CHANCE - Chapter 20

4.5K 201 0
                                    

Author's POV

Leon terkejut saat tubuh mungil itu jatuh dipelukannya. Dengan segera ia membopong dan membawa tas milik Jessica kedalam mobil. Tubuh Jessica basah total dan wajah perempuan itu pucat begitu juga dengan telapak tangannya.

"Bertahan lah, Jessi!"

Ia segera mengemudikan mobilnya menuju penthouse miliknya yang tak jauh dari rumah Laura. Ia sengaja memilih penthouse yang letaknya dekat dengan rumah keponakannya itu agar mudah bermain bersamanya.

Setelah ia tiba, ia membawa tubuh Jessi segera kedalam kamarnya dan menyuruh pelayan nya untuk menggantikan pakaian Jessi dengan kemeja serta boxer miliknya. Ia tau jelas bagaimana ekspresi Jessi nanti jika ia tiba-tiba bangun disebuah kamar tidak dikenal dan memakai pakaian laki-laki. Selain itu lucu untuk Leon menatap ekspresi Jessi, ia juga penasaran apa yang terjadi pada perempuan itu.

Ia menggosok kedua tangannya dan memegang tangan Jessi yang dingin agar merasa hangat, "Tolong bawakan handuk kecil serta air hangat ya." Pinta Leon pada sang pelayan rumahnya.

"Baik, Tuan." Tak lama kemudian pelayan itu membawakan sebaskom air hangat dan juga handuk kecil, dengan segera Leon membasukannya dan meletakkannya diatas kening Jessi agar merasa hangat dan tidak kedinginan seperti sekarang.

Leon membiarkan perempuan itu tidur, ia menahan diri untuk bertanya situasi Jessi saat ini di keesokan hari saja ketika Jessi sudah sadarkan diri.

-

Andrew merasakan rasa yang aneh. Sebuah rasa kehilangan yang begitu mendalam, jadi ia memutuskan untuk mengejar Jessi sebelum perempuan itu pergi jauh darinya.

Tiba-tiba saja hujan turun begitu deras, ia belum mendapatkan posisi Jessi saat ini. Namun ia melihat seseorang tengah berjalan di tepian jalan sendirian dan itu adalah Jessi!

"Aku mendapatkanmu." Gerutu Andrew, saat ia ingin menepikan mobilnya, sebuah mobil dari lawan arah berhenti dan keluar lah sosok Leon disana. Jessi sontak langsung memeluk tubuh Leon dengan kuat dan menangis sekencang-kencangnya.

Andrew mengepalkan tangannya di stiran mobil dengan begitu kuat. Ia tidak suka jika miliknya diambil oleh laki-laki lain. Miliknya? Andrew berfikir sejenak dengan kata-katanya. Apakah Jessi milik nya dalam artian Andrew dan Jessi sepasang kekasih? Andrew menampar dirinya kedunia nyata, menepis semua itu yang menurut nya tidak masuk akal sama sekali. Ia dan Jessi tidak akan pernah menyatu, ia hanya membutuhkan Jessi sebagai pemuas dan tidak akan lebih.

Dan dengan cepat pula ia melihat tubuh Jessi tergulai lemas di pelukan Leon. Jessi pingsan! Andrew seketika kacau, apa ia harus turun sekarang dan membopong tubuh Jessi kembali kerumah? Tidak. Tidak. Ia akan memakan omongan nya sendiri jika begitu. Ia sudah membiarkan Jessi pergi, maka sekarang ia harus biarkan Jessi pergi. Hanya tinggal waktu saja yang bisa ia gunakan untuk membuat Jessi kembali padanya atas kemauan wanita itu.

***

Jessi mengerjapkan matanya perlahan. Rasa sakit dikepala nya seakan menyerangnya dengan tiba-tiba. Ia melihat ruangan dimana ia bangun, ini bukanlah kamar dimana ia biasa tidur. Bukan di kamar apartemen nya, bahkan bukan pula kamar di rumah Andrew. Lantas dimanakah dia berada saat ini?

Argh, kepalanya sungguh seperti sedang berputar-putar di taman bermain saja. Pusing sekali. Saat Jessi tengah sibuk meneggerutu kesal karena kepala nya terus saja pusing, pintu di kamar itu terbuka dan muncul lah seseorang pria yang sangat ia kenal. Siapa lagi kalau bukan pria yang terakhir kali ia temui. Leon Hale.

"Hai, Jes. Bagaimana keadaanmu? Sudah membaik?"

"Hai, ternyata kau yang membawaku kesini. Dimana ini?" Bukannya menjawab, ia malah balik bertanya pada laki-laki itu.

CHANCE [END] #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang