasang wajah datar sedatar-datar nya saat Andrew menatap nya dengan pandangan 'apa maksudmu?!'.

"Baiklah, um, Tuan?"

"Andrew. Kau bisa memanggilku Andrew."

"Oh, baiklah, Tuan Andrew. Mari kita bicarakan di ruanganku saja."

Andrew mengangguk dan mengikuti dokter Maze ke sebuah ruangan tak jauh dari ruang UGD tadi.

-

"Istri anda mengalami pendarahan yang begitu parah. Sehingga.."

Andrew menunggu ucapan selanjutnya dari mulut dokter itu, "Sehingga apa dok?!" Bentak nya tak sabaran.

"Sehingga bayi kalian keguguran. Istri anda sedang hamil sekitaran tiga bulan, dan itu masih dalam masa-masa yang rawan dan bisa saja mengalami keguguran."

CHANCE [END] #Wattys2019On viuen les histories. Descobreix ara