CHANCE - Chapter 3

7.9K 331 3
                                    

18+ content!

----

Kami pergi ke sebuah kamar hotel yang tak jauh dari sini. Saat kami tiba, ia langsung melepas dasi yang ia kenakan. Aku menatap dirinya yang membelakangiku berjalan kearah lemari kaca berisikan beberapa gelas. Ia tadi sempat mampir untuk membeli beberapa minuman alkohol.

"Kau mau?" tawar nya. Aku mengangguk dan duduk disebuah sofa kecil.

Ia membawakan segelas wine untukku. Aku mengucapkan terimakasih padanya dengan diiringi senyuman kecil dariku. Jika diliat, ia sangat tampan apalagi ditambah bulu-bulu halus di sekitaran wajahnya. Menambahkan gairahku saat ini. Ah sialan!

"Kau siap?" tanyanya sembari duduk disebelahku. Ia merangkul ku dengan begitu intens. Tatapan nya juga tak kalah tajam, mata hijau nya membuat aku salah fokus.

Itu salah satu daya tarik pria ini, sialan. Sampai sekarang aku bahkan tidak tau siapa namanya.

"Tunggu dulu."

Ia sontak memundurkan kembali kepalanya saat akan mencium bibirku, "Ada apa?" tanya nya. Aku memicingkan mataku, "Aku belum tau siapa namamu." ucapku.

Dia tergelak pelan, "Aku Andrew Styles. Kau bisa memanggilku Andrew." Andrew. Bahkan namanya saja sudah terdengar hot ditelingaku. Jika aku meneriaki namanya saat orgasme pasti sangat mengasyikan.

"Bagaimana denganmu, hm?"

"Aku Jessica."

Andrew mengangguk dan mendekatiku dengan sekali gerakan. Tanpa ragu ia mencium bibirku yang dilapiskan lipstik merah. Aku membalas mencium bibirnya yang begitu kenyal kurasakan. Andrew bahkan memaksakan lidahnya masuk kedalam mulutku. Aku sontak memberikan akses masuk dan lidahnya bermain dengan milikku.

Andrew bermain disekitaran leherku yang jenjang. Aku tak bisa menahan gairah karena nya. Baru kali ini aku merasakan kepuasan akan melayani seseorang. Walau aku jijik dengan pekerjaan ini, namun aku tidak munafik jika aku ingin melakukan hal ini. Murahan sekali.

"Kau siap?" tanya nya dengan suara serak yang mungkin memang khas darinya.

Aku mengangguk sekali, "Tentu. Kenapa tidak?" aku melirik Andrew yang meninggalkan jejak senyum dibibirnya.

Ia membuka dress yang aku kenakan dengan begitu cepat lalu melempar pakaianku kesembarang tempat. Tinggal lah aku dengan pakaian dalamku saja. Aku sedikit merasa malu dan canggung di hadapannya. Aku mungkin melawan pikiranku yang tidak ingin melakukan ini, tapi saat melihat nya ada sesuatu aura nya yang membuat aku sedikit tertarik.

Ia mencium leherku yang jenjang dengan penuh nafsu seakan lapar dan tak sabar untuk memakanku. Aku menutup mata dengan sendirinya merasakan ciuman yang ia berikan padaku, sentuhan dari bibirnya sangatlah nikmat. Tubuh ku sangat mendustakan hati dan pikiranku. Ketika hati dan pikiranku menolak untuk melakukan ini, tapi tidak dengan tubuh ku.

Andrew langsung membuka semua pakaian yang ia kenakan dan membuangnya kesembarang tempat. Mata nya sudah terlihat gelap dan penuh dengan gairah yang tertahan. Aku menatapnya dengan nafas yang masih tersendat-sendat karena ciuman panas dengannya. Ia membungkus ereksi nya dengan bungkusan foil yang ia ambil dari balik saku di jas nya tadi. Aku sontak terkejut melihat miliknya dihadapanku. Dengan nakal ia memainkan miliknya di milikku setelah ia melepas semua pakaian dalam terakhir.

Aku menahan agar tak mendesah. Sialan! Tapi tubuhku tak bisa diajak kompromi. Bagaimana bisa aku seperti ini terus jika orang yang aku layani seperti nya?

CHANCE [END] #Wattys2019Where stories live. Discover now