CHANCE - Chapter 11

5.6K 255 2
                                    

Lisa. Ya, terdengar seperti pemeran antagonis di cerita-cerita dalam televisi. Namun, ia memang seperti pemeran itu. Lihat saja, permulaan aku bertemu dengannya sangat tidak enak. Dia menyebutku jalang nya Andrew. Itu sungguh brengsek!

"Kenapa kau diam?"

"Tidak, bukan apa-apa." jawabku acuh. Jujur aku tidak suka dengannya. Ia terlihat sombong dan keras kepala. Apakah dikeluarga Styles tertanam benih keras kepala? Andrew.. Kemudian Lisa. Sungguh gila.

"Kamar yang kau tempati adalah kamarku dulu. Jadi lebih baik kau pindah dari kamar itu, karena aku akan tidur disitu mulai malam ini."

"Pindah kau bilang?"

"Ya! Apa kau tidak mendengarnya, huh? Oh ya! Kalau perlu kau keluar dari rumah ini. Disini tidak menerima jalang seperti mu."

Ingin sekali aku mencubit bibir nya yang asal bicara dan tajam, "Terserah kau saja." ucapku lalu naik keatas menuju kamar dan mengambil beberapa barang pentingku disana dan pergi dari rumah ini. Kenapa Andrew tidak bilang jika adiknya akan tinggal disini? Kenapa ia tidak bilang jika ia memiliki seorang adik perempuan brengsek seperti Lisa?

Ah, kenapa ia harus mengatakannya? Apa hak mu, Jessi!

Saat aku selesai mengambil barangku, aku keluar dan sempat menatap wajah wanita itu dengan tajam. Ingin aku menampar wajah nya yang sok kecantikan itu.

"Bye bye jalang."

"Jangan pernah menyebut ku jalang!" teriakku dihadapannya.

"Lalu? Apa aku harus menyebutmu cinderella? Iya?!" Teriaknya.

"Itu hanya di anganmu saja!" Tambahnya. Semakin kesal aku dibuatnya. Lantas aku pergi dari rumah ini, bahkan baru saja tinggal beberapa hari disini, rasanya aku sudah lama berada disini.

Emosi ku menyeruak karena kata-kata yang dilontarkan Lisa padaku. Kasar! Itulah yang kurasakan.

"Jessica!"

Aku berhenti sejenak saat seseorang meneriaki namaku, "Kau mau kemana?" ternyata dia adalah Andrew.

"Pergi."

"Pergi? Kenapa?!" Andrew terkejut saat aku mengatakan aku akan pergi dari rumah ini.

"Kenapa kau bilang? Kau seharusnya tau, Andrew. Adikmu memiliki sifat yang sama keras nya denganmu. Aku tidak suka jika dia mengatakan aku adalah seorang jalangmu!"

Andrew memicingkan matanya tajam, "Jalang?" Rahangnya kemudian mengeras. Aku menatapnya dengan datar.

"Ayo."

"Aku tidak mau!"

"Aku bilang, ayo!" Aku seketika membeku. Wajah Andrew bahkan tampak menyeramkan melebihi wajah Lisa tadi.

"Kita mau ngapain?"

Dia tidak menjawab. Akhirnya Aku lebih memilih diam dan mengikuti alur malam ini. Bahkan aku sudah sangat lelah, jika aku memberontak pada Andrew, entah apa jadinya diriku malam ini.

"Lisa!!" Teriak Andrew.

"Mungkin dia ada di kamarku."

"Kamarmu?" semakin heran Andrew dibuat oleh kata-kata yang aku katakan tadi.

"Ya, dia bilang itu adalah kamarnya saat dulu. Jadi ia mengambil hak nya kembali."

Andrew tertawa jengah, "Apa kau percaya begitu saja? Bodoh sekali kau, Jessi."

"Hei! Kau dan Lisa sama saja!" geramku. Bibirku mengerucut pada Andrew yang kini menatap diriku seakan lelucon.

"Lisa!" teriak Andrew yang kesekian kalinya.

CHANCE [END] #Wattys2019Where stories live. Discover now