CHANCE - Chapter 37

4.7K 209 5
                                    

21++

Kau akan bahagia jika sudah menemukan cintamu, jika hati dipaksa untuk menerima, kelak hati itu akan merasakan kekecewaan yang mendalam.
✖Chance Story✖

Andrew's POV

Tubuhku terbuai, ciuman kami sangat lah panas. Sudah sangat lama aku tidak mencicipi bibir manis Jessi, sudah sangat lama aku tidak menatap manik mata indahnya. Aku terlalu bodoh, memang. Dan sekarang aku sadar, aku tak ingin kehilangan nya lagi. Oh, Tuhan. Aku sangat berterimakasih padamu karena sudah memberikan aku jalan menuju keinginanku.

Jessi adalah perempuan yang membuatku tidak perlu menyembunyikan kebrengsekanku. Aku menjadi diriku sendiri, keegoisanku bahkan sudah Jessi alami. Kemarahanku, kegilaanku, dan apapun hal buruk itu Jessi sudah tau semuanya.

Aku membawa Jessi ke kamar yang ada di kapal ini. Manik mata indah itu menatapku dengan binar yang tak dapat aku artikan, semoga saja itu adalah binar kebahagiaan, "Aku sangat merindukanmu." Bisikku di telinga nya. Dia mendesah pelan, ah sial, aku sangat suka disaat ia mendesah di dekatku. Terdengar seksi..

"Aku juga sangat merindukanmu, brengsek!!"

Aku tidak masalah jika dia memanggil ku brengsek, bajingan, atau apa pun itu. Terdengar panas di telingaku dan disaat Jessi yang memanggilnya, itu terdengar baik.

"Aku ingin kau.."

Jessi menatapku sejenak, "Lakukan.." Detik itu juga aku tersenyum lebar. Setelah sekian lama aku tidak berhubungan badan dengannya, dan sekarang, inilah awal dari kami berdua.

Jessica's POV

Dia membuka pakaianku dengan kasar. Membuang nya kesembarangan tempat hingga aku hanya mengenakan pakaian dalamku. Ah, ini dia.. Tubuhku serasa panas saat ini, bersetubuh di atas kapal di tengah laut, dan nilai plus nya adalah aku bersama laki-laki yang aku cintai.

Aku mengerang pelan saat Andrew mencium leherku lalu secara perlahan turun ke payudaraku, berhenti di dua gundukan milikku menenggelamkan wajahnya seakan menikmati detik-detik nya disana. Aku seakan geli saat bulu-bulu halus di sekitaran wajahnya mengenai kulit ku.

Tangan Andrew bahkan tak bisa diam, ia terus menerus bermain di bawah sana, membuat kakiku sering merapat seketika karena terkejut akan kelakuan nya, "Andrew.." Cukup sudah! Aku tidak ingin seperti ini, aku ingin dia! Tuhan.. Terimakasih telah merubah hati si brengsek ini menjadi lebih baik padaku. Semoga perubahan nya bukan hanya permainan nya saja, kumohon.

"Sial, Jessi! Aku benci ketika kau merapatkan kakimu!" Geramnya, "Kau yang brengsek, Andrew! Aku tau kau sedang menggodaku!" Balasku. Mataku terpejam menikmati setiap sentuhannya, walau begitu aku merasa kesal.

Aku mendengar ia terkekeh pelan, lalu ia mengecup bibirku, "Kau tidak sabaran, Sayang."

"Lakukan saja, atau aku akan merubah pikiranku!"

Oke, sifat jalangku tampaknya muncul. Aku benci jika aku sudah seperti jalang di hadapan Andrew, laki-laki itu akan semakin menggodaku.

Dia melepaskan kaitan bra ku dan tak lama ia menurunkan celana dalamku hingga tinggal lah aku tanpa sehelai benang pun, "Tubuhmu semakin indah saja."

CHANCE [END] #Wattys2019Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt