CHANCE - Chapter 22

4.5K 208 0
                                    

Andrew menatap benci pada layar di hadapannya. Dimana itu menampakkan diri Jessi tengah bersama seorang laki-laki disebuah bar.

"Apa kau tau dimana lokasi bar itu?" tanya Andrew pada tangan kanan nya, "Ya, pak. Itu tak jauh dari sini."

Andrew diam sejenak dan berfikir bahwa ia harus melakukan sesuatu, "Temui pemilik bar itu, lalu paksa dia agar memberhentikan Jessi dari pekeejaan nya!" Tegas Andrew pada Bobby, tangan kanannya. Bobby pun menurut saja dan langsung melaksanakan tugas dari bos nya itu untuk segera pergi ke bar dimana Jessi bekerja.

"Aku tidak akan diam, Jessi. Kau yang memilih untuk pergi dariku, dan inilah akibatnya."

-

"Kau serius? Ah, hebat sekali." ucap Jessi saat mendengar kabar baik dari Leon bahwa laki-laki itu akan membuka cabang kantor nya di Canada.

"Kau mau ikut saat peresmian nya?" ajak Leon. Jessi menimbang tawaran Leon barusan, ia harus bekerja dan tidak mungkin ia meminta izin beberapa hari berturut-turut pada Lidya.

"Nanti akan aku pikirkan." jawab Jessi.

Dia saja belum memutuskan tawaran dari Elena, "Leon, aku kemarin bertemu dengan teman kecil ku. Dia menawarkan aku untuk bekerja di agensi permodelan miliknya. Bagaimana menurutmu?"

"Kau ditawarkan menjadi model?" Jessi mengangguk, "Apa menurutmu aku harus menerima tawaran darinya?"

Leon seperti berlagak tengah berfikir keras lalu dengan cepat ia mengangguk, "Kau harus menerimanya, kau kan cantik dan juga.. seksi." Leon sengaja mendesah di kata 'seksi' yang ia ucapkan sebagai pujian. Jessi memukul pelan jidat Leon karena laki-laki itu seperti tengah mengejeknya.

"Aku serius, Jessi. Kau harus menerima nya. Lagi pula, itu kan pekerjaan yang mudah."

"Mudah untuk para wanita dengan latar belakang yang baik. Tidak seperti-"

"Sstt.. Aku tidak mau mendengar alasan itu lagi. Kau harus bangkit, Jessi. Mau sampai kapan kau terpuruk dengan masa lalumu?"

Jessi menatap Leon dengan lekat, "Begitukah?" Leon mengangguk pasti, "Baiklah aku akan menerima pekerjaan itu."

-

Bobby tengah menunggu Lidya di kantor nya. Ia tadi tengah berhati-hati saat didepan tadi sedang ada Jessi dan Leon tengah berbincang ria. Ia takut kalau mereka ada yang mengenali dirinya dan menangkap basah Bobby berada disini.

"Anda mencari saya?"

"Iya, saya ingin berbicara denganmu. Kau pemilik bar ini, bukan?" Lidya mengangguk pelan dan menatap laki-laki berjas silver itu dengan lekat, "Ada apa?"

Bobby berdehem sejenak, "Begini, saya ada urusan dengan karyawanmu yang bernama Jessica Collins. Dia bekerja disini, benar kan?"

"Iya, lalu?" Lidya merasa akan ada hal aneh dari laki-laki ini, "Saya akan membayar anda dengan sangat mahal jika anda mau memberhentikan dia dari sini." Mata Lidya sontak membulat, "Siapa kau bisa melakukan hal ini pada karyawanku?" ucap Lidya sudah mulai kesal.

"Aku Bobby. Kau tak perlu tau apa urusanku dengan nya. Tugasmu hanya perlu menerima uang dariku, dan memutuskan pekerjaan nya dari sini, bagaimana?"

"Tidak! Jadi lebih baik kau pergi dari sini. Kita tidak memiliki urusan." husir Lidya. Ia sontak meninggalkan Bobby yang masih duduk di meja bar.

"Kau akan menyesal jika menolak tawaran ku, nona."

Akhirnya Bobby pun meninggalkan bar milik Lidya dengan membawa kabar buruk untuk bos nya itu. Dia akan sangat tau jika Andrew pasti akan marah padanya setelah mendengar hal ini.

CHANCE [END] #Wattys2019Where stories live. Discover now